Baghdad, 19 Syawal 1436/4 Agustus 2015 (MINA) – Serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang menargetkan lokasi kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) di Suriah dan Irak, tahun lalu menewaskan 459 warga sipil, laporan organisasi pemantau Airwars menyebutkan Senin (3/8).
Airwars, kelompok pemantau yang melacak serangan udara internasional terhadap “ekstrimis”, melaporkan dan mendokumentasikan tentang korban sipil yang tewas dalam 57 serangan khusus tahun lalu oleh koalisi internasional yang dipimpin AS.
Laporan juga mengungkapkan, serangan koalisi AS sejauh ini menewaskan lebih dari 15.000 pejuang ISIS di Suriah dan Irak, ARA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Hampir semua klaim kematian sipil / non-kombatan adalah oleh serangan koalisi,” kata kelompok pemantau.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
“Dalam konteks ini, kiat Koalisi sekarang adalah mengecilkan atau menyangkal semua klaim kematian adalah non-kombatan, dan kesalahan ditudingnya kepada kelompok ISIS dan kekuatan lainnya.”
“Perang Koalisi melawan ISIS pasti telah menyebabkan korban sipil,” lapor Airwars.
Koalisi internasional memulai serangan udara terhadap posisi ISIS di Irak sejak 8 Agustus tahun lalu. Di Suriah, Koalisi mulai beroperasi melawan ISIS pada 23 September.
Sejauh ini, lebih 5.800 serangan udara telah dilakukan oleh pasukan pimpinan AS di Irak dan Suriah.
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
“Namun dalam periode yang sama, lebih banyak warga sipil yang tewas oleh pasukan pemerintah Suriah dan Irak, juga oleh ISIS dan berbagai kelompok pemberontak dan milisi yang beroperasi di kedua sisi perbatasan,” kata laporan itu.
Kelompok pemantau Airwars menuntut anggota koalisi anti-ISIS untuk lebih transparan dalam hal serangan.
“Karena setiap anggota secara individual bertanggung jawab atas kematian atau cedera warga sipil yang disebabkannya.”
Airwars menambahkan, hanya Kanada yang secara konsisten menyatakan kapan dan di mana ia melakukan serangan udara. (T/P001/P2)
Baca Juga: PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Gempur Suriah di Tengah Upaya Oposisi Bentuk Pemerintahan Baru