Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Krisis Listrik Gaza Berkurang Setelah Konsensus Nasional

Zaenal Muttaqin - Rabu, 11 Oktober 2017 - 18:36 WIB

Rabu, 11 Oktober 2017 - 18:36 WIB

286 Views

Anak-anak Palestina membaca buku dengan cahaya lilin karena kekurangan listrik di Kota Gaza (Foto: AFP)

Gaza.png" alt="" width="947" height="500" /> Anak-anak Palestina menyantap makan dalam penerangan cahaya lilin karena kekurangan listrik di Kota Gaza.(Foto: PIC)

Ramallah, MINA – Otoritas Energi Palestina telah menyelesaikan sebuah rencana untuk mengurangi krisis listrik Gaza setelah Pemerintah Konsensus Nasional menangani Jalur Gaza, kata direktur otoritas energi Thafer Milhem, Rabu (11/10).

Dia menjelaskan, saat ini Gaza membutuhkan antara 400 dan 450 megawatt listrik, sementara hanya memiliki pasokan 147 megawatt, yang berarti defisit 70 persen. Rencana tersebut akan mengurangi defisit menjadi 50 persen dalam jangka pendek dengan meningkatkan pasokan menjadi antara 200 hingga 230 megawatt.

Milhem mengatakan kepada WAFA yang dikutip MINA, masalah listrik telah didiskusikan dari sisi keuangan, administratif dan teknis selama kehadiran utusan pemerintah Otoritas Palestina di Gaza pekan lalu dan sekarang sedang dibahas pada pertemuan delegasi Fatah dan Hamas di Kairo.

“Kami menemukan situasi yang sulit di Gaza dan di sektor energi pada khususnya, yang memberi pemerintah tantangan besar untuk secara radikal menyelesaikan masalah ini,” katanya.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Dia menjelaskan, agar rencananya berhasil, pemerintah harus dapat melaksanakan tugasnya di Gaza tanpa hambatan.

Pejabat energi tersebut juga mengungkapkan, jika perundingan rekonsiliasi berjalan sesuai rencana dan pemerintah Otoritas Palestina menjadi sepenuhnya bertanggung jawab di Gaza, defisit pasokan listrik akan berkurang dari 70 persen menjadi 50 persen dalam waktu singkat.

Tapi hal itu memerlukan rehabilitasi jaringan listrik, melibatkan dengan semua pihak untuk meningkatkan pasokan serta mereformasi sistem pengumpulan dan pembayaran tagihan agar sesuai dengan cara yang dilakukan di Tepi Barat. Selain itu juga perlu menemukan sumber keuangan yang akan dihasilkan dari pengumpulan tagihan dan sumber lainnya.

Rencana tersebut dilakukan dengan cara membeli 120 megawatt listrik dari Israel, yang saat ini mencapai 70 megawatt, meningkatkan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik Palestina menjadi 80 megawatt dari arus 50 megawatt dan meningkatkan pasokan yang dibeli dari Mesir dari arus 23 megawatt menjadi 30 megawatt. (T/B05/R01)

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda