Baghdad, MINA – Perpolitikan Irak telah membuat kemajuan “luar biasa” dalam pembicaraan untuk membentuk blok parlemen terbesar dalam persiapan pemerintahan baru, kata politisi yang terlibat dalam perundingan.
Aliansi Sairoon yang dipimpin oleh pemimpin Syiah Muqtada Al-Sadr memenangkan pemilihan 12 Mei dengan 54 kursi parlemen.
Pembicaraan yang bertujuan untuk membentuk pemerintahan baru dimulai segera setelah hasil resmi diumumkan pada Sabtu (19/5).
Aliansi parlemen diharapkan akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza
Sementara Al-Sadr yang tidak bisa menjadi perdana menteri, memainkan peran kunci dalam pembicaraan.
Dhiyaa Al-Assadi, kepala blok Parlemen Sadrist, mengatakan kepada Arab News bahwa mereka memiliki perjanjian awal dengan beberapa pemain politik utama, termasuk Perdana Menteri Haider Al-Abadi, koalisi Al-Nassir dan ulama Syiah terkemuka Ammar Al-Hakim dengan koalisi Hikma-nya.
Al-Assadi menambahkan, mereka juga memiliki perjanjian dasar dengan Wakil Presiden Ayad Allawi dan aliansi Al-Wattiniya bersama dengan beberapa partai Kurdi.
“Posisi perdana menteri bukan tujuan utama kami,” kata Al-Assadi. “Tujuan kami adalah membuat reformasi yang diperlukan dan memperbaiki kesalahan yang mendominasi proses politik sejak 2003,” tambahnya.
Baca Juga: Turki Renovasi Bandara Internasional Damaskus yang Rusak Imbas Perang Saudara
Politisi Syiah yang terlibat dalam pembicaraan mengatakan, inti aliansi adalah Sairoon dan Hikma. Negosiasi sedang berlangsung dengan Al-Abadi dan Al-Fattah yang pro-Iran untuk bergabung.
“Rinciannya harus segera diselesaikan dan koalisi seharusnya diumumkan dalam waktu 72 jam,” kata juru bicara Hikma, Mohammed Al-Maiyahi kepada Arab News. (T/RI-1/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Arab Saudi Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Putin