Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunitas Muslim AS Buka Pusat Anti-Bullying Pertama di Los Angeles

sajadi - Senin, 8 November 2021 - 06:20 WIB

Senin, 8 November 2021 - 06:20 WIB

4 Views

Los Angeles, MINA – Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) mendirikan sebuah Pusat Pencegahan Kejahatan Kebencian dan Intimidasi (bully) pertama di Amerika Serikat (AS) yang bermarkas di Kota Los Angeles, California.

Direktur Interim CAIR, Masih Fouladi mengatakan, pusat tersebut didirikan dalam rangka memberikan dukungan kepada komunitas Muslim di AS dalam untuk mencegah aksi kejahatan kebencian dan intimidasi.

“Bagi komunitas Muslim, ada beberapa area utama di mana kejahatan kebencian menyerang kita. Masjid adalah salah satu tempat pertama di mana aksi kebencian itu dilakukan,” ujar Masih Fouladi seperti dikutip dari AboutIslam, Senin (8/11).

Menurut Fouladi banyak penelitian mengungkapkan, bullying telah menjadi salah satu ancaman terbesar yang mengganggu kedamaian komunitas Afrika, Arab, Timur Tengah, Muslim dan Asia Selatan di AS.

Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza

Oleh kerena itu, Pusat Pencegahan Kebencian dan Intimidasi itu akan memimpin “upaya multifaset” untuk memerangi kejahatan kebencian dan intimidasi, terutama di sekolah dan kampus.

“(Kampus) bukan lagi tempat untuk berbagi pemikiran bebas,” katanya, seraya menambahkan bahwa anggota komunitas yang “terlihat Muslim” seperti wanita berhijab, juga menjadi sasaran kejahatan kebencian.

Peresmian pusat tersebut dilakukan beberapa hari setelah CAIR California merilis Laporan Bullying pada 29 Oktober 2021 yang menunjukkan, sekitar 56 persen siswa Muslim di California merasa tidak aman, tidak diinginkan atau tidak nyaman di sekolah karena identitas agama mereka.

Para siswa Muslim di California itu mengaku mendapatkan intimidasi, pelecehan, dan diskriminasi Islamofobia tingkat tinggi oleh teman sebaya dan orang dewasa, baik secara langsung maupun online. Perlakuan tersebut berdampak negatif pada aktivitas pendidikan mereka dan tingkat kenyamanan di sekolah.

Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan

Pusat tersebut juga bertujuan untuk berkolaborasi dengan non-Muslim untuk belajar tentang masalah yang menggangu mereka. “Kejahatan kebencian yang kami alami bersifat sistemik dan perubahan tidak akan terjadi hanya dengan satu komunitas. Kita perlu bekerja sama,” ujar Fouladi. (T/RE1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Kolom
Kolom