Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konferensi Gaza di Istanbul Tegaskan Genosida Gaza Ujian Nyata bagi Umat Islam dan Kemanusiaan

Widi Kusnadi Editor : Arif R - 26 detik yang lalu

26 detik yang lalu

0 Views

Konferensi membahas perang genosida Israel di Gaza, serta tanggung jawab Islam dan kemanusiaan digelar di Istanbul, Turkiye. (FOTO:Anadolu Agency)

Istanbul, MINA – Konferensi Gaza yang berlangsung di Istanbul menegaskan bahwa agresi Israel di Jalur Gaza bukan hanya serangan militer, tetapi ujian nyata bagi persatuan umat Islam dan nilai-nilai kemanusiaan.

Konferensi tersebut digelar pada 22-29 Agustus 2025, dimaksudkan sebagai protes keras atas tragedi kemanusiaan di Gaza yang disebut sebagai pembantaian terbesar dalam sejarah umat manusia.

Dalam pernyataan bersama, para ulama, cendekiawan, perwakilan negara, tokoh politik, pemimpin bisnis, dan insan media yang hadir menggambarkan Gaza perang, pembunuhan dan penghancuran brutal, kelaparan dan pengepungan rakyat tak berdosa, serta penghinaan melalui sikap diam dunia Arab, Islam, dan internasional.

Konferensi delapan hari yang digelar di Democracy and Freedom Island, Istanbul itu menggelar diskusi intensif tentang peran berbagai sektor dalam merespons genosida Gaza. Sesi pagi membahas tanggung jawab ulama dan pemerintah, sedangkan sesi siang menekankan peran dunia usaha dalam rekonstruksi serta kewajiban media dalam meningkatkan kesadaran global.

Baca Juga: Turkiye Desak Negara Islam Boikot Israel di Sidang Majelis Umum PBB

Sesi khusus sore hari fokus pada dimensi politik konflik dan strategi penguatan persatuan umat Islam dengan mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an, “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai” (QS. Ali ‘Imran: 103).

Pernyataan itu juga menyinggung ancaman bagi Israel. “Jika kebiadaban ini berlanjut, kesabaran umat akan habis dan berubah menjadi gerakan rakyat luas yang meliputi seluruh dunia Islam,” tegas para ulama.

Mereka mengingatkan pemerintah-pemerintah Muslim akan kewajibannya. “Diam adalah pengkhianatan, pengkhianatan melahirkan kemarahan, dan kemarahan akan melahirkan kebangkitan,” bunyi pernyataan itu.

IUMS (International Union of Muslim Scholars) menegaskan tekad para ulama dan pengambil keputusan untuk berperan aktif menghentikan kezaliman. “Mereka bertekad untuk berdoa, beraksi, dan berjuang agar kemenangan dapat diraih, insya Allah, dan kezaliman dihentikan,” tegasnya.

Baca Juga: Iran dan Irak Desak Negara-negara Muslim Ambil Tindakan Cepat Hentikan Blokade Israel

Sementara itu, Eymen Zeydan, Ketua International Jerusalem Institution cabang Türkiye, menekankan peran penting Türkiye dalam menggalang dukungan internasional untuk Palestina dan Al-Quds. Ia memperingatkan situasi di Masjid Al-Aqsa kian genting, terutama menjelang perayaan Yahudi pada September dan Oktober yang berpotensi meningkatkan serangan ke kompleks suci itu.

“Al-Aqsa adalah masjid yang hanya diperuntukkan bagi umat Islam. Upaya menjadikannya sebagai kuil adalah bentuk agresi yang harus ditolak,” kata Zeydan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Demo di Depan Kedubes AS di Nouakchott, Mauritania Tuntut Akhiri Genosida

Rekomendasi untuk Anda