Marbot adalah orang yang berjasa kepada masyarakat untuk mengingatkan ibadah shalat lima waktu. Ia juga merupakan ruh dari sebuah rumah ibadah. Ia menghidupkan masjid dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat untuk masjid dan jamaah, ia juga senantiasa menjaga kebersihan masjid.
Salah seorang marbot masjid itu bernama Muhammad Alim (35). Ia yang tinggal di daerah Salaman Mloyo, Semarang Barat, Jawa Tengah ini. merupakan salah seorang pejuang dakwah di Masjid Al-Ikhlas.
Setiap hari, ia selalu menjaga rumah Allah ini, terutama pada masa pandemi.
Alim adalah penyandang disabilitas. Ia memiliki ukuran kaki dan tangan yang tak sama seperti orang lain pada umumnya. Namun hal ini tak membuatnya berkecil hati.
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
Ia tetap bersemangat untuk terus melakukan beragam aktivitas bermanfaat bagi orang lain, seperti berdakwah.
Meski harus susah payah menyusuri jalan dengan kondisi kaki yang tidak tumbuh normal, namun ini bukan alasan bagi Alim untuk meninggalkan kewajibannya. Dari fajar menyingsing hingga petang tiba, Alim selalu memastikan kebersihan tempat ibadah.
Ia juga mengumandangkan azan sebagai tanda waktu shalat telah tiba. Tujuannya jelas, agar umat muslim segera menunaikan kewajibannya.
Tak hanya itu, Alim juga merangkap menjadi guru ngaji di masjid yang ia jaga ini. Anak-anak dari lingkungan sekitar berdatangan untuk menuntut ilmu bersamanya. Namun ada yang berbeda dengan kondisi saat ini, di masa pandemi covid-19, kegiatan mengaji di masjid pun diliburkan.
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia
“Masjid sekarang jadi sepi jamaah, anak-anak juga ngajinya libur dulu karena lagi ada virus ini. Tapi ya ndak apa, ini semua kan demi kebaikan bersama juga,” tutur Alim saat istirahat di serambi masjid.
Selain Alim, ada juga Aris Wili (38). Ia adalah marbot Masjid An-Nur yang terletak di bilangan Gandul, Cinere, Depok.
Ia juga menceritakan soal sepinya masjid yang dijaganya ini saat wabah karena anjuran pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan mencegah meluasnya pandemi virus corona. Namun masjid itu tetap menghidupkan shalat berjamaah. Wili bersama para pengurus masjid menerapkan protokol covid-19 di masjid yang dijaganya.
“Kami mewajibkan jamaah yang mau shalat berjamaah di sini untuk mencuci tangan sebelum berwudhu dan pakai sanitizer sebelum masuk masjid. Jamaah juga disarankan menggunakan masker, dan bawa alat shalat sendiri. Shalatnya pun pakai jarak, dan sudah kami tandai di lantainya. Saya juga pel lantai masjid sesering mungkin,” ujarnya.
Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia
Ia mengaku rindu dengan ramainya aktivitas masjid seperti pada masa sebelum pandemi. Ia berharap wabah yang tengah melanda Indonesia dan dunia ini segera usai.
“Masjid selama wabah ini jadi sepi. Semoga wabahnya cepat berlalu agar jamaah bisa kembali ke masjid,” ujarnya.
Para marbot ini tetap istiqamah menjaga rumah Allah selama masa wabah.
Hal inilah yang membuat Laznas PPPA Daarul Qur’an mengapresiasi keteguhan hati mereka, sehingga menyampaikan amanah donatur berupa bingkisan sembako kepada mereka.
Baca Juga: Abdullah bin Mubarak, Ulama Dermawan yang Kaya
“Mereka adalah aset dakwah yang harus kita jaga, tak hanya semangatnya namun juga dapurnya. Di saat yang lain pergi, para marbot tetap istiqamah menjaga rumah Allah dan menyuarakan azan sebagai pengingat salat lima waktu. Menjaga mereka sama seperti menjaga api dakwah tetap menyala ditengah masyarakat, apalagi di masa pandemi ini,” ujar Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an Abdul Ghofur, Selasa (2/6).
Oleh karenanya, Ghofur mengajak masyarakat tetap menjaga para marbot masjid ini di manapun mereka berada.
“Alim dan Wili adalah beberapa dari banyak marbot masjid yang didampingi PPPA Daarul Qur’an di tengah masa krisis akibat pandemi covid-29 ini. Ayo kita bersamai mereka, agar azan tetap berkumandang dan mereka tetap semangat berdakwah ditengah masyarakat,” imbaunya.(AK/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Behram Abduweli, Pemain Muslim Uighur yang Jebol Gawang Indonesia