London, MINA – Sejumlah anggota komunitas Yahudi Inggris yang paling dihormati pada Sabtu (6/6) menulis surat kepada Duta Besar Israel di London dan mengatakan mengutuk rencana Israel yang mencaplok bagian-bagian di Tepi Barat dan Lembah Jordan yang diduduki.
Surat kepada Mark Regev, yang ditandatangani oleh 40 orang termasuk politisi, akademisi, ilmuwan dan penulis, menyebut langkah itu “mengkhawatirkan”, demikian Arabnews melaporkan.
Mereka mengatakan, itu akan menjadi kemenangan besar yang mengintensifkan tantangan politik, diplomatik dan ekonomi Israel tanpa menghasilkan manfaat nyata.
Para penandatangan termasuk mantan Menteri Luar Negeri Sir Malcolm Rifkind, sejarawan Sir Simon Schama dan Simon Sebag Montefiore, ilmuwan Lord Robert Winston, mantan anggota parlemen Buruh Luciana Berger, Lord Daniel Finkelstein, seorang kolumnis di surat kabar The Times, penulis Howard Jacobson, dan Sir Ben Helfgott, salah satu penyintas Holocaust paling terkenal di Inggris.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Kami belum melihat argumen yang meyakinkan kami, Zionis yang berkomitmen, dan teman-teman Israel yang bersemangat berbicara, bahwa aneksasi yang diusulkan adalah langkah konstruktif,” kata mereka.
Mereka menilai, ini akan memiliki konsekuensi yang sangat buruk bagi rakyat Palestina. Posisi internasional Israel juga akan menderita dan itu tidak sesuai dengan gagasan Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis.
“Dampak pada Yahudi diaspora dan hubungannya dengan negara Israel juga akan sangat besar,” katanya.
Menurut mereka, kebijakan pencaplokan akan mempertanyakan hal itu, mempolarisasi komunitas-komunitas Yahudi dan meningkatkan toksisitas perdebatan yang memecah-belah di dalamnya, tetapi juga mengasingkan sejumlah besar orang Yahudi yang diaspora agar tidak terlibat dengan Israel sama sekali.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Dalam keadaan ini, komitmen terhadap Israel yang telah menjadi perekat vital dalam mempertahankan dan menyatukan komunitas Yahudi, serta aset bagi Israel, akan menurun,” jelas mereka.
Sebelumnya telah berbica menentang pencaplokan itu, Tal Ofer, anggota Dewan Deputi orang Yahudi Inggris (BoD), yang merupakan salah satu dari 33 penandatangan surat kepada dewan oleh berbagai deputi pada bulan Mei lalu, mendesak mengecam rencana itu. Direksi menolak tuntutan tersebut, dengan mengatakan: “Kami tidak memihak dalam politik Israel.”
Tetapi Ofer mengatakan, surat terakhir ini, dari sekumpulan pendukung terkemuka Israel yang disegani itu, mungkin memaksa untuk memikirkan kembali.
“Saya pikir intervensi ini belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan pengubah permainan di komunitas Yahudi, terutama karena banyak dari penandatangan biasanya tidak menandatangani surat,” kata Ofer kepada Arabnews.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Ofer menyoroti bahwa surat itu akan membuat lebih sulit bagi orang, pemerintah dan organisasi untuk tetap diam, bahkan jika mereka memiliki hubungan dekat dengan Israel.
“Mengenai konsekuensinya, harus ada reaksi dari komunitas internasional. Mungkin ada beberapa sanksi atau semacam isolasi diplomatik. Juga itu berarti banyak orang dalam komunitas Yahudi tidak akan dapat mempertahankan aneksasi Israel, dan akan merasa terpisah dari Israel,” katanya.
Rencana Tel Aviv untuk secara resmi mencaplok bagian-bagian Wilayah Pendudukan, yang diusulkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan disetujui oleh mitra pemerintah koalisinya Benny Gantz, telah dikutuk oleh banyak anggota komunitas internasional, dan telah menyebabkan reaksi politik yang serius di Inggris .
Pada bulan Mei 130 politisi, termasuk rekan-rekan dan mantan menteri pemerintah dari seluruh spektrum politik, menandatangani surat kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, mendesaknya untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Israel jika negara itu terus maju dengan aneksasi. (T/R6/RS2)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)