Bogota, MINA – Menteri Luar Negeri Kolombia Álvaro Leyva mengumumkan, pada hari Senin (16/10), Duta Besar Israel, Gali Dagan, harus “meminta maaf dan pergi.”
Dalam tweet di platform X, Leyva menggambarkan pernyataan Duta Besar Israel untuk Bogota yang menyerang Presiden Kolombia sebagai “aib.” Quds Press melaporkan.
“Sejarah diplomasi global akan mencatat arogansi yang tidak masuk akal sebagai tonggak sejarah yang ditunjukkan oleh Duta Besar Israel di Kolombia,” bunyi pernyataan.
Kolombia pun segera meminta duta besarnya untuk Israel meninggalkan negara pendudukan Israel, setelah perselisihan kedua negara meningkat terkait pernyataan Presiden Kolombia Gustavo Petro yang mengecam agresi Israel di Jalur Gaza.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Presiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan pada hari Ahad (15/10), niatnya untuk mengirim bantuan kemanusiaan dari Kolombia ke Jalur Gaza, yang “menderita karena blokade yang parah akibat agresi Israel.”
Presiden Kolombia mengecam “genosida yang dilakukan oleh pesawat pendudukan Israel di Gaza dan menuntut perlindungan pekerja sektor kesehatan.”
Petro menekankan, serangan sistematis terhadap warga sipil dan genosida “harus dilarang karena Uni Eropa menyerukan hukum internasional.”
Presiden Kolombia juga menekankan perlunya melindungi “kebutuhan hidup minimum di Gaza.”
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Menteri Luar Negeri pendudukan Israel menanggapi presiden Kolombia, dengan mengatakan, “Kami memutuskan untuk menghentikan ekspor keamanan ke Kolombia setelah pernyataan Presiden Gustavo Petro terhadap Israel.”
Menurut media Israel, Israel memanggil duta besarnya di Kolombia sebagai protes terhadap pernyataan Petro.
Petro kemudian menanggapi Israel dengan tweet di situs X, mengatakan bahwa “Presiden Kolombia tidak dihina.”
Dia menambahkan bahwa jika “negaranya terpaksa memutuskan hubungan dengan Israel, kami akan memutuskan hubungan.”
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza
“Kami tidak mendukung genosida,” serunya. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang