SalahGaza, MINA – Komite Presiden Tinggi untuk Urusan Gereja di Palestina menegaskan, penjajah Zionis Israel telah memusnahkan keberadaan umat Kristen di Palestina melalui kebijakan kolonial berupa pembersihan etnis, apartheid, dan genosida, terutama dalam perang brutal yang masih berlangsung di Jalur Gaza.
“Zionis Israel telah menghancurkan keberadaan umat Kristen di Palestina dan terus merusak institusi serta gereja dalam perang genosida mereka di Gaza,” kata pernyataan Komite Gereja Palestina, sebagaimana dikutip dari Wafa, Selasa (30/9).
Pernyataan itu sekaligus membantah klaim Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut bahwa entitasnya adalah satu-satunya di Timur Tengah yang melindungi umat Kristen.
“Di aula Majelis Umum PBB yang hampir kosong, penjahat perang dan buronan ICC Benjamin Netanyahu sekali lagi menyebarkan kebohongan tentang orang Kristen Palestina,” tegas Komite.
Baca Juga: Militer Israel akan Tetap di Sebagian Besar Jalur Gaza, Bertentangan dengan Rencana Trump
Komite menjelaskan, sebelum Nakba 1948, jumlah umat Kristen mencapai 12,5 persen dari populasi Palestina. Namun, saat ini hanya tersisa 1,2 persen, bahkan hanya 1 persen di wilayah yang diduduki sejak 1967.
Penurunan drastis ini, menurut Komite, merupakan “akibat langsung dari pembersihan etnis Zionis Israel, pemindahan paksa, perampasan tanah, dan penindasan sistematis.”
Contoh nyata yang disebutkan adalah pengusiran 90.000 umat Kristen Palestina pada masa Nakba serta penutupan paksa sekitar 30 gereja.
Komite juga mengenang tragedi tahun 1948, termasuk pembunuhan 25 umat Kristen dalam pengeboman Hotel Semiramis di Yerusalem oleh kelompok paramiliter Haganah dan eksekusi 12 warga Kristen di desa Eilabun dekat Nazareth.
Baca Juga: Agresi Israel di Gaza pada Selasa Menewaskan 30 Orang
Selama agresi genosida Zionis Israel di Gaza sejak Oktober 2023, entitas penjajah itu mengebom Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius dan Gereja Keluarga Kudus Katolik, membantai pengungsi sipil yang mencari perlindungan.
Zionis Israel juga menargetkan lembaga Kristen seperti Rumah Sakit Baptis Al-Ahli dan Pusat Kebudayaan dan Sosial Arab Ortodoks. Rumah-rumah warga Kristen ikut dibom, memaksa keluarga berlindung di gereja yang juga tidak luput dari serangan.
Komite mencatat sedikitnya 44 umat Kristen Palestina telah gugur sejak awal agresi, baik akibat serangan langsung maupun kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan, termasuk kekurangan makanan dan obat-obatan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AL Israel Bersiap Adang Armada Global Sumud Flotilla