Tel Aviv, MINA – Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengungkapkan, pihaknya membutuhkan 10 ribu tentara tambahan segera di tengah perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Menurut laporan Middle East Monitor, pada Senin (1/7), Gallant menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset.
Pekan lalu, Mahkamah Agung Israel dengan suara bulat memutuskan kaum Yahudi ultra-Ortodoks harus tunduk pada wajib militer, setelah puluhan tahun dibebaskan dari dinas militer.
Gallant menegaskan, militer Israel setidaknya bisa merekrut 4.800 tentara tambahan dari komunitas ultra-Ortodoks.
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
Israel telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera dengan serangan militer yang terus berlanjut terhadap warga Palestina di Gaza sejak Oktober tahun lalu.
Negara pendudukan tersebut menghadapi kecaman internasional atas kebrutalan serangannya, yang telah menewaskan sedikitnya 37.900 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 87.000 lainnya.
Sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, keputusan terbaru yang memerintahkan negara apartheid tersebut untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di selatan.
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza
Lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan di Rafah, namun hal itu tidak menghentikan Israel untuk menginvasi kota tersebut pada tanggal 6 Mei. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Ucapkan Selamat untuk Rakyat Suriah