Oleh: Majelis Dakwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah)
Khutbah Pertama:
الْحَمْدَ ِللهِ اَّلذِى اَمَرَنَا بِلُزُوْمِ الجَمَاعَةِ وَنَهَانَاعَنِ الْاِخْتِلَافِ وَالتَّفَرُّقَةِ, مَاشَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاءْ لَمْ يَكُنْ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ نَبيُّ رَحْمَةُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وّسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَحَبِيِّبِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ هُدَا تِ الْاُ مَّةُ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِ حْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
اَيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ كما قال تعالى فى كتابه الكريم, أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
اَمَّا بَعْد
فَـإِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِ , وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِى النَّارِ
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. (QS. Al An’am: 153)
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Jamaah Jumat rahimakumullah
Asbabul Nuzul ayat ini sebagaimana Imam Ibnu Katsir sebutkan dalam tafsirnya, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ia berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam membuat suatu garis dengan tangan beliau kemudian bersabda; “Ini jalan Allah yang lurus, setelah itu beliau membuat banyak garis-garis di samping kanan dan kiri jalan tersebut, lalu bersabda ‘semua jalan ini tidak satupun diantaranya melainkan ada syaitan yang menyerukan ke sana kemudian beliau membaca ayat di atas’”. Dan masih banyak riwayat lain yang senada dengan riwayat Imam Ahmad di atas.
Ibnu Katsir berkata, kalimat هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا, (ini adalah jalan ku yang lurus), menjelaskan bahwa Allah menyebut jalan-Nya dalam bentuk tunggal, karena kebenaran hanya satu dan jalan-jalan lain selain jalannya disebut dalam bentuk jamak, karena berbeda-beda dan berliku-liku, sejalan dengan surat Al Baqarah: 257.
Ali bin Abi Thalib berkata dari Ibnu Abbas ayat di atas semakna dengan ayat :
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ
“Hendaknya mereka menegakkan agama, dan janganlah bercerai berai/berfirqoh-firqoh” (QS Asy Syuro 13)
Selanjutnya Allah Ta’ala memerintahkan kaum muslimin agar bersatu, melarang bertikai dan bercerai berai, Allah mengabarkan kehancuran kaum sebelum mereka tidak lain disebabkan karena perdebatan dan permusuhan dalam agama Allah. Penjelasan senada juga di jelaskan oleh Mujahid dan lainnya.
Imam Al Qurthubi berkata yang dimaksud dengan صِرَاطِ pada ayat ini adalah jalan agama Islam, sedangkan lafat مُسْتَقِيمًا maknanya adalah lurus dan rata, tidak ada kebengkokan di dalamnya, artinya Allah memerintahkan untuk mengikuti jalan-Nya yang telah digariskan melalui lisan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam yang akan berakhir ujungnya pada surga.
Prof. Hamka berkata yang di maksud Islam sebagai jalan Allah yang lurus pada ayat ini memiliki munasabah (keterkaitan) dengan ayat sebelumnya (QS. Al An’am: 51-52) yang berisi sepuluh wasiat, yaitu:
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
- Larangan untuk tidak mempersekutukan Allah
- Perintah berlaku baik kepada orang tua
- Larangan membunuh anak karena takut miskin
- Larangan mendekati perbuatan fahsya
- Larangan membunuh jiwa tanpa alasan yang benar
- Larangan memakan harta anak yatim
- Perintah untuk memyempurnakan takaran dan timbangan
- Perintah untuk berbuat adil
- Perintah untuk memenuhi janji
- Perintah untuk mengikuti jalan yang lurus
Pertalian diantara satu wasiat dengan wasiat yang lain tampaklah bahwasanya perintah dan larangan Allah tidak cukup kalau menjadi agama pribadi yang hanya bergantung pada kesolehan individu dalam beragama. Melainkan diantara umat Islam harus saling menjaga ukhuwah dan hidup berjamaah. Sebagaimana wasiat ini menghendaki muslimin membangun masyarakat yang adil dan makmur di bawah panji tauhid.
Prof. Hamka berkata, kalimat فَاتَّبِعُوهُ maka ikutilah ia, maknanya bahwa seorang muslim yang menyadari Al Quran sebagai pegangan hidupnya hendaknya menyadari pula sunnah Rasulullah saw., sejarah Nabi Muhammad saw dan perjuangann Khulafaur Rasyidin, tidak dapat tidak, bahwa segala perintah Allah dan Rasul-Nya tidak akan dapat berlaku dan berjalan dengan baik kecuali ada pemerintahan Islam yang memberlakukan syariatnya.
Maka muslimin janganlah mengikuti jalan-jalan yang lain, Imam Al Qurthubi berkata, kalimat وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ , sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Apa saja yang aku perintahkan untuk dilakukan maka laksanakanlah, dan apa saja yang aku larang maka tinggalkanlah”.
Kemudian beliau menyantumkan hadis yang lain dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam:
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قاَلَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظًةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوْبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةً مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا قَالَ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
Dari Abu Najih Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang membuat hati menjadi bergetar dan mata menangis, maka kami berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sepertinya ini adalah wasiat dari orang yang akan berpisah, maka berikanlah wasiat kepada kami.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun kalian dipimpin seorang budak. Sungguh, orang yang hidup di antara kalian sepeninggalku, ia akan melihat perselisihan yang banyak.
Oleh karena itu, wajib atas kalian berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin al-Mahdiyyin (khilafah yang mendapatkan petunjuk). Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap bidah adalah sesat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) , ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih).
Imam Al Maraghi dalam tafsirnya menukilkan riwayat dari Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas katanya, Allah memerintahkan orang-orang mukmin agar membentuk jamaah dan melarang mereka dari perselisihan pendapat dan berpecah-belah, karena sesungguhnya yang menghancurkan umat sebelum mereka adalah pertengkaran dan permusuhan.
Adapun Kalimat لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ artinya agar orang-orang yang beriman terpelihara dari segala sesuatu yang mendatangkan murka Allah, terpelihara dari api neraka, dan mendapatkan jaminan kesuksesan hidup di dunia. (Qs. At-Tholaq: 2-5)
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Kesimpulan
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Islam adalah satu-satunya kebenaran, sebagai jalan yang lurus yang tidak dapat sempurna di amalkan secara individual, dan kesempurnaannya harus dijalankan secara berjamah dan terpimpin oleh seorang Imam.
Untuk lebih memantapkan esensi tentang kehidupan berjama’ah dalam Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Rasulullah Shallallahu ”Alaihi Wa Sallam bersabda:
وأناأّمُرُكْم بِخَمْسٍ أَللهُ أَمَرَنِى بِهِنَّ : بِاْلجَمَاعَةِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَالْهِجْرَةِ وَاْلجِهَادِ فِى سَبِيْل ِاللهِ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ اْلجَمَاعَةِ قِيْدَ شِبْرٍ فَقَدْخَلَعَ رِبْقَةَاْلإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَى اَنْ يَرْجِعَ وَمَنْ دَعَابِدَعْوَى اْلجَاهِلِيَّةِ فَهُوَمِن ْجُثَاءِجَهَنَّمَ، قَالُوْايَارَسُوْل َالله ِوَاِنْ صَامَ وَصَلَّى، قَال َوَاِنْ صَام َوَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ فَادْعُوااْلمُسْلِمِيْن َبِمَاسَمَّاهُمُ اْلمُسْلِمِيْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ عِبَادَاللهِ عَزَّوَجَلَّ.(رواه أحمد)
“Aku perintahkan kepada kamu sekalian (Muslimin) lima perkara, sebagaimana ALLAH telah memerintahkanku dengan lima perkara itu: Berjama ‘ah, mendengar, tha’at, hijrah dan berjihad fie sabilillah. Barang siapa yang keluar dari Al-Jama ‘ah sekedar sejengkal, maka sungguh terlepas ikatan Islam dari lehernya sampai ia kembali (taubat). Dan barangsiapa yang menyeru dengan seruan jahiliyah, maka ia termasuk golongan orang yang bertekuk lutut dalam Jahannam.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
” Para shahabat bertanya: “Ya Rasulallah, jika dia shaum dan shalat?” Rasulullah bersabda: “Sekalipundia shaum dan shalat dan mengaku dirinya seorang Muslim. Maka panggillah olehmu orang orang Muslim itu dengan nama yang Allah telah berikan kepada mereka: “Al-Muslimin, Al-Mu ‘minin, hamba-hamba Allah ‘Azza Wa Jalla.” (HR. Ahmad dari Harits Al-Asy’ari)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ الإسْلَامَ وَالْمُسلمين، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ, وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْن
اَللَّهُمَّ اَحْيِ الْمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ فِى جَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ (حِزْبَ اللهِ) حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَلِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَا لِمٍ وَسُوْءٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَالْحَمْدَ ِلله رَبِّ الْعَالمِينِ
(A/R8/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat