Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KPI Minta Siaran Ramadhan yang Mendidik

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 31 Maret 2016 - 21:44 WIB

Kamis, 31 Maret 2016 - 21:44 WIB

539 Views

kpi-300x190.jpg" alt="kpi" width="561" height="355" /> KPI minta siaran Ramadhan yang mendidik. (Foto: KPI)

Jakarta, 21 Jumadil Akhir 1437/31 Maret 2016 (MINA) – Jelang Ramadhan dua bulan lagi, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat meminta semua lembaga penyiaran dan rumah produksi serius mempersiapkan program acara khusus Ramadhan 1437 H pada awal Juni 2016 nanti selaras dengan semangat Ramadhan, yakni mendidik pemirsa.

KPI berharap acara yang dibuat lembaga penyiaran dan rumah produksi untuk Ramadhan mendatang selaras dengan konteks Ramadhannya,” kata Wakil Ketua KPI Pusat Idy Muzayyad dalam Sarasehan Ramadhan 2016 yang diselenggarakan KPI Pusat di kantor KPI Pusat, baru-baru ini.

“Siaran pada saat Ramadhan harus bermartabat, selaras dengan semangat Ramadhannya, menghibur sekaligus mendidik pemirsa,” tambah Idy kepada perwakilan lembaga penyiaran serta rumah produksi.

Apa yang disampaikan Idy sejalan dengan harapan publik yang menginginkan tayangan TV pada saat Ramadhan dapat memberikan manfaat dan kesan yang baik bagi mereka. Manfaat tersebut berupa ilmu agama yang baik, serta pesan moral yang positif hingga dapat menambah keimanan mereka, laman KPI menyebutkan.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Idy mengingatkan lembaga penyiaran dan rumah produksi tentang batasan atau larangan yang tidak boleh ditampilkan dalam siaran seperti candaan kasar, banyolan berlebihan, gerakan erotis dan mengeksploitasi bagian tubuh, pria berperilaku dan berpakaian kewanitaan, muatan yang mengarah kepada pornografi, muatan khilafiyah dan tema sensitif yang mengundang polemik, sisipan iklan niaga dalam adzan dan yang lainnya.

Idy juga menyampaikan KPI dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan memberikan penghargaan kepada program Ramadhan yang dinilai memberikan manfaat dan juga bermartabat.

Sementara itu, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengatakan, media memiliki peran besar dalam membentuk manusia yang berakhlak dan bermartabat. Isi siaran yang mengandung nilai-nilai baik akan memberikan kontribusi yang positif bagi mereka.

Sebaliknya, jika siaran tersebut berdampak negatif yang terjadi pada masyarakat yakni hal yang buruk.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Zulkarnain mengingatkan jangan sekali-sekali isi tayangan melakukan pelecehan terhadap agama dan negara. Menurutnya, pelecehan terhadap agama dan negara sangat dilarang. Jika hal itu terjadi, harus ada tindakan hukum terhadap mereka yang melakukan pelecehan.

“Tolong buat tayangan bernuasan agama jangan melecehkan dan jangan menyesatkan umat. Pokoknya, jangan main-main soal ini,” tegasnya.

Hal lain yang disoroti Zulkarnain yakni LGBT. Dia menilai segala bentuk promosi berbau LGBT tidak layak disiarkan di media atau lembaga penyiaran.

Sementara budayawan Agus Sunyoto mengatakan, lembaga penyiaran dan rumah produksi untuk lebih kreatif menciptakan tema-tema acara Ramadhan mendatang.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Hal ini dimaksudkan agar tayangan yang dihasilkan tidak hanya sekedar menghibur, tapi juga bernilai bagi pemirsanya.

“Pahami nilai-nilai agama secara luas, budaya, maupun nilai-nilai tradisional kita selama Ramadhan nanti,” imbuhnya. (T/P4/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Khadijah
Indonesia
Indonesia