Jakarta, MINA – Komisi I DPR RI menyatakan, Parlemen menyambut positif langkah strategis pemerintah Indonesia yang mengajukan diri untuk bergabung dalam kelompok ekonomi BRICS Plus, yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan, dan beberapa negara berkembang (emerging countries) lainnya.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono mengatakan keinginan Indonesia bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa) merupakan kebijakan pemerintah yang perlu didukung.
“Ini merupakan kebijakan pemerintah yang wajib kita dukung,” kata Dave dilaporkan Parlementaria dikutip MINA, Senin (28/10).
Diketahui, Menteri Luar Negeri RI Sugiono sebelumnya mengumumkan keinginan Indonesia bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS. Sugiono mengatakan Indonesia ingin bergabung dengan BRICS untuk memperkuat kepentingan negara-negara selatan.
Baca Juga: Iran Apresiasi Indonesia yang Kecam Serangan Israel ke Negaranya
Dave menerangkan semua peluang yang membuka kerja sama ekonomi harus dijalankan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang 1945.
Tak hanya itu, kata Dave, BRICS juga membuka peluang dialog yang menjamin kesejahteraan warga hingga menjadi forum perdamaian dunia.
“Semua peluang kerja sama ekonomi yang membuka komunikasi dan dialog yang menjamin kesejahteraan warga dan dapat menjadi forum perdamaian dunia wajib kita jalankan sesuai dengan UUD 1945 kita. Sejalan dengan pidato Prabowo di MPR. Ini merupakan tanggung jawab kita semua,” ujar Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia bergabung dengan BRICS itu saat mewakili Presiden Prabowo Subianto di KTT BRICS di Kazan, Rusia, belum lama ini. Sugiono awalnya menyampaikan rasa terima kasih dan permohonan maaf dari Prabowo yang tak bisa hadir langsung di Rusia.
Baca Juga: HNW: Permohonan Judicial Review UU Agar Bisa Tak Beragama Bertentangan Dengan Konstitusi
Dalam kesempatan itu, dirinya menyampaikan bahwa Prabowo sangat ingin hadir dalam KTT BRICS di Rusia. Namun, katanya, Prabowo memiliki sejumlah agenda yang harus dituntaskan usai pelantikan sebagai Presiden.
Setelah itu, barulah Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia bergabung dengan BRICS. Dia juga menjelaskan alasan Indonesia ingin bergabung dengan BRICS.
BRICS merupakan kelompok negara informal yang terdiri dari Republik Federasi Brasil, Federasi Rusia, Republik India, Republik Rakyat Tiongkok, dan Republik Afrika Selatan. Rusia merupakan negara yang memprakarsai pembentukan BRICS.
Dalam perjalanannya, anggota BRICS terus bertambah. Sejauh ini, Mesir, Ethiopia, hingga Iran telah bergabung dengan BRICS.
Baca Juga: STAI Al-Fatah Dukung Penuh Bulan Solidaritas Palestina 2024
Diketahui, BRICS telah memperlebar keanggotaannya sejak akhir 2023 lalu dengan mengundang Argentina per Desember 2023. Sementara itu, Arab Saudi, Iran, Etiopia, Mesir, dan United Arab Emirates (UAE) juga berpartisipasi dalam keanggotaan tersebut pada 1 Januari 2024. Sejumlah lebih dari 40 negara juga menyatakan keinginannnya untuk gabung ke BRICS.
Perluasan keanggotaan BRICS ini adalah dalam rangka memberikan keseimbangan tatanan dunia yang didominasi oleh ekonomi negara-negara barat. Nama resmi dari ekspansi kelompok ini belum diumumkan, tetapi lazimnya disebut dengan BRICS Plus.
Jika ekspansi keanggotaan ini meluas, maka penduduk yang tergabung di dalamnya akan mencapai kurang lebih 3,5 miliar orang, atau kurang lebih 45 persen dari total penduduk dunia.
Di sisi lain, kekuatan ekonomi dari BRICS Plus akan mencapai 29,5 triliun US Dolar, atau kira-kira 28 persen dari ekonomi global.
Baca Juga: Kapolda Jambi: Sumpah Pemuda Momentum Kolaborasi Antargenerasi
Dibandingkan 2015, kekuatan ekonomi BRICS saat itu hanya sekitar 22,5 persen dari ekonomi global.
Dengan bergabungnya Iran, Arab Saudi, dan UAE sebagai anggota juga, BRICS Plus akan memproduksi kurang lebih 44 persen dari total minyak dunia (crude oil). []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Operasi Zebra di Jambi Berakhir, Polisi Tilang Manual 4.399 Kendaraan