Jakarta, MINA – Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang hilang dan jatuh pada Senin (29/10) lalu, hancur saat menabrak permukaan air laut.
Hal itu disampaikan saat konferensi pers Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Kementerian Perhubungan, KNKT, DVI Polri dan Jasa Raharja terkait proses evakuasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Senin (5/11) di Jakarta.
“Kita lihat serpihan ini sudah dalam bentuk kecil. Itu menandakan pesawat menabrak air dengan kecepatan cukup tinggi,” ujar Soerjanto ketika memberikan penjelasan yang juga dihadiri oleh keluarga korban.
Soerjanto mengatakan, pesawat berlogo kepala singa itu hancur ketika menabrak permukaan air atau ketika impact terhadap air. Ia menegaskan, pesawat tidak hancur di udara. Sebab, kalau hancur di udara, serpihannya akan jauh besar dari yang selama ini ditemukan Tim SAR.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Soal pengunduhan Flight Data Recorder (FDR) dari black box pesawat yang ditemukan tiga hari setelahnya, Soerjanto mengatakan, proses itu sudah dilakukan dan sebagian isinya masih dalam tahap analisis.
“Kita ambil data black box yang berisi 69 jam penerbangan dan parameternya 1.900 parameter yang direkam,” kata Soejanto.
Ia menyebut, pihaknya dibantu Amerika Serikat (AS), Australia, Singapura dan Arab Saudi dalam mengerjakan hal itu. Satu bulan ke depan KNKT akan menerbitkan laporan awal berupa data fakta selama investigasi.
Soerjanto melanjutkan, bagian black box lain yang harus ditemukan yakni Cockpit Voice Recorder (CVR) yang berisi rekaman suara dari kokpit ke menara pengawas. CVR merekam setiap percakapan antara kapten dan co-pilot, suara di kokpit, dan suara komunikasi antara kokpit dengan kabin. (L/R06/P1)
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Mi’raj News Agency (MINA)