Jakarta, MINA – Indonesia berpeluang untuk mencetak wirausahawan baru yang menjalani bisnis sesuai tuntunan syariah.
Hal ini disampaikan Ketua Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Rachmat Sutarnas Marpaung saat berikan konferensi perss di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, pada Jumat (30/8). “Dengan tingginya jumlah penduduk muslim seiring pesatnya tren gaya hidup halal di tanah air,” katanya.
Ia mengatakan semakin membuka peluang Indonesia untuk mencetak wirausahawan baru yang menjalani bisnis sesuai tuntunan syariah.
“Kami berharap semoga pameran ini, tidak sekadar menjadi tempat berkumpulnya para pelaku usaha muslim semata, melainkan juga khittah (jalan) dalam melahirkan wirausahawan muslim yang menjalankan usaha berdasarkan ajaran Rasulullah SAW yang berbasis HTB, yakni Halal, Thayyib dan Barakah,” tutur Rachmat.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Sebagai pelaku usaha muslim, meski kerap menghadapi masalah regulasi, Rahmat Sutarnas Marpaung selaku ketua KPMI, melihat adanya komitmen dari pemerintah untuk membangun pondasi sistem ekonomi syariah melalui Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019 – 2024 yang baru diresmikan Mei 2019.
“Diharapkan dengan MEKSI tersebut, Indonesia bisa menjadi pemain utama sebagai produsen industri halal global pada 2024,” harapnya.
Karena itu, Rahcmat mengatakan, KPMI senantisa merangkul semua pihak untuk berkolaborasi menguatkan rantai nilai produk halal pada sektor potensial yang berdaya saing tinggi, seperti makanan, minuman, pariwisata, busana muslim, media, farmasi dan kosmetik.
Kemudian, penguatan sektor keuangan syariah, penguatan sektor UMKM sebagai penggerak utama rantai nilai produk halal, dan penguatan ekonomi digital terutama perdagangan (e-commerce) dan keuangan (teknologi finansial).
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen
Tak hanya wirausaha, Muslim Life Fest juga menyuguhkan berbagai wadah literasi menarik lainnya lewat 8 sektor produk halal, mulai dari sekolah berbasis islam, modest fashion, halal food, halal travel, sharia property, halal cosmetic, halal media dan bahkan startup berbasis syariah.
“Untuk kalangan muslimah, bisa bergabung dalam kegiatan hijabers gathering yang akan mengupas tuntas soal karya dan kreativitas muslimah dalam menghidupkan gaya hidup halal.
Ada pula “Job fair” bagi pencari kerja yang ingin menimba karir serta Pusat Jajanan Halal yang memungkinkan masyarakat untuk mengenal lebih dekat tentang makanan halal sekaligus sertifikasi kompetensi peracik makanan halal.
Bagi para orang tua yang ingin mengenal lebih dalam tentang pendidikan Islam yang berorientasi global, PULDAPIA menghadirkan Islamic Education Fair yang menampilkan lebih dari 50 sekolah berbasis Islam.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Muslim Life Fest menargetkan sekitar 50.000 pengunjung selama 3 hari pelaksanaan.
Dengan tiket masuk sebesar Rp25 ribu di hari Sabtu dan Ahad, pengunjung sudah bisa menikmati berbagai diskusi bisnis, kajian dan bahkan lomba dari pukul 9.00 hingga 21.00 WIB. Khusus hari Jumat, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk karena gratis.
“Melalui Muslim Life Fest, kami ingin para pelaku usaha muslim, pemerintah, komunitas dan masyarakat sama-sama bergandengan tangan dalam memperkokoh perkembangan ekonomi bangsa,” katanya.
Kami percaya bahwa Indonesia berpotensi menjadi pemain kunci ekonomi dan keuangan syariah global.” ujar Direktur Lima Events Deddy Andu. (L/R03/P1)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)