Oleh Rina Asrina, redaktur Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Seorang keturunan penjelajah Islam paling populer Ibnu Batutah mengaku melihat Indonesia sebagai surga dunia yang diberi keberkahan sumber daya alam dan manusia, dengan puluhan ribu pulau serta suku berpotensi besar menjadikan negara ini sebagai adidaya.
Selama lebih dari 40 tahun, Dr. Mohamed Zekrioui pria asal Maroko yang mengaku keturunan sang Penjelajah, telah mengikuti jejak kakek moyangnya dengan mengelilingi lebih dari 100 negara.
“Indonesia salah satu negara terhebat yang pernah saya kunjungi. Demi Allah, Indonesia adalah surga di dunia,” ujarnya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) baru-baru ini di Jakarta.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Dia berkeyakinan dengan semua kelebihan yang dimiliki Indonesia, negara ini mampu menjadi pemimpin negara-negara Islam baik dalam keteladanan, kebudayaan, dan perdagangan jika potensi ini dikeruk dengan baik oleh orang-orang di negara ini.
“Saya tinggal lama di Malaysia, saya sangat tahu Malaysia, tapi di sini beda. Lebih banyak keberagaman, lebih banyak populasi, lebih besar, lebih banyak kesempatan, lebih banyak potensi pengembangan wisata halal, lebih banyak potensi mengundang investor,” tegasnya meyakinkan.
Ibnu Batutah merupakan penjelajah dunia yang pernah singgah ke Nusantara. Pada abad ke-14, pria Maroko itu mampir ke Pasai, kesultanan di wilayah utara Sumatera yang telah memeluk Islam. Batutah pun membuat catatan bagaimana kehidupan di negeri tersebut.
Kini Zekrioui melanjutkan ajaran-ajaran kakek moyangnya dengan mengelilingi dunia, tidak hanya untuk melanjutkan dakwah Islam, tapi juga melakukan pertukaran kebudayaan dan perdagangan.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Menetap lama di Jepang, Zekrioui mendirikan sebuah perusahaan di negara itu yang berkiprah dalam ekspor dan impor barang dari negara-negara Islam yang dia kunjungi.
Perusahaan yang diberi nama Fuji Atlas 2057 tersebut bertugas melakukan perdagangan antar negara, pertukaran kebudayaan, kerajinan tradisional, pariwisata, termasuk investasi dan juga event organizer untuk kegiatan-kegiatan internasional yang sudah dilakukannya di kebanyakan negara Islam.
Berbekal surat al Hujurat ayat 10, Zekrioui yakin ada hikmah dibalik perintah Allah untuk berhijrah dan mengenal suku-suku lain di dunia ini. Salah satu hikmah yang dia rasakan saat ini adalah potensi ekonomi negara Islam yang kaya akan sumber daya alam dan kebudayaan yang bisa dijual dan diperkenalkan antara satu sama lain.
Oleh karena itu, mendirikan Fuji Atlas bersama adiknya merupakan salah satu tujuan untuk menjadi penghubung demi memperkuat ekonomi Islam.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Salah satu yang sedang ditekuninya saat ini adalah kerajinan tradisional negara-negara Muslim. Indonesia sangat kaya dalam hal ini, menurutnya. Sebagai Presiden Kerajinan Dunia di Muslim Center Jepang sejak 1984, Zekrioui sangat jeli melihat potensi kerajinan negara-negara Muslim.
Matanya mulai terbuka akan potensi kerajinan ini sejak 1974 saat dirinya mulai melakukan ekspor kerajinan dari Maroko ke Jepang dalam skala lumayan besar. Sejak saat itu, dirinya aktif terlibat dalam kegiatan yang berkisar seputar hal ini.
“Handycraft adalah simbol peradaban dunia. Setiap negara memiliki khas yang berbeda, oleh karena itu hal ini bisa menjadi identitas bangsa masing-masing yang bernilai jual tinggi,” ungkapnya dalam obrolan hangat bersama MINA.
Oleh karena itu, salah satu perusahaannya yang dia bangun saat ini adalah menggunakan keanekaragaman budaya sebagai pengenalan negara masing-masing. Meningkatkan pariwisata negara-negara Islam dan bertukar dalam hal ekspor dan impor.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Di samping negara-negara Muslim di Timur Tengah, Afrika dan Asia yang dia kunjungi, Zekrioui juga mengunjungi negara-negara Eropa dan Amerika untuk melihat dunia seperti yang Allah SWT perintahkan dalam Al-Quran.(L/R04/P007/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh