Konferensi.jpg">Konferensi.jpg" alt="Konferensi" width="411" height="308" />Jakarta, 4 Sya’ban 1435/2 Juni 2014 (MINA)- Konferensi wisata syariah pertama di dunia yang diselenggarakan di Jakarta pada 2-3 Juni bertujuan untuk ikut serta dalam persaingan ekonomi global sebagaimana sektor syariah mulai digemari dunia internasional.
Dari sisi ekonomi, menurut Kemenparekraf potensi wisata syariah dapat menjadi bagian dari ekonomi nasional dan ekonomi global, dan global akan menjadi acuan bersama negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk meningkatkan sektor ini.
“Wisata syariah timbul karena adanya peningkatan permintaan pasar untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim,” kata Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu pada Senin (2/6).
Terkait hal itu, kajian Thomson Reuters dalam State of the Global Islamic Economy (2013) total pengeluaran Muslim dunia untuk keperluan makanan halal dan gaya hidup (lifestyle) pada 2012 sebesar 1,62 miliar dolar AS, dan akan meningkat menjadi 2,47 triliun dolar AS pada 2018.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Hal tersebut menunjukkan kebutuhan wisata syariah ini semakin digemari. Forum Internasional Wisata Syariah ini, diharapkan dapat mempromosikan tujuan wisata syariah, dan produk-produknya seperti hotel, paket perjalanan wisata, rumah makan dan lain-lain, yang dapat memacu para industri wisata syariah, melihat besarnya peluang di bidang ekonomi yang terkandung dalam pariwisata berbasis syariah.
Lebih jauh lagi, forum ini diharapkan bisa memberikan nilai positif dalam meningkatkan perekonomian negara anggota OKI yang selanjutnya berkontribusi pada perekonomian global, melalui pergerakan wisatawan Muslim antar negara dan kawasan (mitra regional) yang sangat besar jumlahnya, baik dari sisi populasi, lama tinggal, maupun pengeluarannya.
Indonesia sebagai tuan rumah penyelengaraan wisata syariah pertama di dunia ini disambut dengan baik. Menurut Menparekraf, “Forum ini sangat memberikan arti dan nilai yang sangat tinggi, karena melalui event ini akan dipaparkan beberapa kebutuhan wisatawan Muslim dan membahas tantangan-tantangan yang akan dihadapi kedepan.”
Bagi Indonesia pengembangan wisata syariah ini merupakan perluasan pasar dan ekstensifikasi pasar, sehingga Indonesia dapat meraih lebih banyak wisatawan Muslim.(L/Nidiya/P03)
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)