Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KHUTBAH IDUL ADHA 1435 : MENGEJAWANTAHKAN NILAI-NILAI TAQWALLAH UNTUK MERAIH KEMENANGAN

Admin - Jumat, 3 Oktober 2014 - 22:52 WIB

Jumat, 3 Oktober 2014 - 22:52 WIB

1059 Views ㅤ

Uray-Helwan
Uray-Helwan
Uray-Helwan

Dok Pribadi

Uray Helwan Rusli, Majelis Kutab Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Kalimantan Barat

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَـغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله ِمِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا  وَ مِنْ سَـيِّـَئاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,  أَرْسَلَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيرًا بَيْنَ يَدَىِ السَّاعَةِ, مَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَـقَدْ رَشَدَ, وَمَنْ يَعْصِهِمَا فَاِنَّهُ لَا يَضُرُّ اِلَّا نَفْسَهُ وَلَا يَضُرُّ اللهَ شَيْءً

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ: اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ اَيْضًا: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وّسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ  وَ التـَّابِعِيْنَ  وَاتَّـابِعُ التـَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِ حْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ. 

Baca Juga: Khutbah Jumat: Akhir Kehancuran Negara Zionis

فَـإِنّ  أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِ , وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ

الله اكبر, الله اكبر,  لا إله إلا الله والله اكبر.  الله اكبر ولله الحمد

Para hamba Allah, jama’ah sholat Iedul Adha rahimakumullah,

Segala puja dan puji hanya milik Allah. Seluruh kemuliaan pasti berasal dari Allah, sehingga tidak ada hamba-hamba-Nya yang terangkat derajatnya melainkan atas izin dan kehendak-Nya. Segenap kekuatan hanya bersumber dari Dzat Yang Maha Perkasa, sehingga jika DIA menghendaki kemenangan suatu kaum pasti akan terjadi walaupun seluruh makhluk bersikeras untuk mengalahkannya.  Maha suci Allah pemilik Arsy yang Agung, Dzat yang RahmatNya meliputi segala sesuatu, Maha Besar Allah yang menguasai langit dan bumi dan Maha benar Allah dengan segala perkatan dan janji-janji-Nya.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memberantas Miras Menurut Syariat Islam

Hari ini nuansa taqwa masih menyelimuti kita. Kita masih belum terlalu jauh ditinggalkan Ramadhan, Si bulan barokah yang mengantarkan mu’minin meraih derajat taqwallah. Kemudian atas karunia-Nya, Dzulhijjah hadir di tengah-tengah kita, sungguh luar bisa, Allah kembali membuka peluang amal sholeh bagi kita. Bagi saudara-saudara kita yang punya kemampuan dan Allah kehendaki, mereka menunaikan ibadah haji di Baitullah. Jutaan manusia dari bermacam-macam suku bangsa dan warna kulit dari berbagai pelosok dunia, berkumpul dengan satu tujuan mengagungkan-Nya menyambut panggilan Allah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ

Subhanallah, betapa manusia saat ini mengelu-elukan ibadah haji. Meski mereka baru punya rupiah ala kadarnya, namun niat untuk menunaikan rukun Islam yang kelima ini sudah terpatri di dalam dada. Begitu kemudian tatkala rezeki Allah limpahkan kepada mereka, mereka pun berbondong-bondong menyambut seruan Allah, menapaktilasi Nabiyullah Ibrahim alaihissalam untuk hadir ke tanah suci Makkah. Inilah salah satu bukti kebenaran ayat Allah yang sangat nyata di depan mata kita, sebagai jawaban atas doa Nabi Ibrahim:

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim:37).

الله اكبر, الله اكبر,  لا إله إلا الله والله اكبر.  الله اكبر ولله الحمد

Para ikhwan muslimin wal muslimat hadanakumullah,

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyongsong Bulan Solidaritas Palestina

Kemuliaan Dzulhijjah tidak hanya bagi saudara-saudara kita yang saat ini berada di Baitullah, namun juga Allah curahkan kepada segenap hamba-hamba-Nya di mana saja berada  yang meskipun belum Ia taqdirkan untuk menunaikan ibadah haji. Mulai dari sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, yang di sisi Nya mempunyai makna Keagungan tersendiri sehingga sangat dianjurkan terhadap kaum mukminin untuk memanfaatkannya bagi peningkatan amal-amal sholih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Umar, yang artinya: “Tidak ada hari-hari yang dianggap lebih agung oleh Allah subhanahu wata’ala dan lebih disukai Nya untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana sepuluh hari ini. Karena itu, perbanyaklah pada hari-hari itu bertahlil, bertakbir, dan bertahmid.” HR. Tarmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah.

Kemudian pada tanggal 9 Dzulhijjah, ketika para hujjaj wukuf di Arafah, kita disunnahkan untuk shoum yang fadhilahnya, sebagaimana harapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dapat menghapuskan dosa 2 tahun, yakni setahun sebelum dan sesudahnya, beliau bersabda yang artinya:Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya…”.  (HR. Muslim,  dari Abu Qatadah).

Peluang kemuliaan masih terus Allah tambah, dengan ibadah penyembelihan hewan qurban pada hari-hari puncak di bulan Dzulhijjah, yakni hari ke 10, dan hari raya tasyrik, 11, 12 dan 13. Beliau bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya:  Dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adhha) yang lebih dicintai oleh Allah selain dari pada mengucurkan darah (hewan kurban). Karena sesungguhnya ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.” HR. Tirmidzi.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Berhati-hati dalam Menyebarkan Informasi  

Masih banyak lagi fadhilah lainnya, seperti saat ini yang sedang kita lakukan, sholat iedul Adha, kita memperbanyak takbir, tahmid dan tahlil, ini sangat utama terus kita kumandangkan sampai nanti hari raya tasyrik yang terakhir. Dalam Al Quran surah Al Hajj, ayat 28, Allah sebutkan:

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ …..

Yang artinya: “…supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan…”

Menurut Ibnu Abbas beliau menafsirkan  bahwa yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah hari yang sepuluh dari bulan Dzulhijjah.

الله اكبر, الله اكبر,  لا إله إلا الله والله اكبر.  الله اكبر ولله الحمد

Para ikhwan wal akhawat yang dimuliakan Allah,

Baca Juga: Khutbah Jumat: Memperkuat Pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina

Semua yang kita lakukan dengan penuh perjuangan tersebut, termasuk saudara-saudara kita yang berangkat ke Baitullah saat ini, pada dasarnya agar  mendapatkan anugerah taqwa. Meskipun kita merasa tidak layak untuk menjadi manusia-manusia taqwallah yang mulia di sisi-Nya. Karena ibadah kita belum sempurna, sholat kita masih tidak luput dari kelalaian, hati kita jauh dari khusyuk, lisan kita masih banyak lepas kontrol, harta kita tidak sepenuhnya untuk meninggikan kalimat-Nya, kita masih sering izin bahkan mangkir ketika diajak jihad, waktu kita banyak yang sia-sia, dan kemaksiyatan belum sepenuhnya kita hindari. Namun, kita tidak menemukan tempat untuk memohon ampun, selain dari pada Allah. Oleh karena itu, hari ini ketika DIA menaungi hamba-hamba Nya dengan rahmat Nya yang Maha Luas, marilah kita bersungguh-sungguh memohon kepada Nya, kita tundukkan hati dan wajah kita, “Ya Allah inilah kami, hamba-hamba Mu yang hina ini, kami munajat kepada Mu, dengan ke Agungan Kasih Sayang Mu, dengan Kemuliaan Dzat Mu,  terimalah amal kami yang sedikit ini, sempurnakan yang belum rampung, masukkan kami ke dalam jama’ah hamba-hamba Mu yang Muttaqin….amin ya rabbal alamin.”

Para hamba Allah sekalian, meraih taqwallah pada masa sekarang ini adalah wujud kemenangan ummat. Karena dengan taqwa, berarti kaum muslimin dipenuhi oleh pribadi-pribadi yang menundukkan dirinya pada tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Sehingga mereka selamat dari arus deras kemaksiyatan yang saat ini dikemas sedemikian rupa, menggugah nafsu dan selera. Orang yang bertaqwa, berarti pula mereka hidup terpimpin dan bergerak dalam satu kesatuan jama’ah. Mereka tidak mudah terprovokasi oleh hasutan musuh-musuh Allah yang setiap saat siap menerkam dan menusuk kelemahan tubuh ummat Islam.

Orang-orang yang bertaqwa, mereka mulia di sisi Allah, terbaik di muka bumi,  menjadi teladan segenap makhluk dan gerak langkahnya menggetarkan musuh-musuh Allah.  Allah sebutkan dalam Al Quran:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

Artinya: Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan. (QS. An-Nur: 52)

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Umat Unggul dengan Al-Qur’an

Pribadi-pribadi taqwallah inilah yang menjadi pendamping Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Mereka terhimpun dalam jama’ah muslimin generasi pertama. Mereka tidak kehilangan jati diri sebagai seorang muslim yang taqwallah, meskipun dalam situasi yang penuh dengan ujian. Dalam peperangan, taqwa mereka wujud menjadi kesabaran sehingga tidak berbalik ke belakang dan tetap istiqomah di garis terdepan. Ketika Allah anugerahkan kemenangan, taqwa mereka menjadi rasa syukur yang mendalam yang mendorong untuk semakin khusyuk menundukkan wajah di hadapan Allah. Bahkan di saat musuh sudah menyerah kalah, taqwa mereka membentengi diri agar tidak berlaku zalim, karena peperangan bukan balas dendam, namun justru penegakan keadilan.

Ikhwan fillah Rahimakumullah, lihatlah dalam sejarah, ketika kemenangan Allah anugerahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat pada Fathul Makkah, Orang-orang Quraisy yang berdiri dalam barisan menunggu keputusan Beliau mengenai nasib mereka. Beliau bersabda: “Tiada Tuhan selain Allah, yang telah memenuhi janji Nya, telah menolong hamba Nya, dan telah pula mengalahkan pasukan Ahzab”. Setelah itu Beliau bertanya: “Hai Orang-orang Quraisy, menurut pendapat kalian, tindakan apakah yang hendak kuambil terhadap kalian?” Mereka menyahut serentak: “Tentu yang baik-baik! Hai saudara yang mulia dan putra saudara yang mulia”. Beliau lalu bersabda: “Kukatakan kepada kalian apa yang dahulu pernah dikatakan oleh Nabi Yusuf kepada saudara-saudaranya: Tidak ada hukuman apa pun terhadap kalian. Pergilah kalian semua! Kalian semua bebas!”.

الله اكبر, الله اكبر,  لا إله إلا الله والله اكبر.  الله اكبر ولله الحمد

Para ikhwan wal akhawat rahimakumullah,

Dengan izin Allah semata kita telah berhimpun dalam wadah al jama’ah.  Nuansa taqwallah sudah selayaknya menjadi pakaian kita. Kalau ada diantara kita yang tidak berorientasi taqwallah, maka lambat laun ia akan tersingkir dari wadah keridhoan Allah ini. Oleh sebab itu mari kita senantiasa mawas diri, sejauh mana nilai-nilai taqwa menghunjam dalam hati sanubari kita dan wujud dalam setiap tutur kata serta perilaku kita.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Perintah Makan yang Halal dan Thayib

Lebih dari semua itu kehadiran Jama’ah Muslimin merupakan karunia Allah yang agung. Tatkala manusia terjebak dalam fenomena perpecahan, maka Jama’ah Muslimin eksis sebagai solusi untuk mewujudkan Islam yang satu. Begitupula ketika kezaliman merajalela, umat yang lemah semakin terpuruk ditindas, Jama’ah Muslimin bangkit menggalang kekuatan karena Yadullah Ma’al Jama’ah, Tangan Allah bersama Al Jama’ah. Para ikhwan, manusia-manusia saat ini sudah banyak yang putus asa, mereka hidup kering dari persaudaraan, maka kehadiran Jama’ah Muslimin memberi naungan harapan, kehidupan yang terpimpin,  terjalin dalam tali ukhuwwah Islamiyah, satu sama lain saling asih dan asuh dengan hanya satu tujuan meraih ridho Allah.

Para ikhwan wal akhawat, inilah sejatinya kemenangan di depan mata yang mesti kita raih. Yakni, berhasil menjadi manusia-manusia  ijtima’i, yang hatinya dipenuhi nilai-nilai taqwa sehingga mereka siap menggelar keindahan wahyu Allah ditengah-tengah ummat manusia.

Akhirnya untuk menutup khutbah ini, marilah kita munajat kepada Allah Rabbil Izzati.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِيُ مَزِيْدَهُ, يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ   وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ.  اَللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ اْلأَحْزَابِ إِهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ , اَللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيْعَ الْحِسَابِ اِهْزِمِ اْلاَحْزَابِ اَللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ اَللَّهُمَّ

اَللَّهُمَّ اَنْجِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فِى بِلَدِ فَلَصْطِيْنَ وَسُرِيَّةٌ وَ رَهِعْ يَا خَاصَّةً وَفِى سَاءِرِ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَمَّةً  اَللَّهُمَّ اَنْجِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى اَعْدآءِهِمْ اَللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ  عَلَى الْكُفَّارِالَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ  اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى فَلَصْطِيْنَ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ وَاَيِّدْهُمْ بِالنَّصْرِ مِنْ عِنْدِكَ

Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Mengetahui,  bahwa saudara-saudara kami seiman di berbagai belahan dunia, sedang berjuang melawan kezaliman orang-orang kuffar wal musyrikin. Sungguh Engkau Maha Mengetahui, lantaran kedhaifan kami, Kami belum sanggup menjangkau mereka untuk memberikan pembelaan terhadap mereka Ya Allah. Untuk itu, demi Keagungan Mu, demi Kemaha Perkasaan Mu, kabulkanlah doa kami ini untuk mereka, lindungilah mereka dengan Rahmat Mu yang Maha Luas, selamatkanlah mereka dari kejahatan orang kafir wal musyrikin dan penguasa-penguasa yang zalim.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Upaya Agar Istiqamah di Jalan Yang Lurus

Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Mengetahui, bahwa kaum muslimin saat ini hidup terpecah belah dalam berbagai golongan. Sungguh Engkau Maha Mengetahui, karena kelemahan kami, nikmat Khilafah ini tidak tersebar di muka bumi. Untuk itu, Demi Kebenaran Ayat-ayat Mu, Demi Kebesaran Kasih Sayang Mu, gapaikanlah doa kami ini untuk menyentuh hati kaum muslimin, agar mereka mudah menerima dakwah untuk Iltizam pada Jama’ah Muslimin dan Imamnya.

Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Mengetahui, bahwa saat ini masjid Al-Aqsho berada dalam kekuasaan hamba-hamba Mu yang tidak takut kepada Mu ya Allah. Untuk itu, Demi Kemahamuliaan Mu, Demi keAgunganMu, curahkanlah kekuatan kepada kami, untuk menghentikan kezaliman mereka terhadap Mesjid Mu yang mulia tersebut, Ya Allah. (T/P0/P4).

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لنَاَ ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْعنَاَّ سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلاَبْرَارِ رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ اْلكَافِرِيْنَ ,  رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا ,  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفيِ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ مَعَ اْلاَبْرَارِ يَاعَزِيْزُ يَا غَفَّارُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ ,

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Khutbah Jumat: Kabar Gembira bagi yang Mentaati Allah dan Rasul-Nya

Rekomendasi untuk Anda

Warga-Gaza-Persiapkan-Hewan-Qurban
Khutbah Jumat
Kolom
Khutbah Jumat
Kolom
Kolom