Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Hijrah dan Peradaban

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - 38 detik yang lalu

38 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi hijrah (foto: IG)

OleImaam Yakhsyallah Mansur

Khutbah Jumat para pertemuan kali ini adalah Hijrah dan Peradaban.

Hijrah tidak hanya bermakna pindah tempat secara fisik. Tetapi lebih dari itu, hijrah adalah proses spiritual dan moral, yakni meninggalkan keburukan menuju kebaikan, dari maksiat menuju taat, dari kelalaian menuju kesungguhan, dari perselisihan, menuju kepada kesatuan umat.

Hijrah tidak hanya bermakna pindah tempat secara fisik. Tetapi lebih dari itu, hijrah adalah proses spiritual dan moral, yakni meninggalkan keburukan menuju kebaikan, dari maksiat menuju taat, dari kelalaian menuju kesungguhan, dari perselisihan, menuju kepada kesatuan umat.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menyambut Tahun Baru 1447 Hijriyah untuk Pembebasan Al-Aqsa

Khutbah selengkapnya silakan simak berikut:

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Khutbah ke-1:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Baca Juga: Khutbah Jumat: Muhasabah Akhir Tahun, Evaluasi Diri dan Perjuangan

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah , yang telah menciptakan waktu, dan menjadikan hijrah sebagai tanda awal peradaban Islam yang indah dan teratur.

Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, yang telah berhijrah demi menyelamatkan aqidah, membangun masyarakat, dan menyatukan umat dalam ukhuwah yang hakiki, yaitu Al Jama’ah.

Karenanya, sebagai bukti syukur mari kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah , dengan senentiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Menjadi Haji Mabrur

Hari ini, kita telah memasuki bulan Muharram 1447, bulan mulia, bulan awal dalam penanggalan Islam. Kalender hijriyah merupakan pedoman dalam pelaksanaan ibadah, seperti puasa Ramadhan, Idul Fitri, Haji dan lainnya.

Bulan Muharram juga mengingatkan kita pada peristiwa monumental seperti hijrah Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah. Maka, pada kesempatan khutbah ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul “Hijrah dan Peradaban.” Sebagai landasan, marilah kita renungkan firman Allah  dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah [2] ayat ke-218, yang berbunyi:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (البقرة [٢]: ٢١٨)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim AS

Ayat di atas menjelaskan keutamaan hijrah dan jihad sebagai penyempurna iman. Hijrah dan jihad tidak bisa dilakukan, kecuali dengan keimanan keda Allah .

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ:

أنا أّمُرُكْم بِخَمْسٍ أَللهُ أَمَرَنِى بِهِنَّ : بِاْلجَمَاعَةِ وَالسَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ وَ الْهِجْرَةِ وَ اْلجِهَادِ فِى سَبِيْلِ اللهِ ، (رواه احمد)

“Dan aku perintahkan kepada kalian dengan lima perkara, sebagaimana Allah perintahkan kepadaku lima perkara itu: berjama’ah, mendengar, thaat, hijrah, dan berjihad di jalan Allah.” (H.R. Imam Ahmad).

Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Balajar dari Kedermawanan dan Pengorbanan Keluarga Nabi Ibrahim AS

Imam Al-Qurṭubī menyebutkan bahwa hijrah mencakup perjalanan ruhani dan fisik menuju Allah, dan mereka yang menempuhnya dengan keimanan, seraya berharap rahmat dan ampunan Allah .

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Ada tiga hikmah hijrah yang dapat kita petik dari ayat di atas:

Pertama, Hijrah dan Peningkatan Keimanan

Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Napak Tilas Dua Uswah Hasanah

Hijrah tidak hanya bermakna pindah tempat secara fisik. Tetapi lebih dari itu, hijrah adalah proses spiritual dan moral, yakni meninggalkan keburukan menuju kebaikan, dari maksiat menuju taat, dari kelalaian menuju kesungguhan, dari perselisihan, menuju kepada kesatuan umat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

اَلْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ (رواه البخاري)

“Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.” (HR. Bukhari)

Baca Juga: Khutbah Idul Adha 1446 H: Pengorbanan untuk Pembebasan Al-Aqsa dan Kemerdekaan Palestina

Iman adalah fondasi hijrah. Tanpa iman, seseorang tidak akan memiliki kekuatan meninggalkan dosa dan maksiat. Orang-orang yang berhijrah karena Allah, pada hakikatnya sedang membuktikan keimanan dan menguatkan tauhid dalam menjalankan perintah-Nya.

Maka hijrah yang benar selalu disertai proses; Tazkiyatun Nafs (penyucian jiwa dari penyakit hati), Tarbiyah Imaniyah (pembinaan ruhani) dan Istiqamah (konsisten dalam ketaatan).

Dengan kata lain, hijrah yang dilakukan dengan niat dan cara yang benar akan meningkatkan kualitas iman seseorang.

Kedua, Hijrah dan penguatan Ukhuwah serta Persatuan Umat

Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Haji, Qurban dan Kesalehan Sosial dalam Semangat Ukhuwah Islamiyah

Salah satu makna besar yang terkandung dalam hijrah adalah lahirnya ukhuwah Islamiyah dan persatuan umat.

Ketika kaum Muhajirin datang ke Madinah, mereka dalam keadaan kehilangan: harta ditinggalkan, rumah diambil-alih dan keluarga tercerai-berai. Namun, Allah  menggantinya dengan saudara-saudara seiman dari kaum Anshar yang menyambut mereka dengan kasih sayang dan ketulusan hati.

Rasulullah ﷺ lalu mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar dengan persaudaraan yang nyata dan hakiki. Mereka berbagi tempat tinggal, berbagi makanan, bahkan warisan (pada awalnya). Ini adalah ukhuwah yang didasari keimanan, bukan hubungan darah, kesukuan, atau kepentingan-kepentingan dunia.

Allah  mengabadikan hal ini dalam Al-Qur’an dengan firman-Nya:

Baca Juga: Khutbah Idul Adha: Momentum Penyucian Hati dan Penguatan Ukhuwah Islamiyah 

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (الانفال [٨]: ٧٤

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan pertolongan (kepada mereka), mereka itu adalah orang-orang mukmin yang sebenar-benarnya. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal [8]: 74)

Hijrah menjadi titik balik dari masyarakat yang individualistis, menuju satu umat yang bersatu. Inilah hakikat ukhuwah Islamiyah, perasaan satu tubuh antara sesama Muslim yang melahirkan solidaritas, saling peduli, dan kerja sama dalam kebaikan.

Lebih dari itu, hijrah juga merupakan momen meninggalkan perpecahan. Sebagaimana Allah  memerintahkan kita berjama’ah untuk menjaga ukhuwah.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Penjajahan di Atas Muka Bumi Harus Dihapuskan

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُواۚ … (ال عمران [٣]: ١٠٣

“Dan berpegang teguhlah kamu pada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 103).

Hijrah mengajarkan kepada kita untuk meninggalkan sikap fanatik terhadap kelompok, suku, golongan, bahkan madzhab, jika itu menjadi sebab perpecahan. Hijrah adalah ajakan untuk berpindah dari semangat memecah belah menjadi semangat menyatukan umat.

Ukhuwah yang lahir dari hijrah adalah fondasi untuk membangun peradaban. Rasulullah ﷺ tidak memulai membangun Madinah dengan ekonomi atau militer, tapi melalui penguatan aqidah, ibadah dan persaudaraan.

Ketiga, Hijrah Jalan Jihad Menggapai Rahmat Allah

Hijrah adalah sebuah pengorbanan. Ia adalah langkah seorang hamba untuk meninggalkan hal-hal yang Allah murkai, demi menuju apa yang Allah cintai. Dalam sejarah Islam, hijrah menjadi perjuangan menegakkan dienul Islam secara menyeluruh.

Sebagaimana firman di atas, Allah  menggandengkan kata iman, hijrah, dan jihad, seolah ketiganya adalah rangkaian amal yang tak terpisahkan bagi mereka itulah yang berharap pada rahmat Allah ( يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ)

Ketika seseorang berhijrah dari maksiat ke taat, dari lalai ke sadar, dari hidup untuk dunia ke hidup untuk akhirat, sejatinya ia telah memulai jihadnya. Jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan syaitan, jihad melawan ahli maksiat dan jihad melawan musuh umat Islam guna menegakkan nilai-nilai Islam dalam keluarga, masyarakat, dan dunia.

Lihatlah Rasulullah ﷺ, yang setelah hijrah ke Madinah, tidak berpangku tangan. Beliau memimpin umat dalam perjuangan; menyatukan hati mereka, membangun peradaban Islam, dan menghadapi musuh-musuh yang menghalangi dakwah. Semua itu beliau lakukan bukan demi kekuasaan, tapi sebagai jihad fi sabilillah, demi tegaknya kalimat Allah di muka bumi.

Dan siapa yang terus berjihad, Allah janjikan rahmat-Nya. Dalam surah Al-Ankabut [29] ayat 69, Allah berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (العنكبوت   [٢٩] : ٦٩

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, sungguh akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik.”

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu berhijrah meningkatkan keimanan yang hakiki, membangun persatuan umat dan meninggikan izzatul Islam wal Muslimin. Āmīn, Yā Rabb al-Ālamīn.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah ke-2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ احْيِى الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ اللّٰهِ حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ- وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Dunia Islam