Khutbah Idul Adha 1439H Majelis Dakwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah)

Hikmah dan  

اَلْحَمْدُ لِله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ

مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا،مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَاللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

فَـإِنّ  أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِ , وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِى لنَّارِ

الله اكبر, الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah

Hari ini segenap muslimin di dunia, 1,57 milyar muslimin, melantunkan takbir, tahmid dan tahlil sebagai wujud kesadaran sebagai hamba Allah yang bergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lebih khusus saat ini sekitar 2,1 juta umat Islam sedang melaksanakan haji di Makkatul Mukarromah, berbaur menjadi satu komunitas yang sama, umat Islam. Meski berbeda suku bangsa, berbeda bahasa, namun mereka disatukan Allah dengan niat dan pakaian yang sama, karena mereka adalah saudara se-iman.

Adapun bagi muslimin umumnya, pada hari ini kita melaksanakan salah satu syari’ah dari syari’ah-syari’ah Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu shalat Idul ‘Adha dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban yang merupakan semulia-mulia amalan pada hari Raya ‘Idul Adha (hari Nahar) ini. Bahkan Rasulullah menekankan pentingnya berqurban dengan ancaman sebagaimana hadits berikut..

 

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah Shallallahu  ‘alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

“Barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berqurban, tapi ia tidak mau berqurban, maka janganlah ia dekat-dekat tempat shalat kami.”(HR. Ahmad, no: 7924, Ibnu Majah, no: 3114)

Ibadah haji dan qurban sekali lagi mengingatkan kita terhadap kehidupan keluarga Nabi Ibrahim, bagaimana mereka berjuang dan berqurban untuk mendapatkan ridla Allah. Ibadah tersebut juga mengokohkan semangat kita untuk merenungkan apa arti qurban dan ibadah haji pada masa kini. Haji dan qurban adalah syariat untuk pensucian jiwa, membersihkan kotoran yang ada pada hati kita, sifat-sifat ananiyah atau egoisme dibersihkan melalui ibadah haji dan menyembelih qurban. Kita tebar kepedulian sosial kita kepada sesama umat manusia melalui penyebarluasan daging qurban. Demikian pula persahabatan hakiki kita jalin antar sesama muslim se dunia melalui ibadah haji. Dengan demikian hikmah rangkaian ibadah haji beserta shalat & qurban di hari Iedul Adha, adalah :

Pertama:  Mendekatkan diri kepada Allah

Kata qurban secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab, yakni qaraba, yaqrabu, qurban wa qurbanan wa qirbanan yang memiliki arti dekat. Jadi, qurban berarti mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan perintah2-Nya. Dari sinilah muncul istilah ”Idul Adha”. Dengan demikian yang dimaksud dengan qurban atau udhhiyah adalah penyembelihan hewan dengan tujuan beribadah mendekatkan diri kepada Allah pada hari raya Idul Adha dan tiga hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Perintah berqurban bahkan disandingkan dengan perintah sholat: Maka laksanakan shalat karena Tuhan-mu dan berqurbanlah”  (QS. al Kautsar: 2).

Memang sudah seharusnya manusia mendekatkan dirinya kepada Allah, karena manusia membutuhkan petunjuk dan pertolonganNYA dan hanya Allahlah yang menguasai alam semesta, yang maha menentukan atas nasib segenap manusia dan seluruh alam ini.

 

Kedua: Membina ketaatan hamba kepada Allah

Pengorbanan besar yang dilakukan oleh Nabiyullah Ibrahim ‘alaihis salam beserta keluarganya tercatat dalam sejarah kemanusiaan yang diabadikan Allah dalam firman-Nya, seakan telah menjadi pondasi bangunan yang kokoh kuat ketika Allah berkehendak menghidupkan dan membangun kota Mekkah Al-Mukarromah.

Nabi Ibrahim memberikan teladan tentang ketaatan mutlak kepada Allah. Beliau melalui mimpi diperintah Allah agar menyembelih putra satu-satunya putra yang digadang-gadang menjadi penerus perjuangan, pelanjut silsilah keturunan dan penyambung tongkat estafet kenabian. Demikian pula Nabi Ismail, sang putra, taat dan ikhlas menerima perintah Allah yang diterima ayahnya.

Peristiwa sejarah tersebut diabadikan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. – Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya)”.  (QS. Ash-Shoffat: 109).

Dengan ayat diatas, Allah memberikan pelajaran kepada hamba-hambaNya yang beriman tentang ketaatan kepada perintah Allah subhanahu wata’ala. Begitu taatnya beliau hingga diperintah menyembelih anak kesayangannyapun beliau lakukan dengan ikhlas, tanpa pikir panjang tanpa ragu sedikitpun. Begitulah teladan ahli surga. Bahkan Allah memerintahkan Nabi Muhammad serta umatnya untuk mengikuti teladan Nabi Ibrahim.  Allah berfirman:

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif.” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah (QS. An-Nahl 123).

Ketiga:  Membina kesatuan umat

Umat Islam dari penjuru dunia, dari beraneka warna kulit, suku bangsa dan bahasa – mereka membaur dengan pakaian yang sama, dengan niat yang sama, mencari ridho Allah. Mereka membawa rasa cinta yang sama, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Keutuhan sebagai satu komunitas umat ini lebih terasa lagi ketika Rasulullah sendiri memimpin jamaah haji hingga haji wada’ yang terakhir bagi beliau. Itulah satu kesatuan umat yang utuh, perwujudan ummatan waahidah yang indah. Keutuhan umat ini terus berlanjut hingga masa-masa Khulafaur  rasyidin al-mahdiyyin. Kesatuan umat secara syar’iy memang menjadi pakaian umat, mewarnai gerak langkah sosial umat sehari-hari.

Allah berfirman :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpegang-eratlah kamu semuanya dengan tali (agama) Allah seraya ber-Jama’ah, dan janganlah kamu berfirqoh-firqoh. Dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran 103).

Dalam ayat ini terkandung hikmah kesatuan dan bahaya perpecahan:

  1. Hikmah Persatuan

Hikmah secara bahasa berarti kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, keadilan, filsafat, kata-kata bijak, kenabian, As-Sunnah dan Al-Qur’an.

Sedang menurut istilah, hikmah mempunyai beberapa pengertian di antaranya: kumpulan keutamaan dan kemuliaan yang mampu membuat pemiliknya menempatkan sesuatu pada tempatnya (proporsional).

Jadi yang dimaksud dengan hikmah hidup berjamaah atau persatuan adalah keutamaan dan kemuliaan orang yang hidup berjama’ah mengikuti Rasulullah  dan para sahabatnya.

Adapun hikmah persatuan yang terkandung dalam ayat di atas, diantaranya;

1). Merealisasikan Ibadah yang Sangat Penting

Firman Allah :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا 

Dan berpegangteguhlah kalian kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kalian berpecah-belah,(Q.S. Ali Imran [3]: 103)

Ketika menafsirkan ayat ini Asy-Syaikh Dr. Abdullah Al-Muthlaq berkata:

لُزُوْمُ جَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ أَهَمِّ الْعِبَادَاتِ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ بِهَا

“Menetapi Jama’ah Muslimin adalah ibadah yang paling penting yang diperintahkan oleh Allah.”

2). Mewujudkan Kasih Sayang dan Persaudaraan

(وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا(ال عمران

“Dan ingatlah kalian akan nikmat Allah kepadamu ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah melembutkan hati-hati kalian sehingga dengan nikmat Allah kalian menjadi bersaudara” (Q.S. Ali Imran [3]: 103)

Dengan hidup berjama’ah akan terwujud kasih sayang dan persaudaraan antara umat Islam sebagaimana yang dirasakan oleh para sahabat dari suku Aus dan Khazraj. Pada masa Jahiliyah kedua suku itu selalu bermusuh-musuhan bahkan sering terjadi peperangan di antara mereka. Tetapi setelah masuk Islam jadilah mereka bersaudara dan saling menyayangi.

Sementara Rasulullah SAW mengisyaratkan dalam banyak hadisnya tentang pentingnya persatuan diantaranya:

  1. Menyebabkan turunnya rahmat

Rasulullah  bersabda:

(الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ (رواه أحمد عن النعمان بن بشير حديث حسن

Al-Jama’ah adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (H.R. Ahmad dari Nu’man bin Basyir dengan derajat hadits Hasan)

  1. 2. Bertempat di tengah-tengah surga

Rasulullah  bersabda:

(مَنْ أَرَادَ مِنْكُمْ بُحْبُوْحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الْإِثْنَيْنِأَبْعَدُ (رواه الترمذي والحاكم وصححه

“Barangsiapa dari kalian menginginkan tinggal di tengah-tengah surga, maka hendaklah berpegang teguh kepada Al-Jama’ah karena setan bersama orang-orang yang sendirian dan dia dari dua orang lebih jauh.” (H.R. At-Tirmidzi dan Hakim menshahihkannya)

  1. 3. Selamat dari godaan setan

Rasulullah  bersabda:

(إِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الْإِنْسَانِ كَذِئْبِ الْغَنَمِ يَأْخُذُ الشَّاذَّةَوَالْقَاصِيَةَ وَالنَّاحِيَةَوَإِيَّاكُمْ وَالشَّعَابَوَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَالْعَامَّةِ وَالْمَسْجِدِ (رواه أحمد

“Sesungguhnya setan adalah serigala terhadap manusia seperti serigala menerkam kambing yang menjauh dan menyisih. Maka janganlah kalian menempuh jalan sendiri dan hendaklah kalian berjama’ah dan berkumpul dengan orang banyak dan ke masjid.” (H.R. Ahmad)

Oleh karena itu marilah kita hindari perselisihan di tengah umat, sebaliknya kita bangun kebersamaan dan kerjasama dalam membina amal ibadah secara kaaffah, sehingga terhindar dari ancaman Allah cz.zm firman-Nya :

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,(Q.S. Ali Imran [3]: 105).

الله اكبر, الله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

Hadirin rahimakumullah,

  1. Bahaya perpecahan

 

Perpecahan terjadi adalah akibat perselisihan (ikhtilaf). Perselisihan yang dilarang ialah perselisihan berupa saling membenci, saling bermusuhan dan saling mendustai yang mengakibatkan rusaknya hubungan, lemahnya Islam dan kuatnya para musuh Islam. seperti yang terjadi di kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) yang mengakibatkan permusuhan, saling membenci, pertengkaran dan sebagainya.

Perpecahan disamping menyebabkan turunnya adzab juga menyebabkan beberapa bahaya antara lain:

 

1). Menyebabkan hilangnya kekuatan

Firman Allah :

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (الأنفال [٨]: ٤٦

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”(Q.S. Al-Anfal [8]: 46).

2). Terlepas dari tanggung jawab Nabi

Firman Allah :

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (الأنعام [٦]: ١٥٩

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” (Q.S. Al-An’am [6]: 159).

3). Menyerupai orang musyrik

Firman Allah :

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (الروم [٣٠]: ٣١-٣٢

“Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”(Q.S. Ar-Rum [30]: 31-32).

 

4). Hilangnya agama

Sabda Rasulullah :

(إِيَّاكُمْ وَسُوْءَذَاتِ الْبَيْنِ فَإِنَّهَا الْحَالِقَةُ (رواه الترمذي

“Jauhkanlah dari merusak hubungan karena itu adalah pencukur agama.” (H.R. Tirmidzi).

 

5). Menyebabkan mati jahiliyah

Sabda Rasulullah :

(مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً. (متفق عليه

“Barangsiapa memisahkan diri dari Jama’ah sejengkal kemudian mati, maka matinya adalah mati Jahiliyah.” (Muttafaq alaih).

 

“Mati jahiliyah adalah mati tanpa memiliki Imaam yang ditaati.” (Syarah Muslim).

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Khusus untuk kaum muslimat, kami mengingatkan agar tetap menjaga nilai-nilai ketaqwaan dan kehormatan diri dalam kehidupan sehari-hari, serta agar berinfaq selesai shalat ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pada setiap akhir sholat Iedul Fitri atau Iedul Adha selalu menasehati kaum muslimat untuk bertakwa dan banyak bersedekah sebagaimana hadist berikut:

عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص صَلَّى يَوْمَ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلّ قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا ثُمَّ اَتَى النّسَاءَ وَمَعَهُ بِلَالٌ فَاَمَرَهُنَّ بِالصَّدَقَةِ فَجَعَلْنَ يُلْقِيْنَ تُلْقِي الْمَرْأَةُ خُرْصَهَا وَسِخَابَهَا. )البخارى( 

Dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya dahulu Nabi SAW melaksanakan shalat hari raya ‘Iedul Fithri dua raka’at, beliau tidak shalat apapun sebelumnya maupun sesudahnya. Kemudian beliau datang bersama Bilal ke tempat para wanita, lalu beliau menganjurkan mereka untuk bershadaqah, lalu para wanita bershadaqah, ada yang memberikan anting-antingnya, dan ada pula yang memberikan kalungnya. [HR. Bukhari]

 

DOA AKHIR KHUTBAH

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah       

Mengakhiri khutbah ini, marilah kita di hari Idul Adha ini memanjatkan doa kepada Allah. Memohon tetapnya iman dan islam dalam diri kita hingga khusnul khotimah seraya memohon ampunan dan ridho-Nya.

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَك الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

اللّهُم اغْفِرْلِلْمُؤْمِنِيْن وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّف بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَان وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُم عَلَى مِلَّةِرَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْابِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَامِنْهُمْ

اللّهمّ حَبِّبْ إلَيْنَاالإيمَان وَزَيِّنْه فِي قُلُوْبِنَاوَكَرِّهْ إلَيْنَاالْكُفْرَوَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَامِنَ الرَّاشِدِيْنَ

اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوْبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْن فِي سَائِرِ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

اللّهمّ أَعِزَّالإسْلاَم وَالمسلمين وَأَذِلّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْأعْدَاءَالدِّين وَاجْعَلْ دَائِرَةَالسَّوْءِعَلَيْهِم ياربَّالعالمين

اللهم عذّ بِ الكَفَرَةَالذ ين يَصُدُّوْنَ عَن سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْن رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكَّ

اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُم وَشَتِّت شَمْلَهُمْ وَخُذْهُم أَخْذَعَزِيْزٍمُقْتَدِرٍإنَّكَ رَبُّنَاعَلَى كل شَيْئ قَدِيْرٍيَارَبَّ العالمين

اَللَّهُمَّ اغْفِرلَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَيَانَاصِغَارًا، وَلِجَمِيعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةَ وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةَ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ،

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزِّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

Aamiin Ya Robbal ‘alamiin.

Wartawan: Rifa Arifin

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.