Seoul/Washington, 2 Rabi’ul Akhir 1437/12 Januari 2016 (MINA) – Pembom strategis Amerika Serikat (AS), B-52 Stratofortress, terbang di langit Korea Selatan pada Ahad (10/1), dalam kegiatan “unjuk gigi” empat hari setelah Korea Utara melakukan apa kata yang mereka katakan ujicoba bom hidrogen pertama.
B-52 meninggalkan Pangkalan AU Andersen di Guam pada Ahad pagi dan tiba di langit Osan, Provinsi Gyeonggi, pada siang hari, dipersenjatai dengan rudal nuklir dan bom “penghancur bunker” yang mampu membombardir fasilitas bawah tanah Korea utara, demikian menurut Seoul dan Washington, sebagaimana disiarkan Yonhap dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pembom tersebut terbang rendah melewati Pangkalan Udara Osan, diapit oleh dua jet tempur F-15 Korea Selatan dan dua F-16 AS sebelum kembali ke pangkalan, demikian laporan militer kedua negara.
Tindakan itu dilakukan sebagai bagian serangkaian interaksi militer setelah Korea Utara mengumumkan ujicoba nuklir pada Rabu lalu.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dua hari setelah ujicoba, Korea Selatan kembali melakukan siaran pengeras suara anti-Korea Utara di sepanjang perbatasan antar-Korea, yang dirancang sebagai agitasi lini depan tentara Korea Utara.
Korea Selatan sebelumnya telah melakukan siaran berisi kritik terhadap rezim Korea Utara – selain sinetron radio dan musik K-pop – setelah ranjau darat yang ditanam oleh Korea Utara mencederai dua tentara Korea Selatan di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Agustus lalu.
Siaran dihentikan setelah kedua belah pihak sepakat untuk meredakan ketegangan militer dan melanjutkan reuni anggota keluarga yang terpisah oleh Perang Korea 1950-53.
Korea Utara kemudian juga memulai siaran melalui pegeras suara, Jumat pekan kemarin, yang tampaknya ditujukan untuk mencuci otak penduduk Korea Selatan, menurut seorang pejabat militer Korea Selatan.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Pembom strategis itu merupakan bagian “payung nuklir” AS yang diberikan kepada sekutunya di kawasan Asia Timur Laut.
“Pengerahan lebih cepat daripada perkiraan tersebut boleh jadi menunjukkan tanda-tanda AS akan mengambil tindakan lebih keras jika Korea Utara melakukan provokasi lebih lanjut,” kata seorang pejabat militer Korea Selatan.
Para pejabat menyatakan B-52 memiliki kemampuan membom fasilitas komando militer Korea Utara dari lokasi sekitar 3.000 kilometer jauhnya dan membutuhkan hanya empat jam bagi AS untuk mengerahkan pembom itu dari pangkalan Guam ke Semenanjung Korea. (T/R07/R05)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)