PAK AEP begitu ia sering disapa. Pria berusia 68 tahun dari Desa Selawi, Kecamatan Selawi, Kabupaten Garut itu telah menjalani hidup yang penuh dengan perjuangan. Bagaimana tidak, selama lebih dari 20 tahun, ia telah berjualan perkakas dapur, seperti boboko sejenis tempat wadah nasi yang terbuat dari anyaman bambu, bakul, dan tampah serta beberapa perkakas dapur lain, untuk mencari rezeki demi keluarganya.
Hari itu, Senin, 11 Agustus, Pak Aep telah melewati hari ketiga tanpa pulang ke rumah karena jualannya belum laku. Ia telah melewati beberapa kampung di Sumedang dan Majalengka, mencari pembeli untuk jualannya. Pak Aep punya prinsip tidak akan pulang sebelum semua barang jualannya habis, meskipun itu berarti harus melewati malam di masjid.
Dengan tiga anak dan enam cucu, Pak Aep merasa tanggung jawabnya besar untuk mencari rezeki yang halal demi masa depan keluarganya. Setiap kali mulai berangkat berjualan, ia membawa ongkos sebesar 15 ribu rupiah dari Kp Cilanjung, Kec Selawi, untuk membiayai perjalanan dagangnya.
Anak-anak Pak Aep sebenarnya sudah menyuruhnya berhenti berjualan, tapi Pak Aep tidak mau. Ia pernah berseloroh bahwa nanti jika dirinya sudah jadi jompo, baru ia akan berhenti berjualan dan minta anak-anaknya untuk untuk bertanggung jawab atas semua keperluan dirinya. “Lamun Bapak geus jompo, engke maneh nu nanggung keperyogian Bapak,” ujarnya tertawa lepas.
Baca Juga: Jejak Fatimah Adawiyah, Keliling Jabodetabek untuk Mengajarkan Al-Quran
Meski usia sudah tak lagi muda, Pak Aep memiliki motivasi yang kuat untuk berjualan perkakas dapur. Ia melakukannya semata-mata sebagai kewajiban seorang suami untuk mencari rezeki demi keluarganya. Ia tidak pernah merasa lelah, meskipun telah menjalani pekerjaannya selama lebih dari 20 tahun.
Pekerja keras tak kenal lelah
Saat ditanya jauh sebelum jualan perkakas dapur, Pak Aep mengatakan jika dirinya telah menjalani berbagai pekerjaan. Ia pernah berjualan es puter di Batuceper, Tangerang selama 5 tahun pada tahun 1970-an. Saat itu, ongkosnya masih 1500 rupiah dari Limbangan ke Tangerang.
Pak Aep juga pernah berjualan tahu kuning di Cianjur. Ia masih menggunakan gilingan batu untuk membuat tahu kala itu pada tahun 1980-an. Pak Aep menikahi Mia istrinya di tahun 1979. Setelah menikah, ia terus mencari cara untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya.
Baca Juga: Jejak Tukul Sunarto, Mendidik Jembatan Menuju Surga
Pada tahun 1982, saat baru memiliki anak pertama, ia berjualan bubur sumsum di Sasakbesi, Purwakarta. Ia tidak pernah menyerah dalam mencari rezeki demi keluarganya. Ia adalah contoh nyata dari ketabahan dan semangat juang yang tinggi.
Pak Aep telah melewati berbagai kesulitan dalam hidupnya, tapi ia tidak pernah menyerah. Ia terus berjuang untuk mencari rezeki demi keluarganya. Dengan ketabahan dan semangat yang tinggi, Pak Aep terus berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
Pa Aep berharap dapat segera menemukan pembeli untuk jualannya dan dapat pulang ke rumah dengan hati yang gembira. Ia berharap dapat memberikan yang terbaik bagi keluarganya dan melihat anak-anaknya tumbuh dengan bahagia.
Kisah Pak Aep adalah inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang dan tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup. Ia adalah contoh nyata dari seorang suami sekaligus ayah yang bertanggung jawab dan tidak pernah merasa lelah dalam mencari rezeki demi keluarganya.
Baca Juga: Ustaz Anshorullah, Dai Pembuka Jalan Dakwah di Kalimantan
Dengan ketabahan dan semangat yang tinggi, Pak Aep terus berjuang untuk mencari rezeki demi keluarganya. Ia adalah contoh nyata dari seorang yang tidak mengenal lelah dalam mencari rezeki demi keluarganya.
Kisah Pak Aep akan terus menjadi inspirasi bagi kita semua. Ia adalah contoh nyata dari seorang yang tidak pernah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan terus berjuang untuk mencari rezeki demi keluarganya.
Semoga Pak Aep dapat segera menemukan pembeli untuk jualannya dan dapat pulang ke rumah dengan hati yang gembira. Kisahnya menyentak alam bawah sadar kita, betapa orang yang sudah berusia lebih dari setengah abad tapi masih semangat untuk menjemput rezekinya dengan menghampiri dari rumah ke rumah melintasi berbagai daerah di Jawa Barat seperti Sumedang dan Majalengka.[]
Mii’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Buya Saleh Hafiz, Tinggalkan Bisnis Fokus Berdakwah