Aden, 3 Syawal 1436/19 Juli 2015 (MINA) – Setelah pemerintah Yaman mengumumkan pembebasan kota Aden dari oposisi bersenjata Houthi, para menteri Yaman telah tiba di kota itu setelah mengasingkan diri di Arab Saudi.
“Kami tiba tadi malam,” kata Abdo al-Huzeifi, Sabtu (18/7), Al Arabiya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Huzeifi menambahkan, ia didampingi Menteri Transportasi Badr Basalma dan beberapa pejabat keamanan. Namun Huzeifi tidak mengatakan bagaimana delegasi mencapai Aden.
Tapi harian Arab Saudi Asharq al-Awsat mengutip seorang pejabat keamanan Saudi yang mengatakan, para pejabat Yaman terbang dari Riyadh ke Eritrea kemudian pergi ke Aden dengan perahu.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Menteri Yaman mengatakan, para pemberontak Houthi telah dipaksa keluar dari kota, kecuali beberapa kelompok yang terkepung karena menolak untuk menyerah.
“Pemerintah mengumumkan pembebasan provinsi Aden,” kata Wakil Presiden Yaman Khaled Bahah di Facebook-nya.
Tapi saksi mengatakan, pemberontak tetap mengendalikan distrik Al-Tawahi di kota pada Sabtu dan pertempuran sengit masih terus terjadi.
Milisi ibukota kedua Yaman itu, Perlawanan Rakyat, melancarkan Operasi Golden Arrow terhadap pemberontak sejak Selasa, didukung oleh bala bantuan baru yang dilatih dan dipersenjatai di Arab Saudi.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Koalisi negara Teluk pimpinan Arab Saudi juga terus melancarkan kampanye udara sejak 26 Maret.
Saat fajar pada hari Sabtu, pesawat koalisi mengebom konvoi pemberontak di timur Aden, menewaskan 25 milisi, kata seorang pejabat militer.
Aden adalah perlindungan terakhir bagi Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi setelah ia meninggalkan ibukota Sanaa awal tahun ini, ketika pemberontak mengambil alih pemerintah dan melancarkan serangan di mana mereka merebut banyak wilayah. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan