Tel Aviv, MINA – Tentara Pendudukan Israel prihatin terhadap menurunnya kinerja militer di jajarannya karena penyebaran gelombang kelima Corona minggu lalu yang mengenai lebih dari 5.000 tentara.
“Penurunan kemampuan militer itu mendorong Kepala Staf Umum, Aviv Kohavi, mengadakan pembicaraan kemarin, untuk menilai kondisi pasukan, terutama di unit tempur dan khusus, seperti pertahanan udara, bawah laut, dan fasilitas penting,” demikian Surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth melaporkan, seperti dikutip dari Shehab News Agency, Selasa (11/1).
Surat kabar itu menyatakan, lebih dari lima ribu tentara terinfeksi Corona, di antaranya perwira berpangkat brigadir jendral, termasuk kepala Divisi Tenaga Kerja, Yaniv Asor, dan koordinator kegiatan pemerintah di wilayah pendudukan, Ghassan Alyan.
Menghadapi masalah serius ini, Kepala Staf Umum Kohavi menyatakan pihaknya perlu meminta Kementerian Kesehatan untuk mempersingkat masa karantina menjadi lima hari, terutama bagi prajurit di unit khusus dan staf medis di ketentaraan.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Kemarin, seorang perwira militer senior menyinggung terkait dengan kinerja tentara yang kelelahan dan absen dari unit yang ditempatkan di perbatasan.
“Jika masa karantina tidak dipersingkat, tidak ada yang akan melakukan operasi keamanan normal setelah dua minggu, kita harus ubah aturan karantina di tentara Israel,” ujar perwira itu.
Surat kabar itu juga menunjukkan, jumlah tentara yang dilarang bertugas juga menyebabkan penangguhan kursus perwira.
Sementara itu Petugas di Komando Dalam Negeri mengatakan bahwa laboratorium analisis Corona telah kehabisan kemampuannya dalam penanganan kasus tersebut. (T/R12/P1)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mi’raj News Agency (MINA)