Ramallah, MINA – Doctors Without Borders menyatakan, risiko krisis kelaparan dan kematian mengancam semua orang di Negara Bagian Darfur Selatan, Sudan barat daya, akibat penyakit kekurangan gizi.
Organisasi tersebut menyatakan dalam sebuah pernyataan resminya, melalui platform X, Rabu (25/12), anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui adalah yang paling rentan terhadap kekurangan gizi.
“Hanya sejumlah kecil orang yang selamat dari risiko kelaparan dan kematian yang disebabkan oleh kekurangan gizi di Darfur Selatan,” tambah lembaga kemanusiaan tersebut.
Dinyatakan bahwa mereka menyediakan pasokan makanan selama dua bulan untuk 6.000 pasien kekurangan gizi dan keluarga mereka, atau sekitar 30.000 orang.
Baca Juga: Pesan Natal Paus Fransiskus Kembali Serukan Gencatan Senjata di Gaza
“Kurangnya tanggapan yang memadai dari organisasi internasional, termasuk badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah membuat orang-orang kekurangan makanan yang cukup untuk dimakan, atau layanan medis yang memadai untuk mencegah kematian agar dapat dihindari, karena dampak perang mengerikan terus berlanjut,” tambahnya.
Organisasi tersebut menyatakan dalam pernyataannya bahwa Oktober lalu, 23% anak-anak di bawah usia lima tahun yang diperiksa di fasilitas yang didukung oleh Dokter Lintas Batas, di kota Nyala, ibu kota negara bagian tersebut, menderita kekurangan gizi parah.
Fokusnya adalah penyediaan makanan bagi orang-orang yang paling berisiko kekurangan gizi, yang terdaftar dalam program kekurangan gizi, atau yang menderita kondisi kesehatan lainnya.[]
Baca Juga: Sekjend PBB Khawatirkan Ketahanan Pangan Sudan yang Kian Buruk
Mi’raj News Agency (MINA)