Oleh Ust Dr Wahyudi KS, dosen STAI Al-Fatah, Cileungsi, Bogor
Khutbah pertama
إنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَـغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله ِمِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَـيّـَئاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, والصلوة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن واله أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا () يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا …….. أمـّا بعد
Baca Juga: Khutbah Jumat: Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan Anak
إِنَّ أَحْسَنَ الحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا،
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Marilah kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Wujud syukurnya adalah meningkatkan ketaqwaan kepada Allah dengan taqwa yang sebenar-benarnya taqwa, yakni mentaati Allah tidak memaksiati-Nya, bersyukur tidak mengkufuri-Nya, selalu mengingat Allah tidak melupakan-Nya sedikitpun.
Para hamba Allah, jama’ah jum’at yang dirahmati Allah
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Perjuangan untuk Pembebasan Al-Aqsa di Bulan Dzulqa’dah
Dalam sehari semalam kita membaca kalimat Ihdinash shirathal mustaqim (Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus) minimal 17x dalam 17 rakaat shalat lima waktu. Jika sehari 17x, sebulan berarti lebih dari 500x, setahun berarti lebih dari 6000x. Lalu sudah berapa ribu kali seumur hidup kita ?
Pertanyaannya, sudahkah kita berada pada jalan yang lurus? Jalan manakah itu?
Ayat berikutnya Al-Qur’an menjelaskan, صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ yakni jalannya orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah atas mereka. Siapakah mereka itu?
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan surat An-Nisaa : 69, yang berbunyi:
Baca Juga: Khutbah Jumat: Barometer Cinta Allah Kepada Manusia
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا (69)
Siapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah………
Orang-orang yang mendapat nikmat itu adalah para nabi, shiddiqiin, syuhada dan shalihin. Karena itulah, jika kita tidak mengikuti jalan mereka, ancamannya adalah dipalingkan dalam kesesatan dan dimasukan ke dalam jahannam. (QS. An-Nisaa : 115)
Baca Juga: Khutbah Jumat: Mereka yang Menyerahkan Seluruh Hidupnya untuk Allah Ta’ala
Menjadi syuhada adalah salah satu cita-cita mulia seorang mukmin. Keutamaan syahid disebutkan dalam Al-Qur’an sbb :
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki, (QS. Ali ‘Imran, 3: 169)
Dari Sahabat Miqdam bin Ma’di al-Kariba radhiyallahu ‘anhu, meriwayatkan, orang yang mati syahid mempunyai 6 keutamaan: (1) diampuni dosanya sejak tetesan darah yang pertama, (2) dapat melihat tempatnya di Surga, (3) akan dilindungi dari adzab kubur, (4) diberikan rasa aman dari ketakutan yang dahsyat pada hari Kiamat, (5) diberikan pakaian iman, dinikahkan dengan bidadari, (6) dapat memberikan syafa’at kepada 70 orang keluarganya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Keutamaan Ibadah Sosial
Jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah,
Untuk dapat meraih syahid kita harus berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa disertai penuh kesungguhan dan keikhlashan. 41 kali Al-Qur’an menyebutkan kata jihad yang sebagian besar artinya perang. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ, وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ, مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ
Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Al-Quds Wilayah yang Terluka
Atas dasar hadis ini, hendaknya kita wajib peduli kepada urusan kaum muslimin di mana pun, karena pada dasarnya, kaum muslimin adalah satu, tidak dipisahkan dengan perbedaan negara dan bangsa, tidak dipisahkan dengan warna kulit dan bahasa. Selama mereka menggunakan Al-Qur’an yang sama, kiblatnya sama, rukun Iman dan rukun Islamnya sama, berpegang pada sunnah Rasulullah dan para sahabatnya, maka itu adalah saudara kita. Darah daging mereka adalah darah daging kita. Maka kita wajib peduli, terlebih disaat mereka terzhalimi oleh musuh-musuh Allah, itulah panggilan jihad untuk kita, sehingga kita harus membela kehormatan kaum muslimin dengan semaksimal kemampuan.
Hadirin kaum muslimin yang berharap perjumpaan dengan Allah
Di awal bulan Dzulhijjah ada momentum emas yang mana jika kita beramal shaleh pada saat itu, dapat meraih pahala jihad fii sabiilillah dan dapat prestasi syahid yang terbaik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْء.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meraih Keikhlasan dalam Beramal
“Tidak ada hari-hari di mana amalan shalih yang dikerjakan di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari ini. Para shahabat bertanya: Termasuk pula jihad fi sabilillah? Beliau bersabda: Ya, termasuk pula jihad fi sabilillah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali darinya sedikit pun.”
Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan : Dan yang tampak dari sebab diistimewakannya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah karena waktu tersebut merupakan tempat berkumpulnya (dan ditunaikannya) induk dari berbagai macam ibadah, yaitu shalat, puasa, shadaqah, dan haji. Itu semua tidak terjadi pada waktu yang lain.” (Fathul Baari, 2/593)
Shalat idul Adlha, puasa arafah, shadaqah qurban dan ibadah haji, hanya bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah.
Amalan shalih yang dapat kita lakukan di sepuluh hari awal Dzulhijjah, seperti : Shalat berjama’ah lima waktu di masjid, membaca Al-Qur’an, banyak berdzikir, tasbih, tahmid, takbir dan istighfar, banyak bersedekah, shalat sunnah, baik rawatib maupun nawaafil, berdakwah, amar ma’ruf dan nahyi munkar. berbakti pada orang tua, shilaturrahim, meningkatkan solidaritas untuk muslim yang tengah menderita seperti di Palestina, Suriah, Kashmir, dan lainnya, membantunya dengan do’a dan dana. Dan masih banyak amal shalih lainnya.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Meningkatkan Ibadah Paska Bulan Ramadhan
Itulah 10 hari di bulan Dzulhijjah yang perlu dijadikan momentum emas oleh kita, karena belum tentu tahun depan berjumpa lagi dengan kesempatan ini. Demikian pula hari esok adalah milik Allah. Semoga Allah masih memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat dan memperbaiki diri agar akhir hayat meraih prestasi syahid atau husnul khatimah.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم.أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم
Khutbah kedua
الحمد لله الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah…
Pada khutbah kedua ini kami sampaikan kembali pentingnya ketaqwaan kepada Allah. Karena semua potensi yang Allah berikan tidak artinya tanpa taqwa, harta berlimpah, jabatan tinggi dan gelar yang panjang hanya akan bernilai di sisi Allah jika disertai dengan ketaqwaan kepada Allah. Pada surat Al-Maidah ayat 35, Allah menggandengkan taqwa dengan jihad di jalan Allah, karena keduanya tidaklah dapat dipisahkan.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Ramadhan, Persatuan Umat dan Pembebasan Al-Aqsa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling bertaqwa, dan beliau juga orang yang paling depan dalam urusan jihad di jalan Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu diatas jalan yang lurus, bertaqwa kepada Allah dan dapat meraih prestasi husnul khatimah.
أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِين
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عباد الله:
إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.
Mi’raj News Agency (MINA)