﷽
Khutbah ke-1:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خ4rf5َلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. امابعد.
Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Tidak ada satu detik pun terlewat dari kehidupan yang kita jalani, kecuali kita merasakan limpahan nikmat dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nikmat dan kasih sayang itu terus-menerus mengalir seiring hembusan nafas kita, berkelindan dengan irama detak jantung kita. Nikmat yang satu disusul dengan nikmat-nikamt berikutnya, tanpa bisa kita hitung jumlahnya, hingga akhir kehidupan kita di dunia ini.
Maka, sebagai bentuk syukur kita, marilah senantiasa kita melaksanakan perintah-perintah-Nya dengan penuh keikhlasan, dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya dengan penuh kesadaran bahwa ada hikmah yang besar jika seseorang menjauhi semua larangan itu.
Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah
Pada kesempatan khutbah ini, khatib akan menyampaikan judul: “Kesesatan Ajaran Komunisme.” untuk mengingatkan kita, Bangsa Indonesia bahwa ajaran Komunisme untuk kesekian kali telah berusaha merusak kehidupan masyarakat dan beragama di Indonesia. Peristiwa terakhir kita kenal dengan Gerakan 30 September (G 30 S PKI).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Sebagai landasan judul khutbah di atas, mari kita renungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Al-Jasiyah [45] ayat ke-24:
وَقَالُواْ مَا هِىَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا نَمُوتُ وَنَحۡيَا وَمَا يُہۡلِكُنَآ إِلَّا ٱلدَّهۡرُۚ وَمَا لَهُم بِذَٲلِكَ مِنۡ عِلۡمٍۖ إِنۡ هُمۡ إِلَّا يَظُنُّونَ
“Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.’ Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Q.S. Al-Jatsiyah [45] ayat 24).
Imaam Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas, bahwa Allah Ta’ala menginformasikan tentang perkataan aliran Dahriyyah dari kalangan orang-orang kafir, dan orang-orang yang sependapat dengan mereka di kalangan orang-orang musyrik Arab yang mengingkari adanya hari pertanggungjawaban amal perbuatan manusia.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Aliran Dahriyyah adalah kelompok sekte yang menyandarkan segala sesuatu kepada berjalannya waktu. Aliran ini merupakan salah satu kelompok orang kafir yang diikuti oleh sebagian orang musyrik Arab yang mengingkari adanya kehidupan setelah kematian.
Kaum Dahriyyah mengatakan bahwa tidak ada kehidupan selain kehidupan dunia sekarang ini. Manusia ada yang mati dan ada yang lahir. Tidak ada sebab kematian selain hanyalah perjalanan waktu dan perputaran siang dan malam.
Kaum Dahriyyah mengingkari adanya Hari Kebangkitan. Menurut mereka, tidak ada hisab (penghitungan), tidak ada pula balasan perbuatan manusia. Ketika seseorang sudah mati, selesailah kisah perjalanan hidupnya.
Kaum Dahriyyah disebut juga Kaum Maddi (materialis) yang hanya percaya kepada benda yang tampak oleh mata dan bisa dirasakan indera saja. Mereka beranggapan bahwa alam ini terjadi dengan sendirinya. Tuhan tidak ada. Manusia hidup di dunia atas kehendak alam. Jika alam menghendaki mati, maka ia pun mati. Itulah landasan ajaran Komunisme.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah
Kepercayaan bahwa segala sesuatu hanya bersandar kepada masa adalah kepercayaan yang sesat dan menyesatkan. Kepercayaan ini hanya berdasar kepada dugaan dan ilusi saja, tanpa bersandar kepada nash kebenaran sama sekali.
Mereka sangat mendewa-dewakan akal (rasio) dan mendustakan wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Ibnu Jarir mengetengahkan hadist bersumber dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu dari Nabi Muhammad Shallallahhu Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
كَانَ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُوْلُوْنَ: إِنَّمَا يُهْلِكُنَا اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَهُوَ الَّذِي يُهْلِكُنَا وَيُمِيْتُنَا وَيُحْيِيْنَا، فَقَالَ اللَّهُ فِى كِتَابِهِ: (وَقَالُوْا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ
“Dahulu orang-orang Jahiliyah mengatakan, sesungguhnya yang membinasakan kami hanyalah malam dan siang. Dialah yang membinasakan, mematikan dan menghidupkan. Maka Allah menurunkan firman-Nya (Dan mereka berkata: ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.”
Sehubungan dengan hadist tersebut, Imam Syafi’i dan Abu Ubaidah, serta kalangan para imam ahli hadits berkata, “Dahulu orang-orang Arab di masa Jahiliyah, apabila ditimpa paceklik, malapetaka atau musibah, mereka selalu mengatakan, celakalah masa. Mereka menyandarkan kejadian tersebut kepada masa dan mencaci makinya. Padahal sesungguhnya, yang melakukannya hanyalah Allah. Mereka seakan-akan mencaci maki Allah, karena pada hakikatnya semua kejadian itu di tangan Allah”.
Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melarang umatnya mencaci masa. Sebab, apabila seseorang mencaci masa, berarti ia mencaci Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan masa.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
لَا تَسُبُّوْا الدَّهْرَ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الدَّهْرُ (رواه مسلم)
“Janganlah kalian mencaci masa, karena sesungguhnya Allah (yang menciptakan masa)”. (H.R. Muslim)
Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa, paham Dahriyyah itu sama dengan ideologi Komunis. Ideologi Komunis diterapkan setelah meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917, mempunyai pokok-pokok ajaran antara lain:
Pertama, Tuhan tidak ada, dan hidup adalah tentang materi (materialistis). Kedua, tidak mengakui adanya hari akhirat. Ketiga, tidak mengakui adanya surga dan neraka. Keempat, menentang semua agama dan Kelima, menghapus kepemilikan perseorangan dan menggantikannya dengan milik bersama.
Ada 18 cara yang digunakan oleh Komunis untuk mencapai tujuan, dari yang paling ringan sampai yang paling berat, yaitu: berdusta, memutarbalikkan fakta, memalsukan dokumen, menebar fitnah, memeras, menipu, menghasut, menyuap, intimidasi, bersikap keras, membenci, mencaci-maki, menyiksa, memperkosa, merusak/menyabot, adu domba membumi hangus, dan membunuh/membantai.
Dalam catatan sejarah modern, korban nyawa akibat komunisme lebih besar tiga kali lipat dari korban seluruh perang di jagad raya. Korban Perang Dunia I, Perang Dunia II, Korea, Vietnam, Irak, Afghanistan, Palestina, Lebanon dan seluruh korban perang yang terjadi, jika semua digabung menjadi satu, berjumlah 38 juta jiwa, sedangkan korban ideologi komunis hampir mencapai 120 juta orang.
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Di Indonesia, Partai Komunis telah mengadakan tiga kali pemberontakan.
Pertama, tahun 1926 di Semarang, pada masa kolonial Belanda.
Kedua, 1948 yang terkenal dengan Peristiwa Madiun. Pada pemberontakan itu, PKI menjadikan umat Islam sebagai sasaran utama pembantaian.
Ketiga, 1965 yang dikenal dengan Gerakan 30 S PKI. Mereka membunuh secara sadis tujuh jenderal Angkatan Darat yang anti PKI.
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Namun, ketiga pemberontakan itu gagal dan akhirnya pada tahun 1966 PKI dibubarkan.
Maasyiral Muslimin, hafidzakumullah
Itulah sebagian kekejaman yang dilakukan oleh pengikut paham komunis yang menunjukkan kesesatan ajaran mereka. Oleh karena itu, dalam Muktamar Alim-Ulama seluruh Indonesia pada 1957, diputuskan beberapa hal yang menyangkut komunisme, antara lain:
Ideologi atau ajaran komunis adalah kufur hukumnya dan haram bagi umat Islam menganutnya.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Bagi yang menganut ideologi atau ajaran Komunisme dengan keyakinan dan kesadaran, kafirlah dia, tiada sah menikah dan menikahkan orang Islam, tiada pusaka mempusakai, haram jenazahnya diselenggarakan secara Islam.
Semoga seluruh umat manusia, khususnya bangsa Indonesia diselamatkan dari paham yang menyesatkan tersebut.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
Khutbah ke-2:
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ. فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ، فَيَآيُّهَا اْلمُؤْمِنُونَ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسى بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ، وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ آْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَاهَذَا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
(A/P2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)