Istanbul, MINA – Konferensi Internasional Tawasol 4 resmi dibuka pada Sabtu (18/1) di Istanbul, Turki, dengan tema “Narasi Palestina: Babak Baru”.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Forum Internasional Palestina untuk Media dan Komunikasi Tawasol dan akan berlangsung hingga Ahad (19/1). Lebih dari 600 profesional media dari sekitar 60 negara hadir dalam konferensi ini.
Sekretaris Jenderal Tawasol 4, Ahmed Elsheikh, menyatakan, tujuan utama konferensi ini adalah memfasilitasi dialog mengenai narasi Palestina, perannya dalam konteks media saat ini, serta peluang untuk meningkatkan visibilitasnya di media global.
Selain itu, konferensi juga membahas wacana global tentang Palestina dan upaya mempertahankan identitas Palestina di tengah berbagai tindakan pendudukan.
Baca Juga: Ribuan Warga di London Pawai Sambut Gencatan Senjata di Gaza
Dalam pidatonya, Elsheikh menekankan, perang pembersihan etnis di Gaza telah mengungkap kemunafikan banyak forum internasional dan media massa, terutama di negara-negara Barat.
Ia mengkritik sudut pandang yang hanya memperhatikan penderitaan rakyat Palestina sejak 7 Oktober, seolah-olah mengabaikan sejarah panjang kejahatan Israel yang telah terjadi sejak berdirinya negara tersebut pada 1948, baik pada era klasik maupun modern.
Elsheikh juga mengingatkan, Gaza telah berada di bawah blokade selama 17 tahun, dengan kekejaman yang terus berlangsung sejak pendirian Israel.
Ia menyoroti bagaimana media Barat kerap melupakan nilai-nilai seperti keadilan, kemanusiaan, kesetaraan, toleransi, dan perdamaian, serta mengabaikan hak bangsa yang terjajah untuk melawan.
Baca Juga: PBB Siapkan Aturan Pengiriman Bantuan ke Gaza
“Misi para pegiat media pro-Palestina adalah terus memperjuangkan narasi Palestina secara profesional, mengungkap bahwa penjajahan Israel telah berlangsung selama 77 tahun,” ujar Elsheikh.
Ia menambahkan, perjuangan rakyat Palestina melawan kolonialisme modern telah dimulai sejak awal abad ke-20, dan Israel adalah bagian dari proyek kolonialisme ini.
Lebih jauh, Elsheikh menegaskan, narasi Palestina tidak hanya sekadar isu kemanusiaan yang membutuhkan bantuan materi, tetapi menyangkut hak bangsa Palestina untuk hidup dengan terhormat dan merdeka di tanah air mereka, yang telah mereka makmurkan selama puluhan tahun.[]
Baca Juga: Mahkamah Agung: TikTok Dilarang di AS Mulai 19 Januari
Mi’raj News Agency (MINA)