Jakarta, 6 Jumadil Awwal 1437/14 Februari 2016 (MINA) – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, sektor farmasi pada tahun 2015 mencatatkan pertumbuhan komitmen investasi yang signifikan sebesar 118% mencapai Rp6,5 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp3 triliun.
Franky menyebutkan, jumlah tersebut diperoleh dari kontribusi PMA sebesar US$105,8 juta (sekitar Rp1,4 triliun dengan kurs per dolar AS sebesar Rp13.900) dan dari PMDN sebesar Rp5,1 triliun.
Selain itu, lanjutnya, sektor farmasi juga termasuk dalam sektor yang diharapkan dapat berkembang ditandai dengan langkah pemerintah untuk merevisi bidang usaha di sektor tersebut menjadi lebih terbuka.
“Dengan dibukanya 100% bagi sektor farmasi yang dulu dibatasi maksimal 85% ini, diharapkan investor di bidang farmasi baik dari hulu dan hilir dapat mempertimbangkan secara serius Indonesia sebagai lokasi investasinya,” kata Franky dalam keterangan resmi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (16/2).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Ia mengatakan, distribusi komitmen investasi yang dicatatkan dari sektor farmasi tersebut didominasi oleh Provinsi Jawa Barat dengan 15 proyek senilai Rp5,4 triliun dan rencana penyerapan tenaga kerja sebesar 2.385 tenaga kerja.
Kemudian dilanjutkan dengan Provinsi Jawa Timur dua proyek sebesar Rp588 miliar dan jumlah TKI 287 orang, kemudian Jawa Tengah satu proyek senilai Rp300 miliar dengan jumlah tenaga kerja 500 orang, Provinsi Banten dua proyek sebesar Rp102 miliar dan rencana penyerapan tenaga kerja 190 orang dan DKI Jakarta dua proyek senilai Rp60 miliar dengan tenaga kerja 461 orang.
“Beberapa minat yang diidentifikasi masuk ke sektor farmasi oleh tim Marketing Officer serta perwakilan BKPM di antaranya dari AS dan Kanada sebesar US$70 juta, dari Jepang US$40 juta, serta dari Korea Selatan dari dua perusahaan sebesar US$260 juta,” imbuhnya. (L/P010/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah