Gaza, 30 Jumadil Akhir 1436/19 April 2015 (MINA) – Kementerian Dalam Negeri Palestina menegaskan, kondisi pintu gerbang perlintasan darat Rafah yang terletak di perbatasan antara Palestina dengan Mesir sedang memasuki periode terburuk sejak tahun 2009, di mana masa penutupan pintu Rafah telah mencapai lebih dari 100 hari.
Juru bicara resmi Kementerian, Iyad Al-Bazm dalam pernyataan persnya Sabtu (18/4) mengatakan, penutupan pintu perbatasan Rafah sejak awal tahun ini telah melebihi 100 hari.
“Perbatasan sempat beroperasi sebagian selama lima hari saja,” kata Al-Bazm sebagaimana dilaporkan Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza.
Al-Bazm menegaskan, statistik operasional pintu Rafah itu merupakan yang terburuk sejak tahun 2009 lalu dan menyeru kepada pemerintah Mesir untuk bisa merasakan penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza serta bisa segera mengoperasikan pintu Rafah secara normal.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Sementara menurut Departemen urusan Pintu Perbatasan Gaza, sekitar 60 ribu kondisi kemanusiaan di Gaza membutuhkan satu-satunya pintu perlintasan yang menghubungkan Gaza dengan Mesir tersebut.
Hingga kini pemerintah Mesir telah menutup perbatasan Rafah secara total dan terus menerus di mana hal tersebut semakin memperparah kondisi warga Palestina di Jalur Gaza yang telah hidup dalam blokade pendudukan Israel sejak delapan tahun lalu.(L/K02/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza