Bengkulu, MINA – Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat (Dikpermas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Wawan Wardiana mengatakan, memberantas korupsi dengan menggunakan strategi pendidikan dan pencegahan membutuhkan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat.
“Upaya ini akan lebih efektif jika tokoh-tokoh terkemuka dalam masyarakat ikut terlibat, dan menyebarluaskan budaya antikorupsi melalui pendekatan nilai-nilai khas yang ada di tiap tokoh tersebut, “kata Wawan dalam keterangan tertulis, Selasa (5/9) di Bengkulu, demikian keterangan yang diterima MINA.
Ia menjelaskan, masih terus adanya korupsi di Indonesia tak mematahkan semangat KPK untuk terus bekerja memberantas korupsi melalui berbagai strategi.
“Sampai saat ini, korupsi masih dikatakan kejahatan yang luar biasa. Celah korupsi bisa dilakukan oleh siapa saja. Karena itu, KPK terus gencar memberikan pendidikan dan pencegahan antikorupsi yang tidak ada batasnya dengan mendekatkan diri kepada masyarakat,” jelas Wawan.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Wawan juga menyinggung, korupsi bukan hanya sekadar penggelapan dana saja. Korupsi di bidang politik, menjadi alasan KPK gencar mengampanyekan “Hajar Serangan Fajar” jelang Pemilu 2024.
Wawan mengungkap jika sekira 75 persen masyarakat masih terlibat dalam politik uang pada tahun 2019.
“Jika kita bedah lagi dari 75 persen, 82 persen di antaranya adalah perempuan. Karena itu, hadirnya tokoh masyarakat, tokoh perempuan, dan tokoh lainnya yang hadir di sini punya peranan penting cegah korupsi,” ucap Wawan. (R/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia