Rakhine, 27 Jumadil Awwal 1436/18 Maret 2015 (MINA) – Jumlah korban tewas dalam kecelakaan feri pekan lalu di Myanmar Barat meningkat menjadi 61 orang, televisi negara melaporkan.
Laporan itu mengatakan, mayat 14 pria dan 47 wanita telah ditemukan sejauh ino, dan upaya terus dilakukan untuk mencari korban di kedalaman 30 meter (90 kaki) di bawah laut.
Surat kabar Myanmar Ahlin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan sebelumnya, Selasa (10/3) bahwa jumlah korban yang diketahui 169.
Feri yang dikelola pemerintah membawa lebih dari 225 penumpang ketika meninggalkan kota pesisir Kyaukphyu. Feri melakukan perjalanan sekitar 80 kilometer (50 mil) utara dekat Myebon di negara bagian Arakan Jumat malam ketika menghantam laut dan terbalik setelah dihempas gelombang.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Kecelakaan kapal akibat berdesak-desakan dan cuaca buruk merupakan kejadian biasa di delta sungai Myanmar dan daerah pesisir. Orang mengandalkan transportasi kapal karena biaya yang lebih murah dan sulitnya akses ke banyak daerah melalui jalan darat.
Sebelumnya, 10 orang tewas dalam kasus yang sama pada 2010 di kawasan Irraweddy, sementara 38 tewas pada 2008 di Yway.
Dalam beberapa tahun terakhir negara bagian Rakhine telah menjadi titik keberangkatan bagi ribuan rohingya/">Muslim Rohingya yang putus asa dengan menggunakan perahu kecil dan penuh sesak untuk menghindari penganiayaan, dan negara tujuan mereka adalah Thailand dan Malaysia.
Kekerasan komunal antara umat Buddha dan rohingya/">Muslim Rohingya menelan 200 orang tewas pada 2012.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Sementara itu 140.000 orang, terutama rohingya/">Muslim Rohingya, terjebak di kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak di sekitar Sittwe setelah kehilangan rumah mereka dalam kerusuhan.
rohingya/">Muslim Rohingya tidak diakui oleh pemerintah dan disebut sebagai “Bengali”, mereka sebagian besar dipandang sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
Arakan Project, sebuah kelompok hak asasi pemantau keberangkatan mereka, diperkirakan pada Oktober lalu sekitar 100.000 Rohingya diduga telah melarikan diri dengan perahu sejak 2012.
Banyak kapal yang hampir tidak layak pakai menyebrangi laut dan beberapa diketahui tidak pernah sampai di tempat tujuan.(T/P004/R01)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)