Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Krisis BBM Berdampak pada Pelayanan di Rumah Sakit Gaza

Rana Setiawan - Kamis, 17 Januari 2019 - 01:34 WIB

Kamis, 17 Januari 2019 - 01:34 WIB

4 Views

Pasien Palestina menjalani dialisis ginjal di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. [Foto: Ashraf Amra/Apaimages/MEMO]

Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (PCHR) memperingatkan situasi memburuknya pasien-pasien Palestina di Jalur Gaza akibat krisis kekurangan bahan bakar minyak (BBM) yang terus-menerus terjadi.

PCHR menyerukan Otoritas Palestina dan organisasi internasional untuk segera melakukan intervensi guna memastikan aliran cepat BBM yang dibutuhkan untuk pengoperasian generator pembangkit listrik di fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.

Menurut tindak lanjut PCHR, Rumah Sakit Bulan Sabit UEA di Rafah, selatan Jalur Gaza, mengumumkan pada Ahad (13/1), layanan kesehatan di sana akan berhenti dalam beberapa jam karena kehabisan bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan generator pembangkit listrik.

Direktur Rumah Sakit Bulan Sabit UEA, Waleed Madi, mengatakan bahwa kelanjutan dari krisis BBM mengancam berhentinya layanan kesehatan, termasuk operasi yang dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi di rumah sakit itu.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Perlu dicatat bahwa Rumah Sakit Bulan Sabit UEA adalah satu-satunya rumah sakit untuk layanan Kebidanan dan Kandungan di Kota Rafah.

Sementara Direktur Rumah Sakit Beit Hanoun, utara Jalur Gaza, Palestina, Jameel Suleiman memperingatkan bahwa generator pembangkit listrik di wilayahnya akan dimatikan dalam waktu dua hari ke depan sejak Selasa (15/1) karena kekurangan BBM.

Suleiman mengatakan dalam sebuah pernyataan kemarin, menipisnya BBM akan menyebabkan kelumpuhan total pada layanan rumah sakit, yang melayani sejumlah 340 ribu pasien di utara Jalur Gaza.

Rumah sakit Gaza membutuhkan 450 ribu liter bahan bakar per bulan untuk mengoperasikan generator selama pemadaman listrik yang berlangsung selama 8-12 jam sehari, menurut kementerian.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Pemerintah di Jalur Gaza, rumah bagi lebih dari dua juta orang, yang terus menderita di bawah blokade Israel selama satu dekade, telah berjuang mengatasi kekurangan listrik yang parah sejak 2006 lalu.

Menurut satu-satunya perusahaan listrik Gaza, jalur listrik membutuhkan sekitar 560 megawatt untuk memenuhi kebutuhan penduduk Palestina di sana.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, Ashraf Al-Qadra, Ahad, memperingatkan bahwa beberapa fasilitas dan layanan kesehatan akan berhenti di Jalur Gaza karena krisis bahan bakar akut. Hal ini juga dikarenakan ketidakmampuan Kementerian Kesehatan untuk memasok bahan bakar yang dibutuhkan oleh rumah sakit dan pusat kesehatan di Jalur Gaza.

PCHR menyatakan keprihatinannya yang mendalam tentang memburuknya kondisi kesehatan para pasien Palestina di Jalur Gaza.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Oleh karena itu, PCHR meminta Otoritas Palestina untuk memikul tanggung jawabnya dan segera turun tangan guna memastikan aliran bahan bakar yang dibutuhkan oleh fasilitas kesehatan di Jalur Gaza untuk meringankan penderitaan pasien di rumah sakit Jalur Gaza.

PCHR menyerukan koordinasi antara departemen Kementerian Kesehatan di Ramallah dan Gaza, dan memastikan hak atas kesehatan, termasuk standar kesehatan fisik dan mental tertinggi yang dapat dicapai

PCHR juga menyerukan kepada organisasi-organisasi internasional, termasuk badan-badan PBB yang khusus dalam intervensi untuk memberikan bantuan segera kepada sektor kesehatan yang akan menjamin kelanjutan layanan di semua fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.(A/R01/P1)

 

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Khadijah