Berlin, MINA – Sebuah kelompok Muslim di Jerman telah mengumumkan untuk memberikan penghargaan kepada dua korban serangan rasial – Mevlüde Genc dan Farid Ahmed, untuk mengingatkan tentang meningkatnya rasisme dan Islamofobia di berbagai belahan dunia.
Penghargaan keberanian internasional dinamai Marwa el-Sherbini – yang terbunuh dalam serangan rasisme selama sidang pengadilan pada 2009. Sementara Genc, kehilangan lima kerabatnya dalam serangan rasial di Solingen Jerman 26 tahun yang lalu, Ahmed, kehilangan istrinya di serangan Christchurch baru-baru ini di Selandia Baru.
Penyelenggara penghargaan itu, Dewan Pusat Muslim di Jerman (Central Council of Muslims in Germany) mengatakan, pengharagaan itu ditujukan untuk menyoroti pengorbanan dan penderitaan para korban aksi dan serangan rasisme. Presiden Dewan, Aiman Mazyek mengatakan, ada kebutuhan untuk memerangi rasisme dan Islamofobia, dengan cara yang lebih kuat.
“Kami tidak akan pernah melupakan mereka yang terbunuh dalam serangan Islamofobia,” ujarnya seperti dilansir Daily Sabah, Senin (1/7).
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Dewan mengatakan, penghargaan akan diberikan untuk memperingati 10 tahun kematian Sherbini.
Seorang warga Jerman kelahiran Mesir, Sherbini (31 tahun) terbunuh pada 2009 dalam sidang banding di pengadilan di kota Dresden, Jerman, di depan suami dan putranya yang berusia tiga tahun.
Dia ditikam oleh Alex Wiensan seorang imigran etnis Jerman dari Rusia saat dia bersaksi dalam kasus kriminal untuk pelecehan verbal. Tampaknya konfrontasi awal antara korban dan pelaku terjadi karena dia mengenakan jilbab.
Pada 29 Mei 1993, empat orang berusia 16-23 tahun membakar rumah keluarga Turki di kota Solingen, Rhine-Westphalia Utara, Jerman, menewaskan lima orang dan melukai 14 lainnya.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Tiga dari penyerang dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, sementara yang lainnya 15 tahun.
Di Christchurch, Selandia Baru, setidaknya 51 jamaah Muslim dibantai, dengan banyak yang terluka, dalam serangan teror Islamofobia yang dilakukan oleh Brenton Harrison Tarrant, warga kelahiran Australia, di dua masjid pada Maret tahun ini. (T/R11/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun