Khutbah Idul Adha 1441: Islam Menjaga Kemanusiaan

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA, Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Jabar

 

الْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.

الحَمْدُ لِلّهِ,الَّذِيْ صَدَقَ وَعْدَهُ ,وَنَصَرَ عَبْدَهُ ,وَأَعَزَّ جُنْدَهُ ,وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَاإِلهَ إِلاَّالله وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ ,مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ, وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ, وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّالله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَماَّ بَعْدُ.

فَيَااَيُّهَا الْعَائِدُوْنَ وَالْفَائِزُوْنَ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطّانِ الرَّجِيْم بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم يَاَيُّهَاالَّذِيْنَ اَمَنوُااتَّقُواالله حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ إِنَّ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَہۡدِى لِلَّتِى هِىَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرً۬ا كَبِيرً۬ا وَقَالَ وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِي.

وَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ وَقَالَ أوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهَ ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدٌ حَبَشِيًا ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى بَعْدِي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا ، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ. عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذ
صدق الله صدق الله العلي العظيم وصدق رسوله النبي الكريم و نحن على ذلك من الشهادين و الشكر ين و الحمد لله رب العلمين

الله اكبر, الله اكبر, لااله الاالله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

Jamaah Idul Adha yang dimuliakan Allah.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah. Kita memuji-Nya kita minta pertolongan-Nya, kita memohon ampunan-Nya, dan kita bertaubat kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita sendiri dan dari keburukan amal kita.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang sungguh benar janji-Nya, dan selalu menolong hamba-Nya, serta memenangkan para pejuang-Nya. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dengan mengikhlaskan diri dalam menjalankan agama-Nya.

Allah, Dia-lah Sang Pemilik alam semesta, pemelihara langit cakrawala, dan bumi beserta seluruh isinya. Kasih sayang-Nya tak terkira dan tak terhingga banyaknya, serta tak terkira jumlahnya. Karunia-Nya mengiringi kita semua, derap langkah kaum muslimin seluruh dunia, berkumpul bersama menghadiri shalat Idul Adha, walau dengam berbagai protokol kesehatan, seraya berharap ridha-Nya.

Seluruh makhluk-Nya pun mengumandangkan kebesaran-Nya dengan kalimah takbir seraya memuji -Nya:

 الله اكبر, الله اكبر, لااله الاالله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

Juga seluruh makhluk-Nya bertasbih dan beribadah menyembah-Nya, seperti Allah sebutkan di dalam ayat-Nya:

أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ ۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلطَّيۡرُ صَـٰٓفَّـٰتٍ۬‌ۖ كُلٌّ۬ قَدۡ عَلِمَ صَلَاتَهُ ۥ وَتَسۡبِيحَهُ ۥ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِمَا يَفۡعَلُونَ

Artinya: “Tidakkah kalian tahu bahwasanya Allah, kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan juga burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui cara shalatnya dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS An-Nuur [24]: 41).

Hadirin hadirat rahimakumullaah.

Selanjutnya, marilah kita pelihara kualitas takwa kita tanpa putus asa dan keluh kesah. Dalam suka maupun duka kita bertakwa, miskin atau kaya tetap pula bertakwa. Sendiri atau bersama-sama, sejak muda hingga tua, tetap dalam takwa kepada-Nya. Bahkan seiring pertambahan umur, yang itu berarti berkurangnya jatah usia kita, semestinya kita justru semakin bertakwa, semakin gemar beribadah, semakin rajin berdzikir, beristighfar dan bershalawat. Semakin nikmat taqarrub ilallaah.

Derajat kemuliaan kita manusia di sisi Allah, adalah semata-mata dilihat karena takwanya. Bukan kekayaan harta yang dikumpulkannya, bukan pula penampilan fisik atau baju baru yang dipakainya, juga tidak karena tingginya pangkat jabatan yang didudukinya. Akan tetapi semata-mata karena takwanya, keistiqamahannya menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Sesuai dengan firman-Nya :

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍ۬ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبً۬ا وَقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوٓاْ‌ۚ إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬

Artinya: ”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. “. (Q.S. Al-Hujurat [49]: 13).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun mengingatkan :

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan pada harta benda kalian, akan tetapi Allah memperhatikan hati kalian dan amal-amal kalian”. (H.R. Muslim).

Demikian pula orang-orang yang berqurban pada Hari Raya Idul Adha ini, yang dinilai Allah semata-mata adalah karena takwanya, bukan soal darah atau daging hewan qurban itu. seperti firman-Nya :

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡ‌ۚ كَذَٲلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَٮٰكُمۡ‌ۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Artinya : “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai [keridhaan] Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S. Al-Hajj [22]: 37).

Maka Hari Raya Qurban adalah bagaimana meneladani sifat-sifat taqwa, taat, tunduk, patuh dan tawakkalnya Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam beserta keluarganya dalam menerima dan menjalankan perintah Allah.

Beliaulah Nabi Ibrahim, yang selalu menthaati semua perintah Allah tanpa ragu, tanpa pilih-pilih dan tanpa menunda-nunda. Beliaulah Nabi Ibrahim, yang selalu berpasrah diri, bertawakkal kepada Allah dengan sering mengucapkan:

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Artinya: “Cukuplah Allah  bagi kami dan Dia sebaik-baik penolong”.

Demikianlah, Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam yang sangat yakin dengan kebesaran, pertolongan dan perlindungan Allah, karena beliau sedang memperjuangkan hak Allah yang terbesar, yakni menegakkan tauhidullah.

Saudara-Saudara kaum Muslimin yang dimuliakan Allah.

Oleh karena itu, marilah jangan sampai kita berpaling dan menjauh dari perintah-perintah Allah. Sebab jika semakin hari semakin kita menjauh dari petunjuk-Nya, maka yang didapat justru hanyalah kesempitan hidup. Sebagaimana peringatan Allah :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَإِنَّ لَهُ مَعِيْشَةً ضَنْكَا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ أَعْمَى

Artinya : “Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (Q.S. Thaha [20] : 114).

Jamaah kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Ada satu rangkaian ibadah haji, bahkan ia menjadi puncaknya, yaitu seluruh jamaah haji menunaikan wuquf di Padang Arafah.

Walaupun pada masa pandemi ini, jumlah jamah haji yang biasanya mencapai jutaan, kini hanya dibatasi sekitar puluhan ribu saja. Tetap saja jamaah haji melakukan wukuf di Arafah yang merupakan rukun haji yang paling utama dan tidak dapat ditinggalkan atau digantikan dengan amalan yang lain. Bahkan orang sakit parah sekalipun, oleh Panitia Haji diberangkatkan menggunakan ambulan ke padang Arafah yang luas (safari wukuf), di sebelah timur luar kota Mekkah tersebut.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menegaskan di dalam sabdanya :

اَلْحَجُّ عَرَفَةُ

Artinya : “Haji adalah wukuf di ‘Arafah.” (Hadits Shahih Ibnu Majah, At-Tirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah dan Abi Dawud).

Di Padang Arafah ini pula Rasulullah menyampaikan Khutbatul Wada’, atau khutbah perpisahan, yakni tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah. Karena tahun berikutnya beliau wafat dipanggil Allah.

Khutbah yang menggetarkan nilai-nilai kemanusiaan, betapa beliau sangat menghargai harga diri seorang muslim yang tidak boleh tertumpah darah darinya, dan betapa sesama muslim adalah bersaudara. Tidak ada rasisme dalam ajaran Islam, karena Islam sangat menghargai jiwa sesama manusia tanpa memandang ras, suku, warna kulit atau golongan yang berbeda.

Adapun pesan beliau pad Hari Arafah:

أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ إِلَى أَنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِى شَهْرِكُمْ هَذَا فِى بَلَدِكُمْ هَذَا.

Artinya : “Wahai manusia, sesungguhnya darah kalian dan harta kalian haram atas kalian hingga kalian bertemu Tuhan kalian (hari Kiamat) seperti keharaman hari kalian ini, di bulan kalian ini, di negeri kalian ini”.

 وَإِنَّ دِمَاءَ الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعَةٌ، وَإِنَّ أَوَّلَ دَمٍ أَبْدَأُ بِهِ دَمُ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ

 Artinya: “Dan dendam pertumpahan darah jahiliyah juga dibatalkan, dan sesungguhnya dendam pertumpahan darah jahiliyah yang pertama kali aku batalkan adalah darah Amir bin Rabi’ah bin Al-Harits bin Abdil Mutthalib”.

أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لامْرِئٍ مَالٌ لأَخِيهِ إِلاَّ عَنْ طَيِّبِ نَفْسٍ مِنْهُ

Artinya: “Wahai manusia, Sesungguhnya orang-orang iman adalah bersaudara, dan tidak halal bagi seseorang harta saudaranya kecuali disertai enak (ridhanya) diri”.  

فَإِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ : كِتَابَ اللهِ.

Artinya: “Dan sungguh telah aku tinggalkan di kalangan kalian yang kalian tidak akan tersesat jika berpegang teguh dengannya yaitu : Kitab Allah (Al-Qur’an).”

Dalam riwayat Malik disebutkan :

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

Artinya: “Telah aku tinggalkan di kalangan kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selagi berpegang teguh pada keduanya yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabinya.”

Begitulah hadirin yang Berbahagia

Padang Arafah, terlihat jutaan manusia bersaudara menyembah Allah yang Esa, bersatu bermunajat kepada-Nya serta memuji kalimah kebesaran-Nya. Namun apa yang saat ini terlihat di dunia Islam?

Kaum Muslimin sedang menghadapi ujian dan cobaan luar biasa di hampir seluruh penjuru bumi. Bagaimana kita mengetahui, kaum Muslim minoritas di beberapa negeri menjadi pihak yang tertindas. Seperti terjadi pada Muslim Uighur China, Muslim Rohingya Myanmar, Muslim di Kashmir India.

Terlebih Muslim terjajah di Palestina, di tanah airnya sendiri, tanah air Umat Islam. Lebih berbahaya dan genting lagi adalah rencana aneksasi, yang bertujuan memblokade Palestina di Tepi Barat, seperti di Jalur Gaza. Hingga akhirnya hendak menghilangkan Palestina dari peta dunia, keseluruhannya.

Sementara di sisi lain, umat Islam yang teruji dengan pertikaian dan perselisihan akibat provokasi musuh-musuh Islam. Bgaimana konflik berdarah di Irak, Suriah, Yaman, lalu merembet ke Libya, Sudan, Afghanistan, dan seterusnya.

Padahal jika kita cermati perjalanan Muslimin itu semua, adalah bagian dari rencana Zionis memecah belah Timur Tengah dan dunia Islam. Ini seperti diungkapkan Hesham Tillawi, seorang komentator politik di Louisiana, AS menyebutkan, semua pertikaian dunia Islam adalah rencana Zionis lama.

Kekuatan intelijen Zionis memang dirancang untuk menciptakan bagaimana  Timur Tengah tidak stabil. Semua untuk melemahkan dan pada akhirnya terpecah belah negara-negara Arab sehingga memudahkan proyek ekspansionis Zionis Israel.

Inilah neo-kolonialisme, sebuah konfigurasi ulang lingkungan geo-politik melalui Balkanisasi negara-negara Arab dan sekitarnya menjadi negara lebih kecil dan lebih lemah.

Itu semua sesungguhnya Zionis Israel mengakui bahwa sebenarnya dia sudah rapuh. Maka untuk dapat bertahan hidup, Zionis Israel harus menjadi kekuatan regional dan harus memecah belah seluruh kawasan ke dalam negara-negara kecil dengan pembubaran semua negara Arab yang ada.

Semua itu, didukung oleh media-media yang cenderung memojokkan umat Islam.

Ujung akhirnya adalah untuk membentuk Timur Tengah Baru (New Middle East), dengan Zionis Israel sebagai kekuatan pengendali minyak, gas dan sumber daya air di wilayah itu.

Hadirin yng budiman

Untuk mengatasai semua itu, tidak ada cara lain kecuali dengan kesatuan dan persatuan umat Islam, hidup terpimpin berjama’ah. Sehingga tidak terus-menerus tertimpa fitnah, sebagaimana Allah mengingatkan di dalam ayat-Nya:

وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡضُہُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ‌ۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٌ۬ ڪَبِيرٌ۬

Artinya: “Adapun orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kalian (kaum Muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu (bersatu), niscaya akan terjadi fitnah (kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar” (Q.S. Al-Anfal [8]: 73).

Pada ayat lain Allah menegaskan:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya : “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu berfirqah-firqah (bergolong-golongan), dan ingatlah akan ni’mat Allah atas kamu tatkala kamu dahulu bermusuh-musuhan maka Allah jinakkan antara hati-hati kamu, maka dengan ni’mat itu kamu menjadi bersaudara, padahal kamu dahulu nya telah berada di tepi jurang api Neraka, tetapi Dia (Allah) menyelamatkan kamu dari padanya; begitulah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 103 ).

الله اكبر, الله اكبر, لااله الاالله اكبر, الله اكبر ولله الحمد

Saudara-Saudaraku yang berbahagia

Karena kita semuanya sesama mukmin adalah umat yang satu, Allah kita yang satu, agama yang satu yakni Islam, kiblat yang satu yaitu Masjid Al-Aqsha yang kemudian dipindahkan ke Masjidil Haram, serta panutan uswah dan qudwah kita yang satu pula Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dan kini, menghadapi Kesepakatan Abad Ini dan rencana aneksasi, ruh-ruh persatuan dunia Islam itu mulai terasa. Bagaimana kawan negara-negara Arab dan Islam mulai vokal dalam satu front suara, membela Palestina dan Masjidil Aqsa. Negeri-negeri Muslim kini mulai membentuk opini dunia dengan menjadikan Zionis israel menjadi musuh bersama.

Dengan persatuan dan kesatuan, hidup berjamaah dan bersaudara, saling beramal shalih, inilah tanda-tanda kejayaan kaum Muslimin. Sesuai dengan janji-Nya :

وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَ لَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَ لَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِيْ لاَ يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْئًا وَ مَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ

Artinya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar [keadaan] mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang [tetap] kafir sesudah [janji] itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. An-Nuur [24] : 55).

Demikianlah Jama’ah ’Idul Adha yang dimuliakan Allah.

Akhir dari khutbah ini, secara khusus kepada kaum muslimat, Khatib pesankan kepada kalian pandai-pandailah bersyukur kepada Allah, berbakti orang tua, meningkatkan infaq dan amal sholih, serta tidak ketinggalan menopang perjuangan jihad fi sabilillah.

Tidak lupa, bagi yang sudah berkeluarga, perbanyaklah berterima kasih kepada suami yang dengan takdir Allah sebagai pimpinan di rumah tangga kalian, apapun dan bagaimanapun keadaannya, itulah pimpinan kalian wahai kaum muslimat. Karena itu jika suami kalian, ayah dari anak-anak kalian, sedang menunaikan amanah, kuatkanlah dan doakanlah.

Juga jika suami kalian, ayah dari anak-anak kalian, sedang dilanda kerugian, masalah, dan musibah, maka shabarkanlah, semangatilah, dan gembirakanlah. Atau jika suami kalian, ayah dari anak-anak kalian, sedang terpuruk dosa dan maksiat, sadarkanlah, ingatkanlah dengan tetap berbakti kepadanya, doakanlah, ajaklah untuk bertaubat dan taqarrub kepada Allah.

Terakhir, marilah kita tundukkan jiwa, rendahkan hati, untuk munajat doa kepada Allah Yang Maha Kuasa. Pada hari mulia ini, mulai detik ini, marilah kita bertaubat dengan taubatan nasuha, kembali ke jalan yang diridhai-Nya, kembali memperbaiki amal ibadah kita yang selama ini kurang sempurna, kita bergandeng tangan menjalin ukhuwah sesama ikhwan, kembali ke barisan jihad secara berjama’ah.

Ingatlah saudara-saudaraku seiman seperjuangan, bahwa kelak kita akan menghadap Allah satu per satu tanpa ada yang menemani kecuali amal sholih kita sendiri selama kita hidup di dunia yang fana ini. Lalu kita akan mempertanggungjawabkan segala apa yang telah kita katakan dan apa-apa yang sudah kita amalkan.

الحَمْدُ لله رَبِّ العَلَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْن َوَعَلَى الِهِ وَأَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ .أَللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ اْلأَحْزَابِ اَللَّهُمَّ هْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ. أَللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيْعَ اْلحِسَابِ اِهْزِمِ اْلأَحْزَابِ أَللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ. أَللَّهُمَّ احْيِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ اْلمُسْلِمِيْنَ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَسُوْءٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ .رَبَّنَا ءَامَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. اللَّهُمَّ انْجِ الْمُسْلِمِيْنَ اللَّهُمَّ انْجِ الْمُؤْمِنِيْنَ فىِ بِلاَدِ الْعِرَاقِ وَأَفْغَانِسْتَانِ وَسُورِيَة وَرَاهِنْياَ وَفَلَسْطِيْنَ خَاصَّةً, وَفىِ بُلْدَانِ اْلمُؤْمِنِيْنَ عَامَّةً. اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى كُفَّارِ أَمِيْرِكَ وَيَهُوْدِ إِسْرَائِيْلَ وَشُرَكَائِهِمْ. اللَّهُمَّ وَشَطَّطْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ.

رَبَّنَا اَتِنَا فِىْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ْالأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ أَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ اْلأَبْرَارِ يَا عَزِيْزٌ يَا غَفَّارٌ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّاوَمِنْكُمْ, تَقَبَّلْ يَاكَرِيْم.

(A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)