Chicago, 27 Dzulqa’dah 1436/11 September 2015 (MINA) – Konvensi Tahunan ke-52 yang digelar Masyarakat Muslim Amerika Utara (ISNA) menyerukan perdamaian untuk menolak segala bentuk aksi intoleransi rasial dan agama.
“Inti dari semua agama adalah untuk berdamai, untuk melindungi perdamaian,” kata Tawakkol Karman, seorang jurnalis Yaman, dan juga politisi serta aktivis hak asasi manusia dalam sambutannya saat penutupan Konvensi Tahunan ISNA ke-52 di Chicago, Kamis (10/9), demikian Onislam dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Karman, yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2011 lalu terkait karyanya dalam perjuangan tanpa kekerasan untuk hak-hak perempuan di Yaman, mengatakan agama bukan hanya tentang doa dan ibadah, melainkan adalah tentang nilai-nilai saling keadilan, perdamaian, cinta, hidup berdampingan, pemerintahan yang baik dan berjuang untuk kesetaraan.
“Kita perlu menemukan cara untuk menghentikan konflik dan menciptakan perdamaian,” katanya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Pada akhir penyampaiannya, Karman memohon tokoh masyarakat muslim di Amerika untuk meningkatkan suara kolektif mereka terhadap kediktatoran.
“Kami menagih Anda dengan tanggung jawab pada semua krisis di dunia karena sebagian besar dari Anda diam terhadap semua diktator di dunia,” katanya.
Karman mengatakan peran pemimpin agama tidak hanya berada di masjid, gereja dan sinagog. “Kita perlu melindungi hak-hak minoritas di sini sehingga kita bisa mempengaruhi hak-hak minoritas di luar negeri,” katanya.
Sementara Presiden ISNA, Azhar Aziz menekankan, setiap pemeluk antaragama memiliki hak untuk meilih cara hidup di Amerika, komunitas ini perlu melakukan dialog dan menyerukan aksi bersama melawan intoleransi rasial dan agama.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Semua agama ini menekankan pada akuntabilitas moral,” kata Aziz dalam sambutannya.
“Kami harus melakukan yang terbaik untuk memimpin komunitas kita untuk hidup berdampingan dan saling mengenal serta membebaskan diri dari kebodohan,” imbuhnya.
Puluhan tokoh agama Islam, Kristen dan Yahudi, serta masyarakat datang bersama-sama sejak 6 September lalu saat pembukaan Konvensi Tahunan ISNA di Chicago yang menekankan nilai-nilai perdamaian dan saling menerima. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan