Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Berkaitan dengan kehadiran bulan Dzulhijjah, maka adalah sepuluh hari pertama yang dipandang memiliki kemuliaan lebih.
Ini seperti Allah sebutkan di dalam awal Surat al-Fajr:
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
وَ الْفَجْرِ * وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Artinya: ‘Demi fajar, dan demi malam yang sepuluh. (QS Al- Fajr : 1-2).
Ibnu Rajab menjelaskan, “malam yang sepuluh” maksudnya adalah sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah.
Pada ayat kedua Surat Al-Fajr, Allah bersumpah dengan menyebut sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini menunjukkan keutamaan sepuluh hari tersebut.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Jika semua makhluk yang Allah jadikan sebagai sumpah, maka itu adalah makhluk istimewa, yang menjadi bukti kebesaran dan keagungan Allah. Seperti “Wal Ashri” (demi masa), menunjukkan betapa pentingnya waktu. “Wadhdhuha” (demi waktu Dhuha), menunjukkan betapa pentingnya waktu Dhuha. “Wal Qolami” (dan demi pena), betapa pentingnya pena/alat tulis. Termasuk “Wal Fajri” (demi waktu fajar).
Karena itulah, amal kebajikan yang dilakukan dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah menjadi amal yang sangat dicintai Allah. Melebihi amal shaleh yang dilakukan di luar batas waktu itu.
Hal ini seperti disebutkan di dalam hadits dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Artinya: “Tidak ada hari di mana suatu amal shalih lebih dicintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah? Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati syahid dan hartanya diambil musuh).” (HR Bukhari).
Beberapa amal kebaikan yang dapat dilakukan pada bulan Dzulhijjah di antaranya, memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijah, terutama Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, memperbanyak bertakbir, bertahlil, bertasbih, bertahmid, beristighfar, dan berdo’a.
Amalan utama lainnya adalah Shalat Idul Adha (10 Dzulhijjah), berqurban (tanggal 10, 11, 12 hingga 13 Dzulhijjah), dan yang paling besar adalah menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi orang yang mampu menunaikannya. Ibadah haji inipun berlangsung pada bulan Dzulhijjah.
Semoga kita dapat memanfaatkan peluang meningkatkan ibadah dan amal kebaikan pada momentum sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah tahun ini. Aamiin. (A/RS2/RI-1)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang