Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KH Abul Hidayat: Islam Agama Cinta Damai Bukan Teror

Fauziah Al Hakim - Ahad, 4 September 2016 - 14:40 WIB

Ahad, 4 September 2016 - 14:40 WIB

408 Views ㅤ

Jpeg

Bogor, 2 Dzulhijjah1437/4 September 2016 (MINA) – KH Abul Hidayat Saerodjie, salah satu Pembina Pondok Pesantren Al-Fatah Indonesia, dalam tausiyahnya mengatakan, Islam adalah agama yang mengajarkan cinta damai, bukan menebar teror.

Ustadz Ahi, begitu biasa disapa, mengatakan hal itu pada Kajian Ilmiah Syubban/Pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah)  bertema “Penghayatan Hidup Berjamaah dan Berimamah Bagi Para Kader Penegak Khilafah” di Masjid At-Taqwa Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Ahad (4/9).

Ia menyebutkan, Islam itu maknanya damai, selamat, tunduk dan pasrah, “Jika ingin damai dan selamat, ya amalkan Islam,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa Islam adalah agama cinta damai, Islam bukan agama teroris, karena Islam bersifat ketuhanan. Islam datang dari Allah, bukan hasil pemikiran manusia dan bukan ideologi politik, jelasnya.

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

Karenanya, beda antara Islam dengan organisasi ideologi manusia yang mengatasnamakan Islam, lanjutnya.

Namun, baginya yang jauh lebih penting adalah umat Islam itu sendiri harus hidup berjamaah, bersatu. Sebab ini sesuai fitrah manusia sebagai makhluk sosial dan berjamaah adalah syariat yang terdapat dalam Al-Qur’an.

“Tidak mungkin manusia bisa hidup sendiri, karena manusia hidup itu saling memerlukan,” tegas Ustadz Ahi.

Ia juga menambahkan, penegakkan syariat Islam dibangun berdasarkan persaudaraan kaum Muslimin. Berbeda dengan politik yang dibangun atas dasar kekuasaan atau kerajaan.

Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar

“Saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membangun Jama’ah Muslimin di Madinah, yang Rasul bangun adalah masjid, bukan istana. Kemudian Rasul mempersaudarakan umat dengan dasar ukhuwah Islamiyyah dan menggerakkan shalat fardhu lima waktu dengan berjamaah.” (L/P006/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah

Rekomendasi untuk Anda