Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kopertais Harus Jadi Pionir Pengarusutamaan Moderasi Islam

Septia Eka Putri - Sabtu, 21 April 2018 - 15:53 WIB

Sabtu, 21 April 2018 - 15:53 WIB

92 Views ㅤ

(Foto: Humas Kemenag)

(Foto: Humas Kemenag)

Bekasi, MINA – Koordinator Perguruan Tinggi Islam (Kopertais) Wilayah se-Indonesia diminta untuk menjadi pionir pengarusutamaan moderasi Islam. Ancaman radikalisme dan liberalisme yang melanda bangsa ini perlu keterlibatan semua pihak.

Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Moh Isom Yusqi dalam kegiatan Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Jumat (20/4) di Bekasi, demikian siaran pers Kemenag.

“Pejabat Pimpinan Satuan Kerja, tak terkecuali Kopertais, hingga para Aparatur Sipil Negara (ASN) Ditjen Pendidikan Islam harus menjadi pionir bagi pengarusutamaan moderasi Islam,” terang Isom.

Guru Besar Hadits ini mensinyalir PTKIS bukan serta merta telah terbebas dari paham radikalisme yang kadang sudah menjurus pada paham anti Pancasila, UUD ’45 dan NKRI. “Kalau masih mendiskusikan berbagai idiologi dan dasar-dasar negara selain Pancasila, dalam konteks akademik, dibolehkan. Tapi kalau sudah melakukan gerakan, harus ditindak”, lanjut Isom.

Baca Juga: Indonesia-Kanada Perkuat Kerja Sama Beasiswa di Universitas McGill

“Mereka yang anti Pancasila dan NKRI sering menggunakan indoktrinasi, bukan kajian ilmiah dan jauh dari norma-norma akademik di pergruan tinggi,” tambahnya.

Isom Yusqi mengatakan dalam beragama, diperlukan konsistensi (istiqomah), agar tidak mudah cepat goyah dan juga menginternalisasi dalam hati dan jiwa. “Internalisasi nilai-nilai agama jangan hanya di otak tetapi harus sampai ke hati dan gerakan yaitu gerakan moderat,” ujarnya.

Terkait dengan bantuan dan beasiswa kemahasiswaan, Isom Yusqi menegaskan bahwa mahasiswa calon penerima bantuan harus loyal pada bangsa dan negaranya, bukan mereka yang ingin mengganti Pancasila dan NKRI dengan idiologi lainnya.

Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam meminta setelah selesai juknis, harus segera disalurkan bantuan dan beasiswa kemahasiswaannya.

Baca Juga: Pesantren Shuffah Al-Jamaah Tasikmalaya Jalin Kerja Sama dengan UIN Syarif Hidayatullah

Kegiatan Penyusunan Bantuan Kemahasiswaan diikuti Kopertais Wilayah se-Indonesia, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, unsur Ditjen Pendidikan Islam dan sejumlah praktisi lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan tiga hari, 19-21 April 2018 di Bekasi.

Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Syafriansah mengatakan, kegiatan Penyusunan Bantuan Kemahasiswaan akan mereview 8 Petunjuk Teknis Bantuan Kemahasiswaan, yaitu Bantuan Bidikmisi Rekrutmen Baru dan On Going, Bantuan Lembaga Kemahasiswaan, Beasiswa Tahfidz Al-Quran, Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik dan Kemahasiswaan, Penghargaan Mahasiswa PTKI, Bantuan Pemagangan Mahasiswa, dan Juknis Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi Islam Daerah 3 T (Adiktis). (R/R07/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Rancang Baterai Kendaraan Listrik, Tim Peneliti UIN Ar-Raniry Raih Dana Hibah 5 Miliar

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Tausiyah
Indonesia