Banyumas, MINA – Pimpinan Ittihadul Ma’ahid Al Muhammadiyah (ITMAM) atau Persatuan Pondok Pesantren Muhammadiyah se-Indonesia, KH Yunus Muhammadi menyatakan, perlu keberanian dan nyali untuk menerapkan kurikulum terpadu di pesantren, khususnya di pesantren Muhammadiyah.
KH Yunus mengatakan dalam tausiyah dan motivasi dalam kegiatan Silaturahmi Keluarga Besar Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah di aula Kampus 2 di Kompek Asrama Putri di Desa Pernasidi, Cilongok, Banyumas.
Dia menegaskan pentingnya sistem kurikulum pesantren terpadu yang tidak memisahkan antara jam pelajaran umum (sekolah) dan agama (pesantren), karena keduanya saling melengkapi. Dikutip dari laman Suara Muhammadiyah, Rabu (3/5).
“Selain itu, faktor maju dan berkembangnya sebuah pesantren, juga sangat dipengaruhi oleh keikhlasan para pemimpin dan segenap asatidznya,” lanjutnya, dalam pertemuan bertema “Bersihkan hati, sinergikan visi dan misi menuju Zam-Zam yang Mandiri, Taqwa dan Prestasi”.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
“Saya bersyukur karena Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah sejak awal berdiri sudah berani dan punya nyali untuk menerapkan sistem pesantren terpadu. Akhirnya terwujud menjadi pesantren yang bagus dan berkembang, dengan mengintegrasikan sistem manajeman pesantren,” imbuhnya.
Muhammadiyah saat ini memiliki sejumlah 443 pesantren, dari Aceh hingga NTT. (R/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian