Konferensi Perdamaian Paris: Solusi Dua-Negara

, 18 Rabiul Akhir 1438 H/17 Januari 2017 (MINA) – Konprensi perdamaian Timur Tengah berakhir di Paris, Senin (16/1) dengan seruan kepada Israel dan Palestina untuk memperteguh sebagai satu-satunya jalan ke arah perdamaian, meskipun PM Israel menilai konprensi itu “tidak berguna”.

Konprensi yang dihadiri oleh wakil-wakil dari 70 negara – termasuk anggota tetap Dewan Keamanan PBB, negara utama Eropa dan negara utama Arab itu menurut CNN, dimulai Ahad dengan tujuan membawa kedua belah pihak ke meja perundingan dan mempertahankan dukungan bagi penyelesaian dua-negara – Israel dan Palestina.

“Mereka menekankan pentingnya bagi kedua belah pihak untuk meneguhkan kembali komitmen mereka pada solusi dua-negara, melakukan langkah-langkah penting dalam upaya menghilangkan kecenderungan-kecenderungan negatif , termasuk berlanjutnya aksi-aksi kekerasan dan aktivitas pemukiman yang terus menerus,” demikian pernyataan penutupan konprensi tersebut.

Namun, pemimpin Palestina maupun Israel tak diwakili dalam pertemuan itu, lapor Xinhua. Israel menyebut pertemuan tersebut “konferensi curang” dengan tujuan mengesahkan sikap tambahan anti-Israel.

Presiden Prancis Francois Hollande dalam sambutan pada pertemuan itu mengatakan penyelesaian dua-negara terancam oleh banyak faktor termasuk permukiman Yahudi dan meningkatnya ketidak-percayaan antara kedua pihak.

Adanya solusi dua-negara akan memuaskan kedua belah pihak, kata pernyataan itu. Itu mencakup pengakuan kedaulatan bangsa Palestina dan hak mereka untuk bernegara, seperti juga kebutuhan Israel akan keamanan, saat mengakhiri “pendudukan yang dimulai tahun 1967” dan penyelesaian semua “masalah status permanen” berdasarkan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB.

Diantara masalah-masalah status permanen adalah Jerusalem, para pengungsi Palestina, pemukiman, keamanan dan perbatasan. (RS1/P1)

Miraj Islamic News Agency/MINA