Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Sri Onah Nabung untuk Pergi Taklim Pusat

Redaksi Editor : Arif R - 22 menit yang lalu

22 menit yang lalu

7 Views

Sri Onah

DARI Sendang Ayu, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah, Sri Onah (62) tak pernah lelah berjuang demi mengikuti seruan pemimpin, ulil amri, untuk menghadiri Tabligh Akbar di Cileungsi, Bogor.

Setiap ada yang menyuruhnya bekerja, Sri Onah akan mengumpulkan, menabung hasil buruhnya  bekerja. Sebagai buruh tanam padi setengah hari, beliau mendapatkan upah kurang lebih sebesar 30 ribu rupiah setiap kali bekerja.

Upah itu kemudian ditabung dengan sabar, diserahkan kepada ketua panitia keberangkatan Tabligh Akbar. Dalam satu musim penanaman padi, Sri Onah berhasil mengumpulkan 350 ribu rupiah, biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti acara tersebut.

Di tengah kesulitan ekonomi, Ibu Sri Onah selalu mendapatkan dukungan dari suaminya dan 4 anaknya. Meskipun kulitnya sudah mulai keriput dan nafasnya sudah tidak muda lagi, semangat beliau tidak pernah pudar. Dengan tubuh yang semakin menua, beliau bertekad bulat untuk memenuhi arahan Ulil Amri dan menghadiri Tabligh Akbar Jamaah Muslimin (Hizbullah).

Baca Juga: Taklim Pusat dan Perjuangan Bela Al Aqsa

Perjuangan Ibu Sri Onah adalah bukti iman yang kuat dan keteguhan hati yang luar biasa. Dengan kesabaran dan ketekunan, beliau berhasil mewujudkan keinginan untuk menghadiri seruan pemimpin yang beliau hormati.

Perjuangan Sri Onah menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa dengan tekad yang kuat dan dukungan dari orang-orang terdekat, impian bisa terwujud meskipun dalam kondisi yang serba sulit.

Di tengah keterbatasan ekonomi, Ia tetap teguh dalam keinginannya untuk menghadiri Tabligh Akbar. Selain mengumpulkan uang dari hasil bekerja sebagai buruh tanam padi, beliau juga mendapatkan tambahan uang saku dari anaknya yang belum menikah  dari hasil bekerja sebagai buruh tani jugaDukungan ini menjadi semangat tambahan bagi Sri Onah untuk terus berjuang.

Setiap pagi,  Sri Onah berangkat menuju ladang dengan langkah mantap. Meskipun kulitnya keriput dan tubuhnya semakin menua, beliau tidak pernah mengeluh. Dengan ketekunan, beliau mengumpulkan butir padi satu per satu, mengingat setiap biji adalah langkah menuju tujuan mulia. Di ladang, beliau bekerja dengan penuh semangat, bersyukur atas setiap upah yang diterima.

Baca Juga: ‘Tamparan’ demi ‘Tamparan’ di Taklim Pusat Membuat Saya Malu

Semangat Ibu Sri Onah tidak hanya menginspirasi keluarganya, tetapi juga seluruh warga desa sekitar terutama ikwan dan akhwat . Kehadirannya dalam berbagai kegiatan sosial di desa, serta cerita perjuangannya, menjadi teladan bagi banyak orang. Mereka melihat betapa pentingnya memiliki tekad yang kuat dan tidak mudah menyerah meskipun kondisi hidup tidak selalu berpihak.

Ketika musim penanaman padi berakhir, Sri Onah telah berhasil mengumpulkan jumlah uang yang dibutuhkan. Dengan rasa haru dan syukur, beliau bersiap untuk berangkat menghadiri Tabligh Akbar. Perjuangannya selama ini membuahkan hasil, dan impiannya untuk mengikuti seruan Ulil Amri akhirnya tercapai.

Kisah Ibu Sri Onah mengajarkan kita tentang arti keteguhan hati, keikhlasan dalam berjuang, dan pentingnya dukungan dari orang-orang terdekat. Dalam kesederhanaan, beliau menemukan kekuatan untuk mewujudkan impian, menjadikan hidupnya lebih bermakna.

Perjalanan Ibu Sri Onah menuju Tabligh Akbar adalah bukti bahwa dengan tekad yang kuat dan dukungan dari keluarga, segala rintangan dapat diatasi, dan impian yang tampak jauh bisa menjadi nyata. [Abbas Samsul Muttaqin]

Baca Juga: Sandar! Sandar! Di Kapal Menuju Taklim Pusat

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kata Mereka
Kata Mereka
Kata Mereka
Kata Mereka
Kata Mereka