Oleh: Ansaf Muarif Gunawan, Wartawan Kantor Berita MINA Islam
Alhamdulillah, umat Muslim telah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh. Dilanjutkan dengan shalat Iedul Fitri 1444 Hijriah, semua umat Muslim berbondong-bondong keluar rumah menuju tanah lapang untuk menghadiri salah satu sunnah Rasul, shalat Idul Fitri secara berjamaah dan mendengarkan khutbah.
Kita hirup udara segar yang menyehatkan badan dan menjernihkan pikiran, kita susuri gang-gang dan jalan-jalan bersama keluarga dan kaum muslimin sedunia. Tua dan muda, balita dalam gendongan, anak-anak, pemuda dan pemudi, bapak dan ibu, kakek dan nenek, dengan penuh kebahagiaan menggerakkan kaki mereka sambil mengagungkan asma Allah.
Kita berharap apa yang kita lakukan sebulan suntuk, mengisi siang dan malamnya dengan aktivitas yang melelahkan, menahan lapar dan dahaga, menahan pandangan sahwat dan lain sebagainya.
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Maka jangan sampai amal-amalan ibadah yang kita lakukan selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan jangan sampai berlalu begitu saja tanpa berbekas.
Selama satu bulan penuh banyak amalan-amalan yang kita lakukan, baik amalan wajib maupun sunnah. Meskipun waktu ibadah wajib yang hanya dilaksanakan sekali dalam setahun tersebut telah berlalu, bukan berarti anda berhenti untuk melakukan berbagai amalan sunnah.
Dengan berakhirnya bulan Ramadhan, umat Muslim justru harus lebih perbanyak amalan sunnah untuk menambah pahala. Konsisten dalam beribadah setelah bulan Ramadhan adalah hal penting yang harus diperhatikan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, menjalankan amalan secara terus menerus (konsisten) adalah sesuatu yang dicintai Allah.
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوْا مِنَ الْأَعْمَالِ مَاتُطِيْقُوْنَ، فَإِنَّ اللهَ لَايَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَادَامَ وَإِنْ قَلَّ
“Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis di atas bisa disimpulkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai seorang yang melakukan perbutan baik sesuai kemampuannya, dilakukan secara kontinyu atau terus menerus meskipun sedikit.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Selama sebulan penuh kita banyak melakukan amalan-amalan wajib maupun sunnah. Maka dengan demikian marilah amalan selama bulan ramdahan kita jaga dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari.
Dengan demikian apa yang kita lakukan selama satu bulan penuh tidak menjadi sia-sia. Ada beberapa yang harus kita lakukan secara konsiten selama bulan Ramadhan amalan wajib maupun sunnah:
- Menjaga shalat wajib lima waktu dalam sehari
Dalam hal ini yang harus kita perhatikan adalah menjaga shalat lima waktu.
Bagaimana pun keadaan yang kita alami, maka shalat wajib kita lakukan. Baik ketika sehat ataupun sedang sakit, dalam keadaan safar maupun bermukim.
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Shalat wajib yang lima waktu harus tetap dikerjakan, bagaimana pun kondisi kita. Tak bisa berdiri, boleh dengan duduk. Sakit terkena air, maka bertayammum pun jadi. Oleh sebab itu, janganlah sekali-kali kita meremehkan shalat, apalagi meninggalkannya.
Menjaga waktu shalat adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 238:
حٰفِظُوْاعَلَى ٱلصَّلَوٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ وَقُومُوْا لِلَّهِ قٰنِتِينَ (ابقراة[٢]: ٢٣٨)
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.”
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Selain itu shalat dapatlah dikatakan bagaikan kebutuhan jiwa seorang hamba, layaknya makan dan minum sebagai kebutuhan lahirnya. Sehari saja manusia tidak makan, maka badannya akan terasa lemas dan tidak berdaya. Demikian pula jika meninggalkan shalat, maka lemahnya jiwanya.
Makan adalah hajat manusia dan penopang kesehatan badannya. Kebutuhan jasmani terhadap makanan harus dipenuhi, sebagaimana kesehatan rohani pun harus dipenuhi, yakni melalui ibadah shalat.
- Zakat Fitrah
Hukum zakat fitrah ketika Ramadhan dalam Islam adalah wajib bagi Muslim. Artinya, ibadah ini harus dikerjakan oleh Muslim perempuan maupun laki-laki, anak bayi, dewasa, orang tua.
Zakat adalah pengeluaran bagian tertentu dari harta yang kemudian diberikan kepada asnaf atau golongan orang yang berhak menerimanya.
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir
Maka selepas bulan Ramadhan bisa kita biasakan dengan gemar bersedekah. Zakat fitrah mengajarkan kepada kita untuk menumbuhkan kepekaan sosial, peduli kepada sesama.
Zakat juga dapat menjadi sarana untuk bersedekah dengan memberi makanan kepada orang miskin. Artinya, membayar zakat adalah sebuah kebaikan.
Sedekah adalah merupakan perbuatan yang dicintai Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sedekah, salah satunya dalam surat Al-Baqarah [2]: 271.
إِن تُبۡدُواْ ٱلصَّدَقَـٰتِ فَنِعِمَّا هِىَۖ وَإِن تُخۡفُوهَا وَتُؤۡتُوهَا ٱلۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٌ۬ لَّڪُمۡۚ وَيُكَفِّرُ عَنڪُم مِّن سَيِّـَٔاتِڪُمۡۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٌ۬
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
“Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 271).
- Puasa wajib Ramadhan
Allah Subhanahu Wa Taala mewajibkan orang-orang yang beriman, baik laki maupun perempuan kalau sudah baligh wajib untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirma Al-Quran Baqarah [2]: 183.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Selama sebulan penuh kita diwajibkan untuk melaksana puasa Ramadhan. Karena kita sudah dididik oleh Allah melalui puasa sebulan penuh, maka bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan membiasa amalan puasa sunnah di bulan lain, seperti puasa Senin-Kamis, puasa daud, puasa ayamul bid, asyura dan lainnya.
Dari sekian banyak minimalnya kita bisa melaksanakan puasa Senin dan Kamis, sehingga puasa nilai-nilai puasa selama Ramadhan tetap utuh.
Terlebih sekarang kita berada di bulan Syawwal. Ada anjuran Rasulullah untuk melakukan amalan di bulan sayawwal yaitu: puasa Syawwal.
Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi
Puasa Syawwal memiliki keutamaan dengan kita melanjukan puasa enam hari setelah melakukan puasa sebulan penuh semala bulan ramadahan maka kita akan mendap puasa seperti satu tahun.
Puasa syawal setelah hari raya sangat dianjurkan karena bisa menghapus dosa satu tahun. Keutamaan dari puasa Syawal tersebut disebutkan dalam hadist di bawah ini.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر
Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh.” (HR Muslim).
Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan
Amalan Sunnah
- Mengakhirkan waktu Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka adalah amalan sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah dan para shabat. Namun di sini ada nilai yang berharga, yaitu menumbuhkan nila kebersamaan, bagaimana tidak, mungkin dihari biasa kita jarang makan bersama keluarga, tetangga bahakan orang lain. Dengan kita berada di bulan Ramadhan melalui amalan kedua sunnah tersebut melatih kita untuk berjamaah.
Dengan demikian apa yang kita lakukan selama bulan Ramadhan terutama melalui amalan sunnah sahur dan berbuka bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama makan bersama keluarga kecil kita. Mari kita usahakan makan berjamaah walaupun bersama keluarganya maupun dengan anaknya, agar kita dicatat oleh Allah salah satu makan yang bernilai ibadah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
وَاجْتَمَعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ يُبَارِكْ لَكُمْ فِيهِ
“Berkumpullah pada makananmu maka kamu diberkahi dalam makanan itu“. (H.R. Abu Dawud)
- Membaca Al-Quran
Al-Qur’an sendiri memiliki keistimewaan dalam bulan Ramadhan. Al Qur’an diturunkan di bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi umat manusia dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan batil)”.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Q.S. Al-baqarah [2]: 185.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَان
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan batil).”
Secara individual bayak umat Islam di bulan Ramadhan membaca Al-Quran, ada yang satu hari satu, dua, tiga juz dan lain. Bahakan di kota dan desa yang ada masjid, mushola manapun tidak sedikit dari mereka derdengar umat Islam yang mampu menghatamkan Al-Quran selama sebulan penuh.
Nah, nila-nilai Ramadhan bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam membaca Al-Quran. Maka bagi yang biasa menghatamkan Al-Quran tiga kali dalam sebulan Ramadhan, minimal di bulan lain kita bisa menghatamkan Al-Quran minimal satu kali dalam sebulan. Minimalnya ajak keluarga kita untuk membaca Al-Quran, suami, istri, anak, saudara kita, semoga amalan pelatihan di bulan Ramadhan bis akita aplikasikan.
- Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah amalan ciri khas dalam bulan Ramadhan yang dikerjakan pada malam hari. Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah muakkad atau sunnah.
Landasan hukum salat tarawih ini bersumber dari salah satu riwayat hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang menyebut salat qiyaamu Ramadhan (sebutan untuk salat tarawih) di bulan Ramadhan adalah sunnah. Berikut bunyi haditsnya,
“Dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala telah memfardhukan puasa Ramadhan atas kalian, dan mensunnahkan qiyamNya. Maka siapapun yang berpuasa dan berqiyas pada bulan Ramadhan atas dasar iman dan mengharap ganjaran dari Allah, dosa-dosa akan terampuni hingga ia seperti seorang anak yang baru dilahirkan oleh ibunya.” (H.R. Nasa’i).
Selain memiliki hukum sunnah muakkad, salat tarawih juga dianjurkan pengerjaannya karena mengandung keutamaan. Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menyebut dalam haditsnya, orang yang mengerjakan salat tarawih di bulan Ramadhan akan dijanjikan berupa ampunan dosa yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).
Tidak sedikit masjid dan mushola mereka melaksanakan shalat tarawih. Berbagai macam-macam, ada yang cepat, ada yang lambat dalam menunikan shalat. Namun kita tidak membahas itu, yang kita bahas adalah mereka di selama bulan Ramadhan berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat tarawih.
Maka minimalnya, bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan sholat duha, sholat malam, sunnah bakdiayah dan kobliyah.
Setelah kita mampu melaksanakan shalat tarawih sebulan penuh, maka jangan sampai selepas Ramadhan lepas juga shalat sunnah.
Itulah beberapa amalan selama Ramadhan wajib dan sunnah yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi amalan yang bisa kita lakukan.
Semoga kita mampu melaksanakan dengan konsisten atau terus-menerus. Amin ya Rabbal Alamin. Wallahu Alam Bisshawab
(A/R8/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)