Sarolangun, MINA – Mustahik binaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang tergabung dalam Kelompok Rumah Tani Khawa Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Jambi, mampu meraup keuntungan dari produksi Kopi Bukit Tempurung.
Kopi Bukit Tempurung merupakan produk kopi khas dan unggulan dari Desa Lubuk Bangkar, Sarolangun.
Bukit Tempurung sendiri terkenal dengan pemandangannya yang indah bak negeri di atas awan.
Di bukit yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi ini perkebunan kopi milik warga terhampar luas.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menurut Zulpahmi, pendamping dari Zakat Community Development (ZCD) BAZNAS Desa Lubuk Bangkar, Rumah Tani Khawa telah menjalankan usaha produksi Kopi Bukit Tempurung sejak tahun 2019 dengan bantuan modal usaha dari BAZNAS RI, dan telah mampu meraup keuntungan rata-rata Rp450.000 s/d 1.000.000 per bulan.
Dengan keuntungan tersebut, para anggota Rumah Tani Khawa, kini telah mampu membantu perekonomian keluarga.
Kini pemasaran produk Kopi Bukit Tempurung juga sudah semakin meluas, bahkan sempat dipromosikan di Istana Negara.
Selain itu, sejumlah minimarket Alfamart di wilayah Provinsi Jambi juga telah memasarkan produk Kopi Bukit Tempurung.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Ketika Sahabat ZCD BAZNAS Desa Lubuk Bangkar melakukan monitoring, Sabtu (1/4/2023), kelompok tani tersebut tengah melakukan tahap roasting biji kopi bukit tempurung di rumah produksi kopi yang bertempat di belakang Balai Desa Lubuk Bangkar.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan mengapresiasi upaya dan kerja keras mustahik binaan BAZNAS yang terus konsisten menjalankan usahanya.
“Kopi Bukit Tempurung yang diproduksi oleh kelompok tani binaan BAZNAS, kini telah menjadi produk kopi unggulan daerah setempat,” ujar Saidah.
Saidah berharap ke depan akan semakin banyak mustahik yang bisa diberdayakan serta menerima manfaat dari program-program pemberdayaan BAZNAS.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Jenis Kopi Bukit Tempurung yang diproduksi oleh Kelompok Rumah Tani Khawa ini adalah honey process atau proses madu. Buah kopi dikupas dan dikeringkan dengan lapisan mucilage yang masih menyelimuti biji kopi.
Pada saat proses pengeringan, lapisan ini masih menyerap kelembapan dari udara sehingga membuatnya semakin lengket, mirip tekstur madu.
Honey process memang cukup sulit dilakukan tapi kopi yang dihasilkan tentu akan sepadan.
Keuntungan hasil produksi kopi bukit tempurung diperkirakan mencapai Rp782.500 per 20 kilogram green bean atau biji kopi mentah yang digiling untuk menghasilkan 149 bungkus dengan berat 100 gram/pcs.(R/R2/R1)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional