Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban Serangan di Akademi Polisi Pakistan Dimakamkan

Rudi Hendrik - Rabu, 26 Oktober 2016 - 05:07 WIB

Rabu, 26 Oktober 2016 - 05:07 WIB

246 Views

Quetta, 24 Muharram 1438/25 Oktober 2016 (MINA) – Pemakaman korban penyerangan Akademi Polisi Pakistan di Quetta telah diselenggarakan dengan angka akhir sedikitnya 61 orang tewas dan 170 lainnya luka-luka.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif tiba di ibukota provinsi Balochistan pada Selasa (25/10) untuk memberi penghormatan kepada para korban serangan yang diklaim oleh kelompok bersenjata Lashkar-e-Jhangvi (LeJ).

Wartawan Al Jazeera Osama Bin Javaid melaporkan dari Quetta, sebuah cabang dari LeJ bernama kelompok Al Alami telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Kelompok mengaku khusus menargetkan perguruan tinggi pelatihan itu karena “adalah sasaran empuk”.

Baca Juga: Putin Sampaikan Belasungkawa atas Banjir dan Longsor di Sumatera

“Kami datang untuk mengetahui dari penyadapan komunikasi bahwa ada tiga militan yang mendapatkan petunjuk dari Afghanistan,” kata Jenderal Sher Afgun, seorang komandan militer senior di Balochistan.

Ratusan peserta didik akademi kepolisian berada di perguruan tinggi di pinggiran kota Quetta ketika orang bersenjata bertopeng melakukan penggerebekan pada Senin malam, dan berlangsung selama hampir lima jam.

LeJ, yang akarnya berada di jantung provinsi Punjab, memiliki sejarah dalam melakukan serangan sektarian di Balochistan, khususnya terhadap minoritas Syiah Hazara.

Pakistan sebelumnya telah menuduh LeJ berkolusi dengan Al-Qaeda.

Baca Juga: AS Tutup Wilayah Udara Venezuela

Tahun lalu, pihak berwenang melancarkan tindakan keras terhadap LeJ, terutama di provinsi Punjab.

Malik Ishaq, pemimpin kelompok itu, tewas pada bulan Juli 2015 bersama 13 anggota pimpinan pusat. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Krisis Pangan di Sudan Meluas, 21 Juta Jiwa Terancam

Rekomendasi untuk Anda