Komisi UE Prihatin dengan Meningkatnya Jumlah Migran Anak

Brussels, MINA – Komisi (UE) menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya jumlah anak-anak dan remaja tanpa pendamping yang bermigrasi ke negara-negara UE.

“Anak-anak migrasi sangat rentan karena usia mereka, jarak mereka dari rumah, dan seringkali mereka berpisah dari orang tua atau wali dan mereka memerlukan perlindungan khusus dan tepat,” kata Juru Bicara Komisi Ciara Bottomley, Anadolu melaporkan pada Selasa (18/1).

Jumlah total permohonan suaka yang diajukan ke UE pada bulan September melebihi tingkat pra-coronavirus, termasuk 2.800 anak-anak tanpa pendamping, menurut data terbaru dari lembaga statistik UE Eurostat.

Statistik yang dimaksud termasuk anak-anak yang memasuki wilayah UE tanpa orang dewasa yang menemani dan mereka yang ditinggalkan setelah masuk, menurut Eurostat.

“Dalam komunikasi tahun 2017 tentang perlindungan anak-anak dalam migrasi, komisi telah mengisyaratkan perlunya negara-negara anggota mengambil tindakan untuk menanggapi kebutuhan anak-anak tanpa pendamping,” tambahnya.

“Situasi dapat diperbaiki dengan “meningkatkan pengumpulan data dan kerjasama lintas batas dengan otoritas terkait, memastikan bahwa orang yang bertanggung jawab untuk perlindungan anak hadir pada tahap awal dan bahwa prosedur dan protokol untuk secara sistematis melaporkan dan menanggapi semua kasus anak tanpa pendamping. akan hilang ditempatkan,” jelasnya.

Mengacu pada paket imigrasi dan suaka baru komisi, dia mengatakan aturan baru “akan memastikan bahwa kepentingan terbaik anak adalah pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan.”

“Selama prosedur penyaringan, penilaian individu akan mempertimbangkan kebutuhan khusus anak-anak, dengan tindakan yang disesuaikan yang mencerminkan kebutuhan khusus anak-anak di setiap tahap,” katanya, seraya menambahkan perhatian khusus juga diberikan pada reunifikasi keluarga.

Menurut data terbaru Eurostat, anak-anak tanpa pendamping kebanyakan berasal dari Afghanistan, Somalia, Guinea, Suriah, Albania, Kamerun, Eritrea, dan Gambia.

Austria menerima 660 permohonan suaka, Belgia 390, Belanda 300, Bulgaria 245 dan Jerman 230. Yunani, Italia, Spanyol, Rumania mengikuti mereka dengan lebih dari 100 permohonan. (T/R7/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.