Gaza, 8 Syawwal 1435/4 Agustus 2014 (MINA) – Memasuki pekan keempat atau hari ke-29 agresi Israel terhadap Jalur Gaza, korban meninggal dan luka luka telah melampaui jumlah 11.000 jiwa, yang terdiri dari 1.865 syahid dan 9.563 luka luka.
“Jadi total korban berjumlah 11.428 orang, yang mayoritas adalah wanita, anak-anak dan lansia,” demikian Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Dr. Ashraf Al Qadra, dalam keterangan resminya Senin (4/8) pukul 21.00 waktu Gaza.
Ia menguraikan, dari 1.865 korban meninggal di antaranya 429 adalah anak anak, 243 wanita dan 79 lansia. Sedangakan korban luka sejumlah 9.563 di antaranya 2.877 anak anak, 1.853 wanita dan 374 lansia.
Sementara itu Israel semakin brutal melakukan penyerangan terhadap warga sipil di Jalur Gaza, meskipun dalam masa gencatan senjata yang disepakatinya secara sepihak. Dalam tiga hari selama gencatan senjata sejak Jumat (1/8) setidaknya 425 warga sipil tewas diserang Israel di rumah-rumah mereka di Jalur Gaza.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
Pada hari Senin saja, agresor Israel menewaskan 52 jiwa dari berbagai serangan di Jalur Gaza, di antaranya di Jabliya di mana Israel menyerang keluarga Najm di kemp pengungsi Jabaliya menjelang Senin dini hari, menyebabkan delapan syahid dan 20 luka luka. Korban lain adalah tiga syuhada dari Shejaiya timur Kota Gaza, dan delapan syuhada dari Rafah selatan jalur Gaza.
Sementara itu jumlah pengungsi masih terus bertambah. PBB menyatakan setidaknya 30 persen dari penduduk Gaza atau sekitar 460.000 orang telah meninggalkan rumahnya dan menjadi pengungsi di berbagai tempat.
Badan PBB urusan Pengungsi Palestina, UNRWA, menyatakan telah menampung 250.000 pengungsi pada penampungan di 90 sekolah di seluruh Jalur Gaza,
Rata-rata lokasi pengungsian menampung 2.800 orang, namun salah satu sekolah di Jabliya telah menampung sekitar 10.000 orang.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Lebih lanjut UNRWA menyatakan bahwa 60.000 orang bahkan tidak memiliki rumah untuk kembali, seluruh lingkungan mereka telah rata dengan tanah akibat serangan brutal agresor.
Dikatakan, jika gencatan senjata permanen tercapai maka tidak mungkin untuk melakukan rekonstruksi Gaza apabila wilayah ini berada di bawah rezim penjajah. (K01/IR)
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat