Cirebon, MINA – Komunitas Tunanetra Cirebon sudah berdiri hampir 9 tahun lamanya tepatnya pada 2013, didirikan oleh Suyanto (48). Ia berinisiatif mengumpulkan teman sejawat tunanetranya untuk mengadakan kegiatan positif.
PPPA Daarul Qur’an, dalam keterangan pers, Selasa (28/6), memaparkan, awalnya perkumpulan dimanfaatkan sebagai wadah berbagi cerita dan bertukar pikiran. Kemudian Suyanto dan istri, Rastini yang menjadi pengajar Al-Quran di Rumah Tahfidz SLB A Beringin Bhakti pun mengusulkan untuk diadakannya materi terkait pembelajaran Al-Quran.
Tidak disangka 40 anggota Komunitas Tunanetra Cirebon menyambutnya dengan baik. Hingga kini Komunitas Tunanetra Cirebon rutin melaksanakan pertemuan setiap Jumat untuk belajar dan menghafalkan Al-Quran.
Suyanto pun tidak menyangka usulannya disambut dengan baik oleh kawan komunitasnya.
“MasyaAllah, antusiasmenya ternyata besar untuk belajar Al-Qur’an, kaget saya juga karena tadinya saya pikir bakalan ada yang tidak setuju atau hal lainnya,” tuturnya.
Kini setiap pertemuannya, anggota Komunitas Tunanetra Cirebon wajib menyetorkan hafalan baru dan minimalnya selalu murojaah hafalannya.
“Alhamdulillah teman-teman bisa mengikuti, dan mereka selalu nambah ilmu baru. Insya Allah kita di sini sama-sama belajar bareng,” jelas Rastini.(R/R1/P1)
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah