Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Jumat: Islam Memandang Kekuasaan  

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - Jumat, 30 Agustus 2024 - 05:50 WIB

Jumat, 30 Agustus 2024 - 05:50 WIB

144 Views

Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur 

Khutbah Jumat kali ini mengangat judul: Islam Memandang Kekuasaan. Bagi umat Islam, kekuasaan hendaknya dipandang sebagai amanah yang harus dijaga. Kekuasaan merupakan tanggung jawab berat yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Umat Islam hendaknya tidak berambisi dengan kekausaan. Namun jika sudah mendapat amahan kekausaan, hendaknya ditunaikan dengan sebaik-baiknya, dengan memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga umat Islam di manapun berada selamat dari fitnah kekuasaan, dan bagi yang mendapat amanah berkuasa, semoga Allah Ta’ala menolongnya dalam menunaikan amanah dengan baik Selamat menyimak

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneguhkan Konsep Ummatan Wasathan

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

 Khutbah ke-1:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Segala Puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dialah pemilik dan penguasa seluruh alam semesta. Dialah pencipta, pemelihara, dan pemberi rizki kepada semua makhluk-makhluk-Nya.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Keagungan Akhlak Rasulullah

Walaupun seluruh makhluk beriman dan bertakwa kepada-Nya, tidak akan menambah kekuasaan-Nya sedikit pun. Begitu juga jika kufur dan bermaksiat, tidak akan mengurangi kemuliaan dan kekuasaan-Nya sedikit pun juga.

Allah tidak butuh ibadah dan pujian hamba-hamba-Nya, tetapi kitalah yang membutuhkan-Nya. Maka mari tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagai bentuk syukur dan pujian kita kepada-Nya.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Pada kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul: Islam Memandang Kekuasaan. Sebagai landasannya, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran [3] ayat 26:

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan dan Hubungannya dengan Dukungan Perjuangan Palestina

قُلِ ٱللّٰهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ (ال عمران [٣]: ٢٦)

“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Imam Al-Baghawi dan Al-Wahidy Rahimahumallah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiallahu anhu, beliau berkata, “Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam berhasil membebaskan kota Makkah, beliau menjanjikan kepada umat Islam bahwa Kerajaan Persi dan Romawi juga akan dibebaskan kaum Muslimin.”

Kemudian orang munafik dan orang Yahudi berkata, “Tidak mungkin. Dari mana Muhammad dapat membebaskan Kerajaan Persi dan Romawi karena kerajaan itu sangat kuat dan kokoh. Apakah Makkah dan Madinah tidak cukup bagi Muhammad sehingga ingin menguasai Kerajaan Persi dan Romawi?” Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat di atas.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Meneladani Rasulullah Dalam Membangun Peradaban

Menurut Imam Al–Maraghi Rahimahullah, ayat di atas merupakan penghibur untuk Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam ketika menghadapi orang yang menentang Islam. Allah Mahakuasa dan mampu menolong agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya.

Ibnu Hisyam Rahimahullah meriwayatkan bahwa salah satu cendekiawan kafir Quraisy ‘Utbah bin Rabiah datang menghadap Muhammad dan berkata, “Wahai putra saudaraku, jika Engkau ingin mendapatkan harta, maka akan kami berikan harta kami dan Engkau akan menjadi orang terkaya di kalangan kami. Jika Engkau menginginkan kehormatan dan kemuliaan, anda akan kami angkat sebagai pemimpin. Jika Engkau ingin menjadi raja, kami bersedia menobatkan anda sebagai raja. Jika Engkau sakit, kami bersedia mencari tabib untuk menyembuhkan tanpa menghitung biaya yang diperlukan sampai Engkau sembuh.”

Maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menjawab, “Aku tidak memerlukan semua yang kamu tawarkan. Aku berdakwah tidak karena menginginkan harta kekayaan, kehormatan atau kekuasaan. Tetapi Allah mengutusku sebagai Rasul. Dia menurunkan Kitab kepadaku dan memerintahkan aku menjadi pemberi kabar gembira dan peringatan.”

Syaikh Ramadhan Al–Buthy Rahimahullah menyatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam berjuang bukanlah untuk meraih suatu kekuasaan atau menginginkan jabatan tertinggi sebagai penguasa atau raja. Tetapi, beliau semata-mata hanya ingin mendakwahkan tauhid dan mempersatukan umat dalam naungan Islam.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Permusuhan Yahudi dan Komunis Terhadap Umat Islam

Kekuasaan manusia betapa pun besarnya hanyalah pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saat Dia hendak mengambilnya, maka tidak ada siapa pun yang mampu menghalangi-Nya.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Dalam beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam melarang umatnya berambisi, apalagi berebut kekuasaan. Beliau pernah memberi nasehat kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiallahu anhu:

يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ لاَ تَسْأَلِ الإِمَارَةَ ، فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا ، وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا (رواه البخاري ومسلم)

Baca Juga: Khutbah Jumat: Bergembira Menjalankan Syariat Agama

“Wahai Abdurrahman, janganlah engkau meminta kekuasaan, karena sesungguhnya jika engkau mendapat kekuasaan karena memintanya, engkau akan dibebani dalam menjalankan kekuasaan tersebut. Namun jika engkau mendapatkannya tanpa memintanya, engkau akan ditolong untuk menjalankannya. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lainnya, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:

لَنْ اَوْلَا نَستَعْمِلْ عَلَى عَمَلِنَا مَنْ اَرَادَهُ (رواه البخاري)

Kami tidak akan atau tidak memperkerjakan dalam urusan kami ini kepada orang yang berambisi menginginkannya.” (H.R. Al-Bukhari)

Baca Juga: Khutbah Jumat: Al-Wala wal Bara'(Kesetiaan Kepada Sesama Muslim)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di Rahimahullah berkata, “Kepemimpinan atau bentuk penguasaan apapun terhadap makhluk tidak pantas diminta oleh seorang hamba atau menjadi ambisi yang terus dikejar-kejar. Justru yang harus dilakukannya adalah memohon keselamatan kepada Allah Ta’ala. Sebab dia tidak tahu apakah kekuasaan itu berujung baik atau buruk bagi dirinya.”

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Kekuasaan dalam Islam tidak diperoleh dari hasil perebutan kekuasaan, penjajahan, peperangan, kudeta, atau segala hal yang lain yang tidak dibenarkan secara syariat.

Kekuasaan adalah amanah. Hal itu merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada orang-orang yang memang layak menyandangnya, yaitu mereka yang benar-benar beriman dan beramal shaleh, sehingga mereka mampu mengemban amanah kekuasaan itu.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Mentadaburi Makna Hijrah  

Sementara tugas-tugas penguasa menurut Imam Al-Mawardi Rahimahullah dalam kitab “Ahkamul Sulthaniyah” antara lain memelihara agama dari segala sesuatu yang menistakan dan menodainya. Jika muncul perkara-perkara yang merusak citra agama, seorang pemimpin harus menegakkan hujjah dan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga nyatalah kebenaran dan tegaklah keadilan.

Seorang pemimpin yang berkuasa hendaknya memastikan berjalannya syariat-syariat agama, seperti shalat, zakat dan mentaati perintah lainnya; menegakkan keadilan secara merata sehingga orang dzalim tidak bertindak sewenang-wenang.

Selain itu, penguasa hendaknya bisa memberi rasa aman dan tenteram kepada masyarakat. Pemimpin haruslah mengangkat orang-orang yang jujur dan professional di bidangnya untuk mengawal urusan masyarakat.

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Baca Juga: Khutbah Jumat: Membangun Persaudaraan, Mewujudkan Perdamaian

Sementara itu Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menerangkan, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam berjuang bukan berniat mencari kekuasaan atau untuk menduduki jabatan tertinggi sebagai penguasa negeri, melainkan semata-mata ingin menegakkan tauhid, terlepas dari ambisi kekuasaan.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam hanya berjuang untuk kebebasan menjalankan agama, tegaknya syiar Islam dan membebaskan manusia dari gelap-gulitanya kemaksiatan dan kesyirikan kepada kehidupan yang terang-benderang penuh dengan cahaya iman dan Islam.

Walaupun Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tidak bermaksud mencari kekuasaan, tetapi setelah sekian lama berjuang, akhirnya Allah Ta’ala memberinya kekuasan. Kekuasaan itu didapatkan sebagai buah dari kesungguhan iman dan amal shaleh.

Perlu disadari, setiap pemimpin akan bertanggung jawab kepada Allah Ta’ala atas amanah yang telah diterimanya. Maka, hendaknya ia memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala agar Dia menolongnya dalam menjalankan kekuasaan itu.

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri: Menuju Kemenangan, Istiqamah dengan Amaliah Ramadhan

Semoga umat Islam di manapun berada selamat dari fitnah kekuasaan, dan bagi yang mendapat amanah berkuasa, semoga Allah Ta’ala menolongnya dalam menunaikan amanah dengan baik. Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Khutbah ke-2 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ اْلجَمَاعَةِ، وَنَهَانَا عَنِ اْلاِخْتِلَافِ وَالتَفَرُّقَةِ، وَاْلصَّلَاةُ وَالسَّلآ مُ عَلٰى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ هُدَاةِ اْلاُمَّةِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعاَلَى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم  ،إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ انْصُرْ اِخْوَانَنَآ المُجَا هِدِيْنَ فِى فِلِسْطِيْنِ وَفِى كُلِّ مَكَانٍ .اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً ، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Indonesia
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Khutbah Jumat