Julaybib. Seorang pemuda berasal dari Madinah, seorang sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Menurut sejarah, fisiknya yang pendek dan kurang menarik sehingga kurang dikenal di Madinah. Namun, Julaybib adalah salah seorang sahabat yang disayangi Rasulullah.
Dia bekas budak. Suatu saat Julaybib datang ke Madinah dan berjumpa dengan Rasulullah kemudian ditanya: “Wahai Julayibib kamu sudah menikah atau belum?”
Julaybib mengatakan: “ya Rasulullah aku ini seorang yang tidak memiliki harta, bukan seorang bangsawan, wajah ku pun juga tidak ganteng.”
Lalu Rasul mengatakan, engkau harus menikah sebab menikah itu penting.
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
Di hari kedua bertemu lagi dengan Rasulullah dan ditanya kembali oleh Rosulullah: “Wahai Julaybib kamu sudah nikah atau belum? “Ya Rasulullah sebagaimana hari pertama engkau bertanya pada Ku, Aku seorang Julaybib bekas budak, bukan orang yang ganteng, miskin, mana ada orang yang mau dengan aku ya Rasulullah.”
“Tidak” kamu harus menikah,” kata Rasulullah, Rasul tahu pada wajah Julaybib ini ada keinginan untuk menikah akan tetapi ia tidak mau menikah, sebab wajahnya kurang tampan.
Di hari ketiga, pun kembali ditanya Rasulullah,: “Wahai Julaybib sudahkah kau menikah”? “Belum ya Rasul nikahkan aku sekarang,” kata Julaybib. Maka Rasul berkata, Julaybib sekarang kamu datang kepada sahabat Ansor ke rumahnya untuk minta anaknya, Kau katakan pada sahabat Ansor tersebut bahwa Aku dinikahkan oleh Rasulullah dengan anak-Mu”.
Akhirnya Julaybib bergegas menuju rumahnya sahabat Anshor tersebut, lalu dia ketuk pintu dan mengucap Aalam, setelah di bukakan pintu Julaybib berkata pada sahabat Anshor tersebut. “Saya Julaybib utusan Rasulullah dan diperintahkan untuk menikahi putri Mu.”
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia
Sahabat Anshor berkata: “Tidak bisa Julaybib, kamu ini jelek rupa, tidak punya harta dan bukan bangsawan mau menikah dengan anakku, tidak bisa.” Akhirnya ditolak begitu oleh sahabat Anshor.
Kemudian Putri sahabat Anshor ini rupanya mendengar ucapan dari ayahnya yang menolak permintaan Julaybib. Maka anak tadi berkata, “Wahai ayah jangan engkau tolak biarkan terima saja karena dia adalah utusan Nabi Muhammad.”
“Rasul yang menyuruh. Ia datang ke tempat ini, untuk menikah dengan aku, terimalah wahai ayah, saya akan menerima dengan tangan terbuka, dan saya senang sekali menikah dengannya dan jangan sampai nanti turun ayat Allah ta’ala keluarga kita di jadikan keluarga yang munafik karena tidak mengikuti perintah Rasul”.
Pada akhirnya sahabat Anshor menerima permintaan Julaibib ini karna atas perintah Rosulullah saw, dan setelah diterima Julaibib pun melapor kepada Rosulullah bahwa pinangannya telah di terima, lalu apa yang harus saya lakukan ya Rosululah.? Sabar kata Rosulullah, biar aku undang sahabat-sahabat yang lain, di undanglah para sahabat-sahabat Rosul saw dan Rosul meminta siapa yang punya uang dikumpulkan untuk sahabat Julaybib ini karna dia baru mau menikah, malam ini dia mau menikah.
Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia
Lalu hingga terkumpul semuanya dari para sahabat, ada yang berupa uang, roti dll. Lalu diberikan pada si Julaibib untuk di jadikan mahar pernikahannya dengan anaknya sahabat anshor tadi.
Lalu ketika dia bawa itu uang terdengarlah sebuah seruan , “wahai siapa pun yang punya kuda siapkan kuda-kuda kalian untuk perang jihad fisabilillah.”
Ketika Julaibib mendengar seruan tersebut Julaybib berkata: “Ini uang tidak jadi dipakai untuk beli mahar, mau saya belikan kuda, mau saya belikan pedang, saya mau beli tombak , saya mau beli alat perang untuk membela agama Islam.”
Julayibib adalah orang yang berkulit hitam tapi hatinya putih, kemudia ia belikan uang yang buat mahar tersebut untuk membeli alat-alat perang yaitu pedang dan sebagainya.
Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya
Kemudian ia terjun ke medan perang dan banyak membunuh orang-orang kafir qurais ketika itu yang memerangi orang Islam. Hingga pada akhirnya si Julaybib pun juga ikut terbunuh di medan peperangan tersebut.
Singkat cerita setelah usai dari peperangan Rosul mencari di mana Julaibib dan memerintahkan sahabatnya untuk mencari jenazah julaibib. Lalu Rosul bertanya kepada para sahabat sahabatnya, di antara Kalian kehilangan siapa? Lalu sahabat-sahabat ada yang mengatakan kami kehilangan bapak saya, kami kehilangan ibu saya, kami kehilangan saudara saya dan sebagainya, namun Rosul mengatakan: “Aku kehilangan si Julaybib.”
Dan setelah dicari oleh para sahabat ditemukan Julaybib ini dalam keadaan tergeletak gugur sebagai suhada’. Kemudian jenazah Julaibib ini di gendong oleh Rosulullah, ketika Rosul melihat jenazah Julaybib kemudian menoleh, melihat lagi kemudian menoleh , melihat ketiga kalinya kemudian menoleh lagi, lalu ditanya oleh sahabat-sahabatnya,
“Ya Rosulullah kenapa engkau menoleh sampai beberapa kali ketika melihat Julaibib,” lalu Rosul menjawab: “Bagaimana aku tidak menoleh sedangkan bidadari surga pada turun ke bumi berebut untuk mendapatkan si Julaibib dan membawa Julaybib ke surga, lalu ada salah satu bidadari tersebut tersingkap kainnya hingga terbuka betis kaki nya maka aku menoleh karena aku tidak mau melihat betis bidadarinya Julaibib.
Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia
Karena sebab apa Julaibib mendapatkan ini semua? Sebab ia takwa pada Allah, cinta pada Allah , cinta pada Rosulullah, kemudian ia dimuliakan pula oleh Allah.(A/R03/P1)
Sumber dari: Al habib Malik Bin Yahya Assegaf Dari Baidho, dan di terjemahkan oleh Al Habib Alwi bin Ali Al habsyi solo.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Suyitno, Semua yang Terjadi adalah Kehendak Allah